"I fall asleep by the telephone it's 2 O'clock and I'm waiting up alone
Tell me where have you been? I found a note with another name
You blow a kiss, but it just don't feel the same cause I can feel that you're gone
I can't bite my tongue forever while you try to play it cool
You can hide behind your stories but don't take me for a fool
You can tell me that there's nobody else
You can tell me that you're home by yourself
You can look into my eyes and pretend all you want
But I know, I know your love is just a lie
It's nothing but a lie.."
***
Tuhan memang baik padaku. Hari ini Luke tidak masuk sekolah entah apa alasannya. Apakah karena Luke sedang mabuk? Haha pikiranku terlalu menuju kesana tapi aku berharap Luke baik-baik saja. Setidaknya Luke tidak benar-benar terkena sakit parah karena aku takut para gadis bakal sedih karena kehilangan satu cowok tampan yang sangat mereka kagumi. Hmm pikiran tidak jelas pun datang. Aku mencoba menenangkan diri dan menikmati kesendirian ini.
"Luke memang misterius. Dia tidak mempunyai teman disini."
Di kantin aku sempat mendengar ucapan-ucapan seperti itu. Semoga mereka tidak membicarakanku karena aku sama sekali tidak mengenal Luke. Tapi alangkah baiknya jika aku yang duluan mengajaknya bicara. Aku merasa kasihan padanya. Dia tampak diam walau terlihat cuek dengan keadaan. Apa mungkin Luke dipaksa kemari padahal dia tidak mau? Rasa penasaran itu mulai memenuhi pikiranku.
"Hari ini banyak yang membicarakan Luke. Ayolah Farah kau harus bicara padanya. Kau adalah orang pertama yang Luke perlakukan dengan baik. Jangan-jangan Luke tertarik padamu." Ucap Marie.
Aku masih mengingat kejadian yang sulit aku lupakan. Saat Luke membantu memasukkan barang-barangku yang jatuh dan aku sempat melihat jari-jarinya yang hanya karena itu membuat jantungku berdebar-debar. Bagaimana jika aku menatapnya dengan lekat dalam waktu yang lama? Apakah aku akan mati?
"Aku takut jika Luke meresponku dengan kata-kata yang tidak baik." Ucapku.
"It's okay setidaknya Luke mau meresponmu." Ucap Lily.
Aku terdiam sambil menatap Lily yang sedang makan lalu teringat sesuatu. "Lily apakah kau sudah punya pacar?" Tanyaku.
Karena pertanyaanku, Lily agak sedikit keselek. "Pacar? Oh jangan katakan hal itu lagi. I really really miss him!" Jawabnya sambil mengelap mulutnya.
Bahkan Lily sudah mempunyai pacar dan dia sama sekali tidak tertartik pada Luke. Sedangkan aku? Artinya, Lily bisa menjaga cintanya dan cuek akan kehadiran cowok lain. Aku ingin seperti Lily yang bisa menjaga cintanya walau selama ini aku berusaha menjaga cintaku pada Alex. Dua tahun dan itu bukanlah waktu yang singkat.
"Aku sangat mencintainya." Ucap Lily.
"Kau hebat bisa menjaga cintamu. Kau sama sekali tidak tertartik dengan cowok lain." Ucapku.
"Tidak. Justru kau lebih hebat dari aku. Aku baru menjalani hubungan dengannya selama lima bulan. Dan aku harus berpisah dengannya selama empat bulan. I can't stop thinking of him even though he always sends me messages. Sedangkan kau, kau bisa menahan rasa rindumu pada Alex." Ucap Lily.
Aku tersenyum masam. Aku memang sanggup menahan rasa rinduku pada Alex namun pada saat aku bertemu dengan Luke, semuanya terasa berbeda dan aku masih membenci diriku. Kalau aku benar-benar mencintai Alex, mustahil bagiku untuk tertarik pada cowok lain. Contohnya Lily. Dia sangat mencintai pacarnya. Apa karena hubungan jarak jauh ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer 2015
FanfictionTernyata musim panas di London tidak seindah yang aku bayangkan, begitu pikir seorang gadis bernama Farah yang di kirim ke London untuk belajar disana selama musim panas. Tentu saja Farah tidak membuang kesempatan besar itu, juga di London dia bisa...