Tujuh

252 8 0
                                    

Reno memarkirkan mazda cx-5 merahnya di depan rumah Tera. Sebenarnya jantungnya berdebar karena ini pertama kalinya lagi untuk bertemu dengan Tera. Reno menarik nafasnya dengan berat, sebenarnya ia sedikit ragu untuk menemui Tera, tapi perasaannya sendiri memaksa untuk menemui gadis itu.

Reno turun dari mobil setelah ia mati-matian memastikan dirinya untuk turun dan yakin bahwa semuanya akan baik-baik saja.

"Tera ada Kak??" Tanyanya pada Nata yang kebetulan Nata yang membukakan pintu rumahnya.

Nata tersenyum ramah, "Ada di taman belakang, kamu samperin aja." Jawab Nata sambil menunjuk taman belakang yang menjadi tempat favorit Tera. Reno mengangguk lalu berjalan menuju taman belakang.

Dilihatnya Tera sedang duduk sambil memberi makan ikan di kolamnya. Reno menarik nafasnya berat untuk melangkah lebih maju kearah Tera.

"Hai Ra..." Sapa Reno dengan gemetar. Ada nada ragu yang terdengar di suara Reno, namun Reno masih mencoba menenangkan dirinya.

Tera menoleh kearah sumber suara yang ia dengar. Tidak lama Tera tersenyum hangat menyambut sapaan dari Reno, "Hai Ren. Duduk sini..." Ujar Tera sambil menepuk-nepuk bangkunya yang masih kosong.

Reno tersenyum lega, perlahan ia melangkah mendekati kearah Tera lalu duduk disampingnya. Ia menarik nafasnya berat, matanya menatap Tera yang masih tersenyum sembari memberikan makan untuk ikan-ikannya.

"Apa kabar Ra??" Tanya Reno kaku.

Tera terkekeh mendengar pertanyaan Reno, "Apaan sih lo kaku banget. Kayak udah setahun aja nggak ketemu." Sindir Tera.

Reno sedikit tertegun mendengar ucapan Tera, "Ya emang belum setahun sih Ra, tapi kan emang udah lama banget kita nggak ketemu." Jawab Reno lagi.

Tera tertawa kecil mendengar jawaban dari Reno, "Gue mau minta maaf soal waktu itu ya Ren. Harusnya gue lebih peka. Gue yang salah terlalu nyantai sama lo." Tutur Tera kemudian sembari menatap lurus-lurus dengan pandangannya yang kosong.

Reno menarik nafasnya berat, "Ra.... Gue juga yang salah. Mungkin gue nggak bisa utarain juga." Jawab Reno sambil menatap Tera dengan pasrah.

Belum sempat menjawabnya lagi ponsel jadul Tera berbunyi dengan suara nyaring. Sontak membuat keduanya kaget dan Tera tertawa keras mendengar ponselnya berbunyi.

"Jelek banget sumpah bunyinya." Tutur Tera sambil masih tertawa dia merogoh saku celananya lalu segera menjawab panggilannya.

"Halo..." JAwab Tera namun masih tertawa mengingat nada ponselnya tadi.

"Kok lo ngakak sih??" Tanya Dito to the point diseberang sana.

Tera masih tertawa lagi, "Gue masih ngakak sama suara hp gue Dit." Jawab Tera diiringi tawanya lagi, "Eh iya, kenapa lo telfon gue?" Tanya Tera.

"Dokter Indra satu jam lagi sampe Ra. Lo jadi mau kontrol ??? Kalau jadi, gue nggak bisa jemput lo. Sorry ya..." Ujar Dito dengan nada sedikit menyesal.

Tera tersenyum kecil, "Nggak apa-apa kok Dit. Gue bisa nanti naik taxi atau minta anter supir gue. Thank's ya Dit. Bye..." Ujar Tera dengan lembut lalu menyelesaikan pembicaraannya.

Reno berdehem pelan, "Elo mau pergi sama Dito Ra??" Tanya Reno dengan ragu.

Tera tertawa kecil, "Enggak Ren. Gue mau kontrol mata, Dito Cuma kasih tau kalau dokternya bentar lagi dateng." JAwab Tera dengan lembut.

Reno tersenyum kecil, "Boleh gue yang anter elo kan?" Tanya Reno menawarkan diri.

"Ya kalau lo nggak repot kenapa gue mesti nolak." Jawab Tera sambil tertawa kecil, "Gue ganti baju dulu ya." Ujar Tera lalu berdiri dibantu dengan tongkatnya.

Bianglala Story ⭐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang