03

74 11 5
                                    

Setelah 4 tahun mengenal Faira, Dava mulai bisa menganggapnya sebagai sahabat. Mereka juga mulai besar dan tidak terlalu seperti anak kecil lagi. Sekarang, Dava menduduki bangku kelas enam, dan Faira kelas lima. Masih disekolah yang berbeda. Tidak terasa sebentar lagi Dava akan menjadi anak SMP. Faira juga bukan anak kecil lagi sekarang.

"Fai, lo udah pulang?" Tanya Dava sambil menempelkan telfon ke telinganya.
"Belom, eh udah sih cuma aku belum balik" terdengar suara dari seberang.
"Oh yaudah, balik jam berapa?"
"Gatau, emang kenapa?"
"Bareng ya ntar, tungguin gue. Ada pm dulu"
"Yeu sibuk bener sih, kalo kelamaan aku duluan ya"
"Iya iya, gue bentar kok"

Faira berada dikantin sambil memainkan ponselnya selagi menunggu disekolah Dava sampai pm-nya selesai. Tak ada kerjaan lain, Faira sangat merasa bosan. Tiba tiba seorang anak laki laki berlari kearahnya sambil menengok kanan kiri.

"Disini kira kira dikejar gak ya"
"Ah aman lah"

Laki-laki itu menengok ke samping dan menyadari kehadiran Faira.

"Eh?" Kejutnya.
Faira tersenyum canggung.
"Siapa lo?" Tanyanya.
"Faira..?" Jawab Faira dengan nada bertanya.
"Bukan nama lo, maksudnya siapa elo? Ngapain disini? Seragam mana tuh" tanya laki laki itu ketus.
Elah apaansi ni cowok.
"Bukan anak sini" jawab Faira sedatar mungkin.
"Gue tau kali"
"Lo sendiri,.. siapa?" Tanya Faira ragu.
"Reo"
"Ooh"
"Kalo ada guru lewat sini, bilang aja lo gaketemu siapa siapa."
"Kenapa?"
"Gue kabur"
"kabur? Dari apa?"
"Pm" oh! Seharusnya dia pm sama Dava.
"Oh.. okey" jawab Faira ragu.
"Tunggu, lo disini ngapain? Lo belum jawab pertanyaan gue tadi." Tanya Reo.
"Uhmmm nungguin Dava."
"Oh lo pacarnya?" EH? PACAR? YAKALI. masa anak sd pacaran.
"Bukan, kita gapacaran." Jawab Faira sedatar yang ia bisa.
"Terus ngapain lo tungguin? Perhatian amat"
"Cuma mau pulang bareng"
"Sahabat? Haha" Reo tertawa renyah.
"Iya."
"Oke, kalo ada yang nyariin gua, bilang lo gatau. Bahkan gakenal."
"Iya."

Faira's POV
Reo? Siapa sih. Gayanya sok banget. Dia pasti gatemenan sama Dava. Gamungkin Dava main sama orang kaya gitu. Oiya dia kelas apa ya? Jangan jangan sekelas sama Dava. Ah udah ah. Ini Dava mana ya? Kok lama banget sih pm nya. Lama lama aku pulang duluan deh. Oh aku samperin ke kelasnya aja deh, kali udah mau selesai.

Author POV
Faira bergegas menaiki tangga menuju kelas Dava. Cukup jauh, karna kelas 6 ada di lantai paling atas. Sesampainya didepan pintu kelas Dava, Faira bisa melihat Dava dan teman-temannya sedang berdoa untuk menutup pelajaran hari ini. Tak lama kemudian murid-murid mulai berhamburan keluar kelas.
"Dava!" Panggil Faira.
"Eh, loh? Kok lo nunggu disini?"
"Tadi aku nunggu dikantin, bosen banget. Malah ketemu temen kamu yang namanyaaa siapa ya tadi. Oh, Reo! Iya dia, itu siapa sih? Galak banget"
"Lo ketemu dia?"
"Iya."
"Lo diapa apain ga?"
"Hah? Engga."
"Ooh baguslah"
"Loh emang kenapa? Dia kenapa?"
"Ya gapapa, kali aja lo diapa apain gitu, siapa tau dipalak atau diisengin. Gitulah, anaknya nakal. Barusan aja dia cabut nih pm."
"Iya aku tau, dia bilang jangan kasih tau siapa siapa kalo aku ketemu dia. Tapi aku kasih tau kamu hahahaha"
"Hahahahaha kalo lo kasih tau gue dari tadi, udah gue laporin tuh"
"Gimana caranyaaaaa kan kamu pm tadi"
"Iyasih hahaha"
"Yuk pulang. Cape tau nungguin kamu daritadi."
"Oiya yuk, sori ya, mampir deh jajan dulu, gue traktir."
"Ayoooooooo"

Sesampainya dirumah masing-masing, Faira langsung menuju kamarnya dan mandi. Setelah itu dia berniat mengajak Dava belajar bareng. Lumayan lah dia kan udah kelas 6, pasti udah belajar yang dipelajari Faira sekarang.

Faira memencet bel rumah Dava sambil sesekali memanggil namanya. Tak ada orang yang kunjung keluar. Faira memencet bel berkali kali namun tetap tidak ada jawaban. Pergi kali, ya? Yaudah deh pulang aja.

Faira membalikkan badan sembari berjalan kearah rumahnya. Sepertinya malam ini dia harus belajar sendiri. Tapi kemana Dava? Kalo mau pergi biasanya dia bilang. Kok ini enggak ya? Mungkin lupa. Atau pergi dadakan.

"Mbaaaaak bukain dooong" teriak Faira sesampai dirumah. Tak lama kemudian pintu terbuka dan Faira masuk kedalam. Ia langsung bergegas kekamarnya.
"Huuuft ini gara gara aku gamasuk 2 hari yang lalu. Jadi gangerti apa apa deh. Mana buku tulis ketinggalan. Gabisa liat contoh latihan deh." Keluh Faira bermonolog.
Apa tunggu Dava pulang aja, ya? Tapi kalo kemaleman gimana? Yaudah deh tidur dulu sekarang.
Faira terlelap dengan cepat.

Tbc~

Maaf yaaa kalo ceritanya gaseruu, ini masih jauh sama konfliknya hehe, insyaallah ntar seruuu! Terus baca sama jangan lupa vomment yaaa! kaykayyyy.

But, Why Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang