Calvin menatap kalender yang posisinya sudah berubah dari posisi awal. Pada tanggal 25 terdapat lingkaran pena berwarna merah. Calvin yang melingkarinya, tanggal itu adalah tanggal yang istimewa baginya dan tanggal yang selalu ditunggu-tunggu.Ulangtahun Ina
Begitulah kalimat yang terdapat di catatan acara kalender tersebut.
Calvin mengerucutkan bibir, keningnya berkerut, dan matanya masih menatap nyalang tulisan tinta merah itu.
Besok adalah hari ulangtahun Ina, dan Calvin belum menemukan kado untuk Ina. Karena, demi rumput yang bergoyang! Calvin sudah kehabisan ide. Dari usia lima sampai usia enam belas, sudah banyak kado yang ia beri untuk Ina. Mulai dari boneka barbie dengan rambut warna ungu -karna Ina suka warna ungu dan meminta semua serba ungu, sampai sepatu sport pun sudah ia berikan untuk Ina.
"Bun, Buuun ...," Calvin menggoyang-goyangkan lengan ibunya. "Cal bingung, Bun."
Sarah menghentikan aktivitas bermain game yang ada di gadget Calvin lalu menatap anak semata wayangnya. "Kenapa, sih?"
"Temeni Cal ke mall, yuk."
"Bunda lagi sibuk," tolak Sarah dan kembali kepada aktivitasnya. "Kalo misalnya mati, Bunda potong uang jajan kamu ya."
Mendengus sebal, Calvin menyesal karena telah memberitahu mengenai game tersebut kepada ibunya.
"Lagian, kaya cewe aja mainnya ke mall," lanjut Sarah tanpa repot-repot mengalihkan pandangan.
"Bunda, ih suka gitu," gerutu Calvin manja. "Cal mau beli kado, Bun. Besok 'kan ultahnya Ina."
"Masa, sih?" Sarah mengambil kalender di samping sofa. Lalu memasang ekspresi yang Calvin sendiri bingung menjelaskannya. "Ke mall ya, sekarang!"
Cal memutar kedua bola matanya sebal. Sebenarnya anak bunda itu, Calvin atau Calvina? Kenapa setelah menyebut nama Ina bunda langsung berubah pikiran.
Tapi tidak dipungkiri kalau setelahnya Calvin tersenyum penuh senang. Akhirnya, ibunya luluh juga. "Nah, gitu dong dari tadi, Bunda Cantik," ucap Calvin mengedipkan sebelah matanya lalu mencium pipi Sarah.
"YA ALLAH MATI KAN!" Sarah menatap gadget dengan penuh kekesalan. Mendengar itu, Calvin langsung mengambil seribu langkah dan berlari menuju kamarnya.
"CALVIN AWAS KAMU YA UANG JAJAN DIPOTONG!"
*****
"Cal, kemana aja, sih?" sambar Calvina langsung ketika telepon tersambung tanpa mengucapkan salam dan tidak peduli dengan reaksi seseorang yang diteleponnya.
"Cal kemana aja sih bla bla bla...," Calvin membuat suaranya seperti perempuan mengomel. Mengikuti apa yang diocehkan Ina barusan.
Ina mengerang kesal. Calvin memang cowok sinting bin gila. "LO TUH YA!"
"Aku kenapa, sayang?"
"Najis, amit-amit, jijik gue sama lo."
"Mau dong dicium."
"Suka-suka Cal aja, ngomong sampe puas!" Ina mendesis membuat Calvin tertawa di seberang telepon.
Walaupun Ina tidak bisa melihatnya, tapi dia bisa mendengar suara tawa yang terdengar seperti ledekan. Karena Ina yakin, Cal pasti sengaja meninggikan suara tawanya.
ŞİMDİ OKUDUĞUN
Calvin & Calvina
Teen Fiction"Ina memang cantik, tapi sangat disayangkan dia agak sedikit gila. Kalau kalian ingin tahu tentang kehidupan artis hollywood, tanya aja sama Ina, dia tau segalanya. Ina suka kopi, sama seperti gue." -Calvin Rafandra Putra "Ina suka senyum Cal, Ina s...