04

77 7 3
                                    

"Fai, doain gue ya. Un hari ini lancar." Ucap Dava sambil buru buru memakai sepatunya.
"Aaamiiin, buru buru banget sih? Ini kan masih pagi" jawab Faira.
"Gue mau dateng cepet hari ini, lagi semangat nih"
"Ngapain coba? Aku jadi harus sarapan dijalan gini deh."
"Ya sorii, gue bisa berangkat duluan, lagian sekolah kita beda arah"
"Sendiri dong aku"
"Iyasih, yaudah ayo"

Dava sangat semangat menghadapi Ujian Nasionalnya, ia berharap mendapat nilai yang memuaskan dan masuk ke SMP favorit. Ia juga ingin satu sekolah bersama Faira, jadi kalo berangkat bareng, gaperlu beda arah.

"Fai, sampe sini aja ya? Daaaah!" Ucap Dava sambil pergi menjauh.
"Eh eh tungguuu!"
"Dav!"
"Dav!"
"Yaelah cepet amat perginya"

Ini hari pertama Ujian Nasional untuk seluruh anak Sekolah Dasar di Indonesia. Dilaksanakan serempak oleh semua sekolah. Dava mendapati ruangannya yang berbeda lima langkah dari toilet. Kelas paling ujung yang berseberangan dengan toilet, sangat mudah untuk bertukar jawaban ditoilet ya? Tapi Dava bukan anak yang seperti itu, dia cukup jujur dan hanya bertanya ke temannya selagi pengawasnya memungkinkan kalau ia benar benar tidak mengerti apa yang ia kerjakan. Dia tidak pernah melirik jawaban temannya diam diam apalagi membawa contekan!

"Ayo yang sudah selesai, kumpulkan ke depan" Ucap seorang Pengawas.
Anak-anak mulai berjalan ke depan sambil membawa LJK serta soalnya untuk dikumpulkan. Dava berusaha mengambil soal untuk dibahas dirumah nanti dengan Faira, lumayan untuk bekal Faira tahun depan.

Fai, gw lg intirahat nih. Gw berhasil ambil soalnya td. Nnti bahas dirmh gw ya. Makasih lo sm gw.

Sender: dadav

Pulang tungguin gw.

Sender: dadav

Ponsel milik Faira berbunyi menandakan ada SMS masuk. Faira segera membuka dan ternyata dari Dava.
"Halah bilang aja minta tungguin lagi. Pake sok sok bilang mau bahas soal paling ntar males" Faira bermonolog.
"Ngomong sama siapa kamu, Fai?" Tanya seorang perempuan yang berdiri di depannya.
"Eh? Engga hehe"
"Sms dari siapa tuh?" Tanya Cilla.
"Biasa, Dava"
"Ih kalian enak ya, kamu kalo lagi beratem sama temen sekolah, masih ada dia"
"Hahahahaha kamu juga cari dong temen kaya dia"
"Eh tapi, kamu sama Dava pernah berantem ga?"
"Pernah"
"Kaya gimana?"
"Yagitu, paling diem. Teruas ntar ada yang ngalah sendiri, biasanya ntar dia kerumahku terus minta maaf, abis itu main lagi deh"
"Ih seru ya, aku pengen punya temen deket rumah gitu"
"Udah yuk makan!"
"Yuk"

Sekolah Faira termasuk sekolah yang pulangnya cepat, hanya beda setengah jam lebih lama dibanding jadwal Ujian Nasional Dava. Dikarenakan les tambahan, Dava tetap pulang lebih lama dan Faira harus menunggu seperti kemarin.

"Dadav pulang jam berapa?" Tanya Faira lewat telfon.
"Les dulu ya, sejaman kelar"
"Les yang dimana nih?"
"Ini tambahan sama bu Pur"
"Oh jadi disekolah ya?"
"Iya, dikelas kaya biasa."
"Aku gamau nunggu dikantin ah, temen temen kamu serem, aku sepedahan aja ya dilapangan belakang sekolah kamu"
"Oh yaudah, ntar kalo gue selesai gue telfon ya"
"Sip"

-----------
Fai dmn lu

Sender: dadav

Pulsa gw abis

Sender: dadav

Faira tidak menyadari ada pesan masuk di ponselnya, dia terlalu asik bermain sepeda di lapangan.

Heh badut bales dong

Sender: dadav

Dut, jan kacangin w gini no

Sender: dadav

Karna tak sabar menunggu, Dava berniat menuju lapangan belakang untuk melihat apa Faira masih disana atau ia sudah ditinggal. Dan yap, terlihat Faira sedang berputar-putar dengan kecepatan yang lumayan dilapangan, tasnya berada dibangku pinggir lapangan, Dava yakin hpnya berada disitu sehingga dia tidak menyadari pesan masuk darinya. Yeu tu anak lagi asik asik main. Yang disini nunggu dibales daritadi juga. Gumam Dava dalam hati.

"Sms gue didiemin ya" Ucap Dava tak acuh.
"Hah? Oh maaf! Kenapa gak telfon?" Tanya Faira.
"Pulsa abis."
"Ooh sorii"
"Yaudah yuk balik"
"Yuk!"

Saat Dava mengambil sepedanya, ditemukan rantai didekat rodanya. Ah copot lagi. Rantai sepeda milik Dava copot, apa boleh buat. Terpaksa dia meminjam sepeda Faira untuk berbonceng.

"Fai, umm.." Ucap Dava terbata.
"Apa?"
"Itu.." Dava takut Faira akan mengambek karna dia paling sebal kalau rantai sepeda Dava copot jauh dari rumah. "Gue bonceng yuk, pake sepedah lo tapi, lo pasti capek kan abis main sepeda dari tadi? Gue yang gowes aja"
"Oh. Rantai copot lagi?" Tanya Faira dengan nada sebal.
"Maaf yaaaa gatau nih tiba tiba copot. Gue gatau ini ulah siapa"
"Terus sepeda kamu siapa yang bawa pulang?"
"Gatau deh, ntar aku bilang abang aja"
"Oke, yuk"

Seperti biasa, sesampai rumah mereka beristirahat dan melanjutkan belajar bersama tiap malam.

Tbc~

But, Why Me?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang