Tiga

389 6 0
                                    


Tera kembali berjibaku dengan revisian makalah dari Pak Suwito. Seperti biasa, meja perpustakaan yang seharusnya bisa untuk berdua dia pakai sendiri. Menurut Tera juga jarang mahasiswa yang mengunjungi perpustakaan. Tera membolak balikan buku soal budaya Indonesia Potret Indonesia: Genealogi, Dinamika, Integrasi milik Leutika Prio. Tidak lama Tera menutup buku itu lalu menyerah dengan meletakkan kepalanya diatas buku-buku dihadapannya. 

Tidak lama Tera bangun dari istirahat singkatnya lalu kembali menghadapi notebook-nya. Rambutnya yang ia kuncir asal-asalanpun sudah mulai berantakan. Tera melirik jam tangannya, sudah jam 4 sore. Sebentar lagi ia akan pulang gumamnya dalam hati. Tera lebih memilih menghabiskan waktunya di kampus untuk menyelesaikan makalahnya ketimbang ia selesaikan dirumah. Karena menurutnya jika ia menyelesaikan di rumah ia harus berperang melawan rasa malasnya.

"Ra, lo belum balik??" Tanya Rida sahabat Tera yang langsung duduk di samping Tera.

Tera hanya tersenyum lebar, "Belum... Tanggung Da..." Jawab Tera lalu kembali mencari-cari modulnya.

Rida menggeleng-geleng melihat semangat Tera untuk merevisi makalah mata kuliahnya Pak Suwito, "Makalah ini aja semangat, apalagi nanti pas skripsi." Gerutu Rida sambil memainkan ponselnya.

Tera tertawa kecil, "Skripsi beda lagi Da. Kalau skripsi nggak kuat nanti gue juga bunuh diri." Celetuk Tera diiringi tawa dari mereka berdua.

"Yaudah yuk balik..." Ajak Rida sambil menarik tangan Tera merengek seperti anak kecil.

Tera merengut menatap Rida, "Nanti deh Da... 10 menit lagi ya... Lo mau duluan ya???" Tanya Tera sambil menatap kedua mata sipit Rida.

Rida mengangguk, "Iya.. Gue udah mau dijemput sama abang gue. Nggak apa-apa ya gue duluan." Pamit Rida dengan sedikit sesal.

Tera menggeleng lembut, "Nggak apa-apa kok. Yaudah lo duluan aja, sorry ya Da..." Ujar Tera dengan nada menyesal.

"Ahh, lo kayak kesiapa aja. Gue balik ya. Bye Tera..." Pamit Rida lalu mencium kedua pipi Tera. Belum melangkah jauh Rida kembali lagi ke bangku Tera, "Mau gue salamin ke abang gue nggak ??" Tanya Rida sambil menaik turunkan alisnya mengingat Tera sempat naksir kepada kakaknya Rida.

Tera mencubit pinggang Rida pelan, "Sialan lo. Nggak ah." Ujar Tera panik sedangkan Rida hanya terkekeh mendengar tolakan Tera setelah itu ia melangkah meninggalkan Tera.

20 menit setelah Rida pergi, Tera masih menghadapi revisi makalahnya. Tapi kali ini Tera sudah membereskan buku-bukunya. Tera mengambil ponselnya cepat ketika melihat ada panggilan masuk dari Dito.

"Kenapa Dit???" Tanya Tera sambil mengempit ponselnya antara bahu dan telinganya karena tangannya masih sibuk membereskan buku-bukunya.

"Masih betah di perpus??" Tanya Dito datar diseberang sana.

Tera mengerutkan alisnya, "Lo ada dikampus???" Tanya Tera datar.

"Hmmm.. Buruan keluar dari perpus. Gue lagi suntuk ni." Suruh Dito dengan nada malas-malasan.


"Iya... bentar lagi gue keluar. Tungguin. Eh, lo dimana ??" Ujar Tera sambil memakai tas ranselnya lalu menekan tombol merah di ponselnya mengakhiri pembicaraannya. Tera segera bergegas keluar dari perpustakaan kampusnya.

"Mbak Jantera..." Panggil Pak Dadan penjaga perpustakaan dari mejanya.

Tera menghentikan langkahnya, "Hadir Pak. Kenapa Pak??" Jawab Tera sambil tersenyum ramah ke Pak Dadan.

Bianglala Story ⭐Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang