09

58 6 5
                                    

"Supaya ga kedinginan."

Deg. Lagi-lagi Faira merasakan hal yang aneh. Lagi-lagi perasaan itu datang. Gue kenapa, sih? Dari sekian seringnya Dava ngasih gue jaket, kenapa sekarang gue deg-degan? Tanya Faira dalam hati.

Faira menaruh jaket itu dikursi sampingnya. Sedangkan Dava duduk berhadapan didepannya.

"Lo mau makan apa, Fai?" Tanya Dava.

"Gatau, apa ajasih yang cepet dimasak aj--"

Drrrt.. drrrt.. drrrt..

Ucapan Faira terpotong saat merasakan ponselnya bergetar dikantongnya. Cewek itu langsung mengambil dan melihat siapa yang menelfonnya.

Incomming call: mama

Ada apa Eri menelfon putrinya? Seingat Faira dia sudah bilang kalau mau makan malam diluar bersama Dava setelah menengoki Hana.

"Ya, ma?" Ucap Faira ditelfon.

"Kamu pulang sekarang." Terdengar suara wanita sedikit terisak dari seberang.

"K-kenapa? Mama kenapa?"

"Cepet ya mama tunggu, temenin mama mau pergi."

"Oo.. ke, ma"

Langsung terbunyi nada putus setelah Faira bicara. Ada sesuatu. Faira sangat yakin itu.

"Dav, balik yuk. Ada apa-apa nih." Ajak Faira.

"Hah? Jangan aneh-aneh deh. Baru juga sampe. Masuk doang gangapa-ngapain malu-maluin tau." Jawab Dava kebingungan.

"Serius. Gue disuruh pulang. Ada yang gaberes pasti."

"Ama tante Eri?"

"Iya." Faira langsung mengambil tas dan jaket yang diberikan Dava tadi keluar cafe terburu-buru. Disusul oleh Dava masih dengan kebingungan yang sama.

"Tadi emang nyokap lo bilang gimana?" Tanya Dava penasaran.

"Katanya doi mau pergi minta temenin gue. Gamungkin, nyokap gue kan tau gue juga lagi pergi. Dia gamungkin nyuruh pulang cuma buat minta temenin. Apalagi ini udah malem, mau kemana coba? Paling swalayan doang. Pasti ada apa-apa." Jelas Faira.

"Jangan negatif thinking dong. Gue jadi khawatir nih sama nyokap lo"

"Ya itu dugaan gue doang sih. Mudah-mudahan aja engga."

Motor yang membawa Dava dan Faira melesat cepat. Faira menyuruh Dava untuk ngebut karna ia yakin ada sesuatu yang tidak baik terjadi dirumahnya.

Sesampainya dirumah, Faira turun didepan pagar rumahnya. Rumahnya terlihat sedikit gelap, karna ruang tamu tidak dinyalakan. Dava pulang kerumahnya terlebih dahulu untuk menaruh motor.

Alangkah terkejutnya saat Faira membuka pintu rumahnya. Vas bunga yang seharusnya ada di meja sofa sudah berada dilantai tak berbentuk. Jumlahnya menjadi puluhan karena pecah berkeping-keping. Dilengkapi dengan air bunga yang tumpah. Faira melewati ruang tamu dengan hati hati takut menginjak pecahan beling iti. Dugaannya benar. Ada sesuatu yang terjadi. Saat ia sampai diruang tengah, ia melihat ayahnya sedang terduduk di bangku meja makan. Kepala tertunduk dan nafasnya tak beraturan. Terlihat sedang mengatur emosi. Rumahnya benar-benar seperti habis gempa. Semua barang berserakan dan beberapa rusak dan hancur. Entah apa yang terjadi selama ia diluar rumah. Hatinya terkejut dan terluka saat melihat keadaan kelurganya.
Faira langsung bergegas ke kamar orangtuanya, terdengar isak tangis saat berada enam langkah di depan pintu kamar. Eri pasti sedang menangis. Faira membuka pintu pelan dan menemukan ibunya duduk bungkuk dipinggir kasur dan menunduk. Didekatinya wanita itu, perlahan dua tangan milik Faira menyentuh bahu sang mama dan berusaha menenangkan. Eri terkejut saat menyadari kehadiran putrinya di kamarnya.

"Maafin mama.." Ucapnya lirih.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Faira.
Sekarang bukan waktu yang pas untuk membicarakannya. Biarkan wanita itu tenang dahulu sampai ia bisa menceritakan dan menjelaskan semua.
Faira bergegas turun menuju meja makan. Ia ingin menemui ayahnya dan menanyakan ada apa semua ini.

"Yah," Panggil Faira.

Tak ada jawaaban.

"Ada apa? Ada apa barusan?" Tanya Faira penuh hati-hati.

"Nanti kamu tahu sendiri." Jawab Pria itu.

Faira sedih juga bingung. Dia berjalan ke kamarnya, berniat untuk istirahat agar bisa mencerna semua yang baru saja terjadi lebih baik.
Dibalik itu, ada yang memeperhatikan semua kejadian semenjak Faira pulang. Yap, Dava melihat semua dari luar jendela. Ia berniat ingin menemani Faira malam ini dan bertanya mengapa tante Eri menyuruh pulang tiba-tiba. Tapi niatnya tak terlaksana saat melihat kondisi rumah Faira yang amat kacau. Dava memutuskan untuk melihat semuamya diam-diam di luar.

tbc~

Pendek banget yaaa hehe maafinnnn. Alurnya udah selesai tapi lagi gamood ngetik jadi dikit dikit aja deh huehueheu. Terus dibaca yaaaa!
Luvluvvv

But, Why Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang