C&C - (7)

95 8 1
                                    



Adanya masalah-masalah kecil dalam persahabatan Cal dan Ina memang sudah biasa; adu argumen, kemudian tidak ada percakapan antara mereka hingga akhirnya kembali seperti semula dengan begitu saja. Tapi kali ini, setelah dua hari tidak saling bertegur sapa, dan semenjak hari itu Ina kira semuanya akan berjalan kembali seperti semula alih-alih berlanjut ke hari berikutnya.

"Bunda, Cal mana?" tanya Ina pada Sarah begitu sampai di rumah Cal. Sarah yang tengah menyiram tanaman, langsung membalikkan badannya saat mendengar suara Ina.

"Eh Ina, udah lama ya nggak keliatan sama Bunda."

Padahal tadi pagi mereka saling sapa. Memang terkadang Bundanya Cal sedikit berlebihan.

"Iya hehe." Ina nyengir. "Oh iya Bun, mana Cal nya?"

"Ada tuh lagi nyupir." Bunda memperbaiki letak kerudungnya yang sedikit berantakan. "Kamu masuk aja."

"Bunda ada-ada aja, masa nyupir di dalem rumah."

"Udah, masuk aja sana." Bunda tertawa geli sambil mendorong kecil bahu Ina untuk memasuki rumah bergaya minimalis itu.

Jujur saja, Ina tidak dapat menahan tawanya begitu melihat Calvin Rafandra Putra berdiri di depan tempat pencucian piring. Yang Ina yakini pasti diiringi dengan gerutuan-gerutuan berupa protes yang tak dapat tersampaikan.

"Kayaknya lo cocok jadi asisten di rumah gue," celetuk Ina yang sekarang hanya melihat punggung tegap milik Calvin. Cowok itu menoleh dengan sedikit kaget, kedua matanya melebar.

"Lo ngapain ke sini?" tanyanya sengit.

"Ih, jutek amat. Biasa aja dong, bray!" Ina menepuk bahu Cal terlalu kuat. Tangan jailnya dengan sengaja mencipratkan air ke wajah cowok yang tengah membilas piring itu.

"Astaga Ina gue lagi gak mau berantem ya," desis Cal hampir tak dapat didengar namun terdengar tajam. "Udah lo duduk aja sana."

"Ina kan cuma mau bantuin." Ina mengerucutkan bibirnya. "Sukur-sukur gue mau bantuin, malah kena omel."

"Yang ada gue kena omel bunda karena piringnya pecah gara-gara lo. Udah deh, duduk manis aja sana," perintah Cal dan akhirnya Ina menuruti.

Entah sudah menit keberapa, yang jelas Ina sudah mati kebosanan karena menunggu Cal. Pekerjaan yang tengah dilakukannya dari tadi tidak juga selesai, padahal Ina sudah menghabiskan satu batang cokelat yang diambilnya dari kulkas di rumah ini.

"Cal, lama banget sih?" tanya Ina tidak sabaran.

"Iya sabar ini lagi disusun piringnya," jawab Cal sambil menyusun piring di tempat penyimpanan alat dapur.

"Jadi cowok kok lambat," desis Ina sepelan mungkin.

"Lo ngomong apa?"

"Ha? Nggak kok, gak ada," Ina memamerkan deretan gigi atasnya. "Cal udah mandi belum?" tanyanya.

Calvin menggeleng.

"Ih kok belum sih?"

"Ya emang kenapa, Na?" tanya Cal setelah selesai mengelap kedua tangannya. Fiuh, akhirnya hukuman dari bunda sudah selesai dia kerjakan. "Hari minggu juga," sambungnya.

"Yah Ina kan bosen, Cal," rengek Ina.

"Terus?"

Yayımlanan bölümlerin sonuna geldiniz.

⏰ Son güncelleme: Dec 29, 2016 ⏰

Yeni bölümlerden haberdar olmak için bu hikayeyi Kütüphanenize ekleyin!

Calvin & CalvinaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin