Satu

1.1K 11 0
                                    

Jakarta malam Minggu ini agak sedikit berbeda dari minggu lalu, sisa hujan tadi sore masih menyisakan bau tanah yang terkena guyuran air hujan.

Sebenarnya hujan sore tadi tidak begitu deras, namun hawa dingin dengan langit yang gelap membuat para warga ibu kota untuk enggan berpergian kemana-mana.  

Berbeda dengan Tera, ia segera memakai sepatu converse hitamnya dan berkaca sebentar merapihkan ikatan rambutnya. Senyumannya ia ulas diwajah manisnya, setelah memastikan bahwa sudah tidak hujan Tera segera melangkahkan kakinya keluar kamarnya.

“Loh, kamu jadi pergi Ra??” Tanya Mamanya ketika melihat Tera keluar dari kamarnya yang sudah siap untuk pergi.  

Tera hanya nyengir kuda kearah Mama dan Papanya, “Iya Ma… Tera pergi dulu ya… Dah Ma, Pa…” Pamit Tera lalu berlari kecil keluar dari rumahnya.

Sudah menjadi kebiasaan bagi Tera setiap malam Minggu ia mengunjungi pasar malam yang tidak jauh dari rumahnya. Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai di tempat tujuannya.

Tera segera mencari wahana favoritnya. Bianglala. Sejak kecil Tera sudah menyukai wahana tersebut, entah karena nama Bianglala menjadi bagian namanya atau karena ia mempunyai alasan sendiri.

Raut wajah Tera berubah ketika sampai tepat di depan wahana favoritnya. Raut wajah kecewanya terlihat jelas sekali, beberapa kali dia menggerutu dan menarik nafasnya berat lalu menghembuskannya dengan cepat.

Ya, wahana favoritnya sedang tidak beroperasi sudah jelas tidak ada lampu kelap kelip yang ia bayangkan.

“Mesinnya mogok neng.” Ujar penjaga wahana bianglala itu yang melihat raut kekecewaan di wajah Tera.
Tera hanya tersenyum datar namun masih menatap kosong bianglala itu dengan tatapan sayu seperti anak kecil yang tidak dibelikan mainan.

“Besok ada lagi kok neng. Pasar malamnya sampe minggu depan.” Ujar penjaga wahana itu lagi yang sepertinya tau jika Tera sedikit kecewa karena wahana favoritenya tidak beroperasi.

Mata Tera melotot senang mendengar ucapan penjaga bianglala itu, “Serius Pak??? Yaudah, kalau gitu saya sekarang pulangnya tenang deh. Kan biasanya Cuma dua minggu sekali pasar malamnya.” Jawab Tera panjang sambil tersenyum lebar ketika mendengar berita jika pasar malam sampai minggu depan.

“Heii….” Sapa Reno sahabat Tera sejak SMA dari belakang ketika Tera hendak meninggalkan wahana bianglala tersebut.

“Reno!!!” Sambut Tera dengan sumringah dan mata berbinar. Reno ikut tersenyum hangat mendapat sambutan dari Tera,

“Mesinnya rusak ??” Tanya Reno sambil menunjuk kearah bianglala tadi.

Tera mengangguk cepat dengan bibir sedikit manyun, “Iya… Tapi kata bapaknya tadi pasar malemnya sampe minggu depan. Jadi gue bisa deh kesini kapan aja.” Jawab Tera dengan girang.

Reno hanya manggut-manggut mengerti, “Jadi ini mau kemana??” Tanya Reno sedikit gugup.

Tera memicingkan matanya berfikir sejenak, “Pengennya sih langsung pulang, tapi setelah ada lo disini gimana kalau kita makan es krim bareng. Lo lagi nggak sibuk kan???” Ujar Tera dengan bersemangat.

Reno terkekeh mendengar ajakan Tera, “Udah gue tebak, lo pasti mau ngajakin makan es krim. Ayo deh…” Jawab Reno sambil merangkul Tera santai.

Tera nyengir lebar, “Berangkat Bosss!!!” Seru Tera semangat, “Tapi lo nggak ada latihan renang Ren ??” Tanya Tera mengingat Reno adalah seorang atlet renang.

Reno menggeleng lalu mengacak-acak rambut Tera asal, “Enggak Jantera… Makanya gue bisa sampe sini nyamperin lo ke pasar malem.” Seru Reno dengan gemas.

Bianglala Story ⭐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang