Tera dan Dito keluar dari kapsul Singapore Flyer disambut oleh Reno. Reno tersenyum melihat keduanya. Dito masih membawa bunga mawar putih yang Reno berikan untuk ia berikan kepada Tera.
Dito mengembalikan bunga itu kepada Reno, "Kayaknya masih ada yang mau Reno sampein ke elo Ra..." Ujar Dito datar sambil mengajak Tera untuk berdiri disamping Reno.
"Reno..." Panggil Tera dengan suaranya yang sedikit sumbang.
"Eng... Ra..." Jawab Reno canggung.
"Tadi dia nyuruh kita duluan soalnya dia mau ngajak lo jalan-jalan ke Helix Bridge Ra.." Ujar Dito seenaknya, "Kalian pulang barengan aja ya. Gue harus ke Rumah Sakit buat lihat hasil CT Scan Tera tadi pagi." Pamit Dito dengan cuek lalu meninggalkan keduanya.
"Reno.." Panggil Tera lagi.
"Eh iya Ra... Ayo..." Ajak Reno yang menjadi canggung.
Keduanya berjalan menyusuri jembatan pejalan kaki itu, belum ada obrolan diantara keduanya. Reno masih membawa bungan mawar putih tadi. Ia bingung untuk memulai obrolannya dengan Tera kali ini.
"Jantera..." Panggil Reno pelan sambil menghentikan langkahnya dan memegang tangan Tera.
"Zerano..." Jawab Tera menyebutkan nama lengkap Reno sambil tersenyum.
Reno memberikan bunga mawar putih kepada Tera langsung peada tangan kanannya, "Buat elo Ra.." Ujar Reno dengan suara beratnya.
"Reno..." ujar Tera dengan bingung.
Reno menarik nafasnya lalu tertawa kecil, "Gue tahu Ra... Gue tahu Dito yang menang atas hati sama perasaan lo. Gue tahu, pada akhirnya gue dan lo nggak bisa jadi pasangan. Tapi Ra, gue Cuma pengen nunjukin perasaan gue ke elo kalau gue sayang sama lo. Mungkin gue terlambat buat bilang semuanya tapi seenggaknya biarin gue bikin perasaan gue lega karena udah nyampein ini." Jawab Reno dengan nada sedikit putus asa.
Tera terdiam.
"Mungkin gue dulu emang nggak peka atau gue nggak pernah kasih kode atau sinyal ke elo kalau gue punya perasaan yang sama buat lo. Gue minta maaf buat lo nunggu terlalu lama Ra, gue minta maaf buat semua sikap ketidak pekaan gue Ra dan gue minta maaf karena gue yang bikin dunia lo jadi gelap Ra, maafin gue yang buat semua mimpi lo hilang Ra, maafin karena gue yang bu—" Belum melanjutkan kata-katanya Tera memeluk Reno menghentikan semua ucapan Reno.
Reno hanya terdiam mematung menyambut pelukan dari Tera.
"Elo sama Dito yang memenangkan hati gue. Kalian berdua. Dan kalau pada akhirnya Cuma Dito yang jadi juaranya, lo tetep yang memenangkan hati gue pertama kali Ren... Jangan terlalu banyak minta maaf Ren... Semua yang terjadi di hidup gue emang udah takdir aja Ren. Bukan salah lo, bukan salah gue bukan juga salah Dito." Ujar Tera berbisik kepada Reno.
"Lo tetep yang terbaik Ren. Kalau pada akhirnya lo dan gue nggak jadi pasangan kekasih, seenggaknya kita bisa jadi pasangan untuk bertukar cerita Ren, apapun itu..." Sambung Tera lalu melepaskan pelukannya.
Tera menangkupkan kedua tangannya pada wajah Reno, "Janji sama gue, kalau lo yang bakal jadi orang pertama yang gue lihat saat gue udah bisa lihat lagi. Karena lo orang terakhir yang gue lihat waktu gue buta, maka dari itu lo harus jadi orang pertama yang ada dihadapan gue waktu gue bisa lihat lagi. Supaya lo yakin, kalau gue udah nggak apa-apa. Janji??" Tanya Tera dengan mata berkaca-kaca.
Reno menatap kedua mata Tera dengan teduh lalu memeluk gadis itu lagi, "Gue janji... Gue janji buat jadi orang pertama yang lo lihat lagi Ra. Gue janji Ra..." Bisik Reno dengan hangat perlahan ia mencium kening Tera dengan hangat. Setidaknya kini perasaan jauh lebih baik, jauh lebih lega setelah mengungkapkan semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bianglala Story ⭐
Teen FictionKadang hal yang paling menyakitkan itu adalah saling menunggu, saling mencintai, saling menyukai tapi tak ada yang berani mengungkapkan hingga tempat yang sudah teramat spesial digantikan oleh orang baru .