five

703 102 3
                                    

At that place, you and I are smiling at each other
*****

Hari ini, Wendy memilih untuk mengambil cutinya dan pergi keluar bersama Chen, ia terlalu merindukannya.

"Kita mau pergi kemana?"

"Aku dengar ada 'replika' neverland di Incheon." Kata Chen.

Wendy tertawa, Chen benar memiliki selera berbeda. Lagi pula ia ingin mengingat dan mengulang yang terjadi di Neverland bersama Chen.

"Baiklah, melihat ekspresimu," Chen mengerutkan bibirnya. "Aku akan mengikutimu saja." Wendy sekali lagi tertawa.

"Tak apa, aku ingin melihat 'Neverland' itu." Wendy tersenyum manis kearahnya.

"Ok kalau begitu. Ayo kita ke stasiun." Chen mengenggam tangan Wendy dan mengajaknya pergi. Wendy hanya bisa tersenyum.

Di perjalanan tak ada habisnya Chen mengatakan kalau ia menyesal tak mengingat Wendy, betapa senangnya ia bisa bersama dengannya lagi setelah sekian lama dan betapa tenangnya ia ketika mengetahui kalau Wendy tak marah padanya.

Sampai di stasiun, Chen dan Wendy segera duduk di ruang tunggu dekat dengan peron. "Kau mau aku membelikan roti? Kau belum makan apa-apa sejak pagi." Tanya Chen.

"Aku baik-baik saja Chen, tak perlu khawatir." Ia menujukan senyum andalannya lagi.

Kalau Chen bisa meleleh mungkin saat ini ia sedang meleleh karena kehangatan yang terpancarkan dari senyuman Wendy.

Kereta yang mereka tunggu akhirnya tiba. Mereka langsung masuk kedalam. Chen membiarkan Wendy duduk. Tapi, Wendy segera bangkit ketika melihat seorang nenek yang kebingungan mencari kursi. Chen tersenyum melihatnya.

Tanpa sengaja Wendy sedikit tersandung dan berakhir sangat dekat dengan Chen. "Itu salah satu alasanku mengapa aku menyukaimu." Bisiknya. Kedua pipi Wendy terasa panas dan mulai memerah.

"Apa? Ceroboh?" Tanya Wendy.

"Bukan itu bodoh, kau baik hati." Balas Chen.

Kedua pipi Wendy lebih memerah sekarang. Wendy memukul pelan dada Chen, ia sangat malu saat ini.

"Kenapa kau begitu manis, Wendy-ya?" Tanya Chen sambil tertawa kecil.

"Y-ya." Balas Wendy.

Wendy mendorong Chen menjauh. Tapi Chen menahannya. "Kau malu ya?" Canda Chen.

"Menurutmu?" Kali ini Wendy menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Berhenti seperti itu, kalau kau mau aku berhenti mengatakan kalau kau manis." Chen menurun kedua tangan Wendy.

Mata Chen penuh kehangatan dan kerinduan. Bahkan Wendy merasa ia bisa tersesat di kedua bola mata indah itu. Momen itu terhenti ketika pintu kereta terbuka, dan membuat mereka sadar kala ini adalah tempat yang mereka tuju.

Mereka segera keluar dan berjalan keluar stasiun. Tangan keduanya kembali menyatu dan Chen menuntun Wendy berjalan ke mall yang mereka ingin tuju.

Beberapa kali mereka menatap satu sama lain, postur tubuh Chen yang sedikit lebih tinggi membuat Wendy harus sedikit mengangkat kepalanya untu melihat wajah Chen.

Senyuman mereka, senyuman yang sama seperti 6 tahun lalu yang penuh cinta.

Peter Pan | CHENDYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang