You still remain there just the same.
*****Chen kembali membuka matanya, hari ini ia akan kembali ke dunia menemukan Wendy. Berusaha mengingat apa yang terjadi, alasan ia pergi ke Neverland.
Seulgi muncul. "Kau siap?" Tanya Seulgi tiba-tiba yang membuat Chen hampir saja terjatuh dari kasur gantungnya.
"gosh, Seulgi, tak bisakah kau tak mengagetkan aku untuk sekali saja." Ketus Chen.
"Maafkan aku." Seulgi tersenyum kecil kearah Chen sebagai tanda maaf.
Chen mengambil buku biru itu dan memasukannya kedalam tas. "Apa dia akan mengingatku?" Tanya Chen, gugup. Ia tidak tahu sudah berapa lama ia ada di Neverland.
"Kau tidak akan pernah tahu." Balas Seulgi.
Berangkatlah mereka ke dunia, ke kota dimana Chen terakhir meninggalkan jejak. Seoul.
"Quick question, menurutmu dimana kau akan menemukan Wendy?" Tanya Seulgi lagi
"Aku tak ingat apapun. Sepertinya kita harus mengelilingi daerah tempat tinggalku." Jawab Chen tak yakin dengan keputusannya.
"Kenapa tak mencari di sepanjang jalan dari tempat tinggalmu ke sekolah, mungkin ia ada di suatu tempat di jalan itu." ucap Seulgi.
Akhirnya mereka terbang dan mencari Wendy dari atas. Tubuh kecil Wendy terlihat sedang melayani seseorang di depan sebuah cafe. Chen tersenyum kecil, tak ada yang berubah dari Wendy, hanya saja sekarang ia terlihat lebih dewasa.
"Apa yang kau tunggu?" tanya Seulgi.
"Aku tak yakin Wendy akan senang melihatku." Balas Chen. Ada kekhawatiran disana.
"Yang benar saja. Tentu saja ia akan senang melihatmu , bodoh. Sudah berapa lama kalian tak bertemu sama lain?" Kalau saja ukuran tak menghalanginya mungkin saja saat ini Seulgi sudah memukul kepala Chen.
"Ok, ok. Aku akan kesana." Ia turun dan berjalan kearah cafe itu.
"Wendy." Panggilnya pelan.
Wendy menoleh denga kedua alis terangkat, kedua tangannya reflek terangkat ketika melihat siapa yang ada di hadapannya.
"C-chen?" Hanya itu yang keluar dari mulutnya.
"Apa kau sedang sibuk?" Tanyanya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
Wendy masih saja diam. Ia berulang kali mengedipkan matanya. "K-kau-" Wendy langsung memeluknya dan menangis dipelukan itu.
"H-hey, kenapa kau malah menangis?" Tanya Chen, kaget dengan semuanya.
"Bodoh, kau dari mana saja. Kau bahkan tak mengatakan apapun setelah malam kelulusan." Wendy sedikit memukul dada Chen.
"Sud-"
"Itu 6 tahun yang lalu bodoh!" Balas Wendy, tangisnya malah semakin keras.
"Tunggu, APA?!" Chen membulatkan kedua matanya "en- enam tahun?!" Seulgi harus menjelaskan semuanya.
Wendy melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya. Chen memegang kedua pundak Wendy dan menatapnya, senyum itu muncul di wajahnya. "Kau selesai jam berapa? Aku ingin membawamu pergi ke suatu tempat."
"Shift ku sebentar lagi selesai." Jawab Wendy di sela tangisnya. Tapi senyuman Wendy kembali muncul di wajahnya.
Melihatnya kembali tersenyum begitu menenangkan, apalagi mengingat kalau Wendy masih sama seperti yang ia ingat di dasar memorinya. Cengeng, tapi periang, mudah marah tapi akan selalu memaafkannya dan satu lagi ia masih sama cantiknya seperti dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Peter Pan | CHENDY
Fanfiction"Melihat Ke belakang memang sulit, tapi aku tidak menyesalinya. karena aku kembali menemukanmu yang telah lama hilang di dasar memoriku."