Kicauan burung gereja terdengar indah di telinga, semilir angin pagi yang lembut membelai kulit dua anak manusia yang masih diam tak berkutik. Suara batuk yang sengaja dikeras-keraskan lah yang akhirnya menyeret keduanya kembali ke dunia nyata.Anak perempuan itu langsung bangkit dan menunduk meminta maaf. "Sorry," katanya dengan suara lembutnya.
"Harusnya kamu bilang makasih, 'kan?" protes Loki dengan wajah arogan khasnya sambil berkacak pinggang.
Anak perempuan itu menengadahkan kepalanya, menatap mata coklat tua Loki, tercengang. "Huh? Gimana?"
Wajah anak itu tidak dapat dijabarkan. Perasaan aneh, bingung, dan banyak perasaan lain yang tidak bisa diungkapkan bahasa indonesia tercetak di paras cantiknya.
Loki masih menatap anak perempuan itu merendahkan. "Terima kasih. Itu 'kan yang seharusnya kamu bilang," ujarnya dengan angkuh.
Darah panas tiba-tiba memenuhi kepala anak perempuan itu. Dia menyisir rambut hitam sebahunya ke belakang. Sebal karena pagi-pagi sudah bertemu dengan orang yang tidak tahu malu.
"Kalau gitu seharusnya kamu juga bilang maaf dong!" Seru anak itu menatap Loki meninggi.
"Lho, saya kan minta kamu bilang makasih kok malah jadi saya yang minta maaf?" tanya Loki tidak terima, suaranya tiba-tiba naik setengah oktaf.
Ketika sang anak perempuan berniat untuk menimpali, Odin sudah melerai keduanya. Bisa gawat kalau mereka dibiarkan adu mulut, bisa telat mereka ke sekolah.
"Udah deh, Ki," perintah Odin yang menatap Loki tak terbantahkan. "Dan untuk nona, maafkan adik saya ya," pintanya sambil tersenyum pada gadis itu.
Gadis itupun mengangguk, menerima permintaan maaf sang kakak. Kemudian merekapun melanjutkan perjalanan menuju sekolah.
-oOo-
Waktu makan siang sudah datang dari sepuluh menit yang lalu dan Purwawisesa bersaudara sudah duduk di salah satu spot yang seolah hanya milik mereka. Sambil menikmati jajanan kantin yang harganya dapat dijangkau, mereka berbincang dan tertawa bersama.
"Tante jahat ya! Masa kita disuruh beresin rumah!?" seru Loki manja. Dia mengerucutkan mulutnya sebal.
"Tapi kita juga kan salah, kak," bela Ve yang merasa bersalah.
Odin mengelus lembut puncak kepala Ve dengan sayang. "Tuh Loki denger. Ve aja ngerti masa kamu enggak?" sidir sang anak pertama.
"Ah terserahlah! Aku mau beli teh g*las dulu!"
Loki pun bangkit dari duduknya dan menghampiri bibi kantin. Membeli segelas teh bermerek dan beberapa permen.
Sambil melangkah dengan tenang Loki kembali memikirkan rencana yang akan dia lakukan untuk bolos pelajaran. Pelajaran pertama dan kedua dia berhasil keluar dengan mudah, nanti juga pasti tidak akan ada masalah~
BRUK!
Tubrukan kecil terjadi. Hari ini rasanya sudah dua kali Loki bertabrakan dengan seseorang. Ketika Loki berniat untuk minta maaf—matanya menangkap sosok yang dikenalnya.
Ketika tatapan mereka bertemu, ekpresi horror lah yang terlukis di wajah keduanya.
"Kamu... lagi!?"
ESTÁS LEYENDO
A Little Story About Me, You, You, and You!
Ficción GeneralKemana kita harus mencari ketika semuanya mulai kabur dan abstrak? Bagaimana kita bisa melupakan saat setiap sudut kota ini adalah kenangan? Merasa hangat karena bayangan yang semu dan dibutakan oleh kerinduan. Haruskah kita bersikukuh atau menyerah...