02

95 9 2
                                    

Suara tv terdengar cukup kencang dari luar, Dava sedang mencoba memfokuskan diri pada buku didepannya. Cuma pr perkalian matematika, tapi Dava merasa ini sulit dan butuh waktu lama untuk mengerjakannya. Ada satu suara yang lebih kencang dari tv, jelas ini bukan suara dari tv, suara siapa ini?

"DAVAAAAAAA"
"Kerjaiiin pr bareng yuuuuuuuk"
"DAVAAAAAAA"

Ah dia lagi! Keluh Dava dalam hati. Terdengar suara pagar dibuka, itu pasti mamanya yang membukakan pintu untuk anak kecil itu.

"Hei Faira, ada apa malem malem gini? Masuk dulu sini, angin malem gabaik untuk anak kecil" ucap tante Sivia.
"Mau kerjain pr sama Dava tante. dirumah mama sama papa pergi, aku cuma sama mbak. Gaenak. Sepi banget gaada temen" jelas Faira panjang lebar.
"Ooh oke oke Davanya ada dikamarnya tuh, kamu kesana aja. Kalo disuruh keluar pasti susah"
"Kamarnya yang mana tante?"
"Itu yang pintunya ada tempelan pesawat"
"Oooooh ini?" Faira berada di depan pintu kamar Dava dan tentu Dava bisa mendengar jelas suara Faira.
"Iya buka aja" jawab tante Sivia.

klek. Pintu terkunci.

"Kok gabisa ya?" Tanya Faira pada dirinya sendiri. Dava tertawa pelan membayangjan Faira yang kebingungan diluar.

"Ih ini gimana caranya"
"Kok gabisa sih"
"Ah pintunya rusak ya"
"Kasian dong Dava gabisa keluar"
"Dava? Coba buka dari dalem dong. Ini Faira."
"Dava gak denger ya? Pasti dia tidur"

Tawa Dava tidak bisa disembunyikan lagi, ia akhirnya membukakan pintu sambil muka yang merah matang karena menahan tawa sedari tadi.

"Maaf ya tadi aku kunci" ucap Dava sambil cekikikan.
"Oh jadi kamu sengaja ya? Jahat" jawab Faira dengan cemberut.
"Hahahaha iya maaf abis lucu kamu ngomong sendiri di depan pintu" Dava tertawa seakan tidak memiliki dosa.
"Ah yaudah deh. Aku sebel! Pulang aja ah" bentak Faira.
Sebenarnya Dava juga tidak ingin mengerjakan pr bersama Faira, tapi jika dibandingkan cara ia menerima Faira dirumahnya dengan cara Faira menerima ia dirumahnya tadi siang, rasanya Dava jahat banget ya? Akhirnya Dava mencoba untuk menerima dan memaksa moodnya untuk mengerjakan pr bareng Faira.
"Eh iya iya sini masuk, ayo kerjain pr" bujuk Dava. Tak disangka, Faira langsung tersenyum dan masuk sambil berlari dengan amat semangat, gampang sekali membujuk anak ini.

"Waaaaaaaaaaaaa kamar kamu serba item merah ya!" Faira terkagum dengan kamar Dava yang jelas sangat berbeda dengan kamarnya. "Kalo kamar aku, warnanya ungu biru, lucu deh, kapan kapan kerjain dirumah aku ya!" Ntah itu ajakan atau permintaan, tapi Dava merasa itu paksaan.

"Gausah makasih. Cepet kerjain yuk, abis ini kamu pulang" ucap Dava yang berusaha sehalus mungkin untuk menyuruh Faira jangan lama-lama berada disini.
"Ke..napa?" Sepertianya Faira sadar.
"Eh? Ummm maksudnya ini udah malem, biar kamu cepet pulang, siapin buat sekolah besok. Aku juga cepet tidur, besok sekolah" jelas Dava sedikit terbata.

"Oooh iya pasti" jawab Faira sambil mengangguk. Tiba tiba ia berjalan medekati tanggalan yang tergantyng pada pintu kamar Dava. "Ini hari sabtu kan?"
Oh tidak. Dava menggumam dalam hati. Sangat disayangkan namun benar ini adalah hari sabtu, dan siapa yang akan berskolah besok?

"INI SABTU DAVA HAHAHAHAHAH" teriak Faira girang sekali. "Kita bisa main sampe larut malam setelah ngerjain pr dan.. AKU NGINEP YAAAAAA"

HA? oh Dava tidak suka punya teman perempuan, Dava lebih suka menghabiskan waktunya sendiri tanpa diganggu siapapun. Jujur saja Dava sedikit terganggu punya tetangga seperti Faira. Belum lagi semua ajakannya yang amat-sangat-ingin-ditolak-banget dan terasa seperti paksaan.

"Boleh ajasih, tapi besok pagi aku mau pergi. Kamu harus pulang pagi pagi, gaenak kan? Mending kamu tidur dirumahmu aja" Dava berusaha membuat Faira berubah pikiran dan semoga saja mamanya tidak mengizinkan juga.
"Oh ayolaaaah, kita kan tetangga baru, gaada salahnya dong nyoba nginep dirumah tetangga baru? Perginya kapan kapan ajaaa gausah besok pagi yayaya?" Rengek Faira.

"Terserah kamu deh" Dava tidak tau harus bebuat apa, harapan terakhir, semoga mamanya tidak mengizinkan.

Tbc~

*yang di mulmed anggap aja itu faira yaaaa^^

But, Why Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang