Awal Masalah

273 13 0
                                    

Arthur adalah seorang pria berusia 25 tahun. Ia memiliki badan yang tegap dan proporsional berwarna sawo matang. Tatapan matanya tajam dan berwarna coklat. Rambutnya hitam lurus dan ia memiliki lesung pipi saat tersenyum. Pada saat ini, ia bekerja sebagai agen dari organisasi rahasia yang bernama "Mist". Organisasi tersebut merekrut Arthur sejak ia berumur 17 tahun. Arthur memang memiliki kemampuan yang sangat memukau. Ia memiliki kecerdasan yang melebihi orang-orang disekitarnya. Ia mampu menyelesaikan masalah yang cukup berat dengan tenang dan juga tidak memakan waktu yang terlalu lama. Pekerjaan Arthur di organisasi adalah sebagai agen lapangan. Tugasnya adalah mengintai orang yang dianggap sebagai ancaman bagi negara dan membunuh orang tersebut saat memungkinkan tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Arthur juga merupakan agen favorit di perusaahan tersebut.

Pekerjaan Arthur berlangsung seperti biasa, hingga pada saat Arthur menginjak usia 25 tahun, ia menyadari sesuatu. Saat Arthur tidak sedang bertugas, ia mencoba membaca berbagai dokumen mengenai orang-orang yang pernah dibunuhnya selama ini dan Arthur pun terkejut dan merasa sangat bodoh untuk pertama kalinya. Semua target yang pernah dibunuh oleh Arthur ternyata memiliki peran yang cukup penting bagi negara. Mereka semua memiliki berbagai dokumen atau bukti untuk menggulingkan para pejabat korup yang bekerja di pemerintahan dan yang paling penting dari hal itu adalah ternyata presiden di negara tersebut merupakan salah satu pejabat yang korup.

Setelah mengetahui hal tersebut, Arthur menyelundup keruangan Joshe, yaitu pemimpin dari organisasi Mist. Arthur berusaha mencari dokumen mengenai asal-usul berdirinya organisasi tersebut. Ia pun berhasil menemukan dokumen tersebut dan sesuai dugaannya, organisasi tersebut didirikan langsung oleh presiden. Arthur merasa bersalah atas hal yang telah dilakukannya. Tanpa berpikir panjang, Arthur segera pergi meninggalkan organisasi tersebut. Ia memulai kehidupan barunya di sebuah kota kecil yang bernama Barton.

Arthur tinggal disebuah apartemen kecil dan hidup sendirian. Sejak kecil sebelum Arthur direkrut oleh Mist, ia dirawat di sebuah panti karena kedua orang tua Arthur dikabarkan meninggal pada kecelakaan mobil. Untuk menyembunyikan keberadaannya sekarang, Arthur menutup dirinya dengan tidak berhubungan dengan banyak orang dan juga tidak menjalin cinta dengan wanita manapun karena itu bisa membahayakan orang yang berhubungan dengannya dan juga bisa menjadi kelemahan bagi Arthur.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Arthur melamar pekerjaan sebagai kurir pengantar pizza dan diterima. Gaji Arthur tidak terlalu besar tetapi cukup untuk dirinya dan juga masih ada sisa yang bisa di tabung. Setiap hari, Arthur pergi bekerja dari pukul 8 pagi dan pulang pada pukul 7 malam. Ia tidak pernah berbicara dengan tetangganya. Hal tersebut ternyata menarik perhatian seorang wanita yang tinggal tepat disebelah ruangan Arthur. Wanita berambut pirang tersebut bernama Emily. Emily memiliki mata biru yang indah, kulitnya putih, dan juga wajahnya sangat manis. Ketika Arthur baru pulang dari pekerjaannya, Emily datang dan menyapa Arthur.
"Hei! Baru pulang kerja?"
Arthur pun menjawab,"Iya. Ada perlu apa?"
"Aku cuma ingin menyapamu karena sudah 1 bulan kamu tinggal disini tetapi kamu tidak pernah berkomunikasi dengan siapapun. Ngomong-ngomong namamu siapa? Aku Emily." Arthur bingung harus menjawab apa karena ia tidak ingin identitasnya diketahui oleh siapapun. Ia pun terdiam dan bergegas untuk memasuki apartemennya.
"Kenapa kamu tidak menjawab? Apakah aku terlalu mengganggu?", kata Emily. Arthur pun menjawab,"Maaf tapi masih ada pekerjaan yang harus aku kerjakan. Selamat malam!" Setelah itu, Arthur langsung masuk ke apartemennya dan meninggalkan Emily sendirian di luar. Arthur benar-benar menutup dirinya. Akan tetapi, hal tersebut tidak membuat Emily kesal, malah Emily semakin tertarik dengan pria tersebut. Emily pun kembali ke apartemennya.

Keesokan harinya di waktu yang sama, Emily sudah menunggu di depan apartemen Arthur dengan membawakan sepiring omelet yang telah dibuatnya. Ketika Arthur pulang, Arthur sedikit heran karena Emily ternyata tidak membencinya, malahan Emily menunggu kepulangan Arthur. Ketika Arthur sudah sampai di depan apartemennya, Emily menyapa Arthur,
"Hei, Arthur! Ups, kamu pasti bingung ya kenapa aku bisa tau namamu."
Arthur pun menjawab,
"Kenapa kamu bisa tau namaku? Aku tidak mengingat kalau aku memberi tau namaku kemarin." Emily pun hanya tersenyum dan menyodorkan omelet buatannya sambil berkata,
"tidak usah dipikirkan, ini aku buatkan omelet untuk kamu. Pasti kamu lapar setelah seharian bekerja. Hitung-hitung ini bisa mengurangi pengeluaranmu sedikit."
Arthur benar-benar heran dengan wanita ini. Mengapa wanita ini perhatian dengan dirinya dan juga darimana ia bisa tau nama Arthur. Akhirnya, Arthur pun berkata,
"Terima kasih atas kebaikanmu ini, tapi aku tidak akan menerimanya jika kamu tidak mengatakan darimana kamu bisa tau namaku. Sudah dulu ya, aku masih banyak kerjaan. Selamat malam!" Emily pun bergegas menjawab,
"Baiklah! Baiklah pria besar! Tadi sewaktu kamu berangkat kerja, aku mengikutimu ke kedai pizza tempatmu bekerja dan aku membeli pizza disana sambil menanyakan namamu kepada pegawai yang melayaniku. Dia memberi tau ku kalau namamu Arthur. Begitu deh ceritanya. Nih, omeletnya. Kamu sudah janji kan akan menerima ini kalau aku mau menjawab." "Kenapa kamu begitu niat untuk mencari tau namaku? Kenapa juga kamu mau repot-repot membuatkanku omelet? Aku tidak merasa telah membantumu atau berbuat baik kepadamu sedikitpun."
Emily pun tersenyum dan berkata,
"Entahlah, mungkin aku suka padamu. Sudah terima ini. Aku masuk dulu ya. Dadah!"
Arthur terkejut mendengar pernyataan Emily yang mengatakan kalau mungkin Emily suka padanya. Ia pun mulai merasakan perasaan yang aneh. Ia merasa deg-degan dan tidak tahu harus berbuat apa. Seharusnya, Arthur menutup diri dan tidak berhubungan dengan siapapun, tetapi Emily membuat semua itu berubah. Arthur menatap omelet buatan Emily. Ia berpikir mungkinkah ia akan menjalin hubungan dengan Emily. Arthur pun segera masuk dan memakan omelet buatan Emily. Arthur tidak bisa berbohong dengan dirinya sendiri, ia sebenarnya merasa sangat senang karena ada yang peduli dengannya tetapi rasa senang itu bercampur dengan rasa takut akan bahaya yang masih mengincarnya. Ia juga tidak ingin orang yang berhubungan dengannya terkena dampaknya. Hari sudah semakin larut, Arthur sudah merasa lelah dan ingin istirahat. Besok masih ada pekerjaan yang menunggunya. Ia pun tertidur.

Pagi harinya setelah Arthur bangun, ia menjalankan aktivitasnya seperti biasa. Ia pergi mandi, memakai seragam kerja, dan berangkat bekerja seperti biasanya. Selama di perjalanan, Arthur merasakan ada sesuatu yang aneh. Ia merasa sedang diikuti oleh seseorang. Arthur pun memutuskan untuk tidak langsung menuju ke tempat kerjanya karena ia takut kalau orang yang mengikutinya adalah anggota Mist dan mengetahui segala identitas Arthur dan juga kegiatan sehari-harinya. Arthur mengingat ketika ia masih bekerja dengan Mist, ia melakukan hal yang sama kepada salah satu targetnya. Ia mengikutinya selama beberapa hari dan melakukan eksekusi di waktu yang tepat. Arthur pun berjalan ke sebuah gang kecil yang sepi dan berteriak,
"tunjukkan dirimu!"
Setelah berkata seperti itu, benar saja seseorang muncul dan hal tersebut mengejutkan Arthur...

ArthurWhere stories live. Discover now