New York City (6)

937 54 2
                                    

sudah 6 hari aku di New York dan besok sudah pulang,cepat sekali. aku langsung mandi ketika sudah bangun. ini baru jam 8 pagi, dan masih ada yang belum bangun. aku langsung menuruni tangga dan menyampari Eleanor yang sedang ada di dapur, "hai,kau sedang buat apa?" tanyaku, "minum untuk Louis, kau mau?" tanyanya, "tidak,terima kasih" jawabku dan mengikutinya ke ruang tamu, "hai semua" sapaku pada Louis,Liam,Perrie,dan Dani yang ada disana, "yang lain belum bangun?" tanyaku lanjut, "Zayn sedang mandi, kalau yang lain aku tidak tahu" ucap Perrie dan aku hanya mengangguk sebagai balasan. 

sekarang sudah jam 9 semua sudah berkumpul dan waktunya makan! "hey, setelah ini kalian ada acara apa?" tanya Louis, kami semua menjawab tidak ada kecuali Niall, "aku dan Jessie akan ke taman luar" ucapnya tiba-tiba, "hah? kenapa kau tidak memberitahuku kita mau ke taman?" tanyaku kaget mendengar ucapan Niall, "itu tidak penting,kau juga pasti mau" ucapnya lagi, "tidak,aku tidak mau" ucapku lagi, "tapi kau harus" ucapnya, "kalau aku tidak mau gimana? kau tidak bisa memaksaku" balasku lagi, "aku tidak peduli,kau harus ikut" ucapnya, "kau ini kenapa sih? aku sudah bilang aku tidak mau" ucapku lagi, aku tidak tahu ini harus diberi nama perang apa, perang mulut? tidak mungkin, orang akan mengartikannya berbeda, "hey,kalian seperti anjing dan kucing tau?" oceh Ann saat aku dan Niall sedang berantem, "pokoknya aku tidak mau" ucapku lagi, "kau harus" ucapnya, "ish" ucapku kesal.

"ayo" ajaknya sambil menarik tanganku, "hey! aku bilang aku tidak mau" ucapku, "aku bilang kau harus ikut" ucapnya lagi,karena tenaganya yang sangat kuat itu aku terpaksa untuk mengikutinya daripada tanganku sakit nantinya. "naik" suruhnya saat sudah di taman, "kau mau diliat anak-anak ini terus?" tanyanya yang meliatku hanya diam di tempat, akhirnya aku mengikutinya naik ke rumah pohon itu. 

"apa yang mau kau bicarakan?" tanyaku padanya saat di rumah pohon itu, "maaf,aku sudah memaksamu untuk kesini" ucapnya menjadi lembut kembali, eghh.. aku jadi tidak tega. "yaayaa,jadi apa yang mau kau bicarakan?" tanyaku lagi, "aku merasa kau berubah 2 hari ini setelah aku menyatakan perasaanku padamu" ucapnya, "maksudmu?" tanyaku sedikit tidak mengerti, "kau menjauh dariku, kau tidak duduk di sebelahku lagi saat makan, kau tidak berbicara denganku, kau tidak pernah melihatku" ucapnya, "bukankah kau yang seperti itu?" ucapku agak kesal dengannya, "aku tidak seperti itu" ucapnya yang menaikan nada suaranya itu sedikit, "kau tidak seperti itu? kalau begitu kenapa kau kemarin menjauh dariku? tidak berbicara padaku sedikitpun? membuang muka saat kau melihatku? tidak duduk di sampingku saat makan? tidak menjawabku saat aku menawarkan kau makanan? kau seperti menganggap aku tidak ada tau?" ucapku sudah sangat kesal dengannya, "itu karena aku mendengar pembicaraanmu dengan Joe saat menelefon! kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau menyukai Joe?! kalau kau sudah berpacaran dengannya?! kau tahu hatiku sangat sakit ketika mendengar perkataanmu, saat mengetahui orang yang kucintai mencintai orang lain dan sudah menjadi milik orang lain" ucapnya dengan suara yang cukup keras, "aku tidak berpacaran dengan Joe! aku tidak mencintai Joe! aku dengannya hanya berteman!" ucapku dengan suara yang lebih keras dari Niall, kami tidak peduli orang di bawah itu mendengar kami,

"kau bilang kau rindu padanya, kau menciumnya saat di telfon. apakah itu yang namanya teman?"

"kau tidak mendengar perkataanku yang terakhir kan? kami hanya sedang bercanda Niall!"

"kalau kau tidak mencintainya, lalu siapa yang kau cintai?"

"kau tidak perlu tau itu, itu masalahku"

"kau tidak bisa seperti ini Jes! kenapa kau menolakku saat itu?"

aku tidak bisa berkata apa-apa,haruskah aku mengatakan yang sebenarnya? apa yang harus kulakukan? "Jawab aku Jes!!" ucap Niall dengan keras, air mataku mulai jatuh kembali, aku hanya mengatakan apa yang ada di pikiranku, "aku hanya tidak mau kehilanganmu lagi,Niall. aku tidak mau kehilangan orang yang kucintai lagi. aku tidak mau itu semua terulang lagi, aku tidak mau itu terjadi padamu, aku tidak sanggup jika kehilanganmu, aku.." ucapanku berhenti disitu, aku menangis dengan sangat kencang, lalu Niall langsung menciumku dengan sangat lembut dengan kedua tangannya yang berada di pipiku, "i'm sorry, please don't cry, i can't see you crying" ucapnya lembut tepat di depan bibirku, aku langsung menciumnya lagi dan melingkarkan tanganku ke lehernya dan tangan Niall yang melingkar di badanku, "i love you" ucapku saat melepaskan ciuman itu, "i love you too" balas Niall, dan kami tersenyum, "maafkan aku sudah berbicara dengan keras padamu dan salah paham tentangmu dan Joe" ucapnya, "maafkan aku juga yang sudah membuatmu cemburu" ucapku padanya sambil tertawa, "jangan lakukan itu lagi, you're mine now" ucapnya, "iya Nialll" ucapku, "tapi,aku masih takut jika itu akan terjadi padamu, aku tahu itu tidak akan mudah bagiku untuk melupakan kejadian itu, aku tidak mau kehilanganmu" ucapku, "tenanglah, itu tidak akan terjadi lagi" ucapnya, "kau harus lebih hati-hati oke? jangan pernah pergi sendirian, kau harus ditemani seseorang yang benar-benar bisa menjagamu dengan baik" ucapku, "iya,aku mengerti" ucapnya, "kau mau ke vila?" tanyanya,"ayo" jawabku.

"wowow, ada apa dengan kalian? setahuku saat pergi kalian sedang berantem kenapa menjadi rangkul-rangkulan seperti ini?" tanya Perrie saat melihat Niall sedang merangkulku, "kalian jadian?" tanya Ann langsung saat melihat kami, dan dengan kompaknya kami mengangguk, "woh! apa yang kau lakukan Ni, sampai Jessie menjadi kalem seperti itu?" tanya Perrie, "kemarin saja,diem-dieman sekarang sudah rangkul-rangkulan" ucap Zayn, "hey, sudahlah. kalian tidak lihat pasangan baru ini mukanya memerah gara-gara ledekan kalian?" ucap Liam sambil tertawa, "oh ya, kami mau ke pantai, kalian mau ikut?" tanya Louis, "mauu" jawabku lansgung.

kami sudah sampai di pantai sekarang, kami lansgung berlari ke laut itu. Niall yang tiba-tiba menggendongku membawaku ke laut yang dalamnya sepinggangnya, dan aku langsung di jatuhkan begitu saja, "Niall!! kalau aku mati bagaimana?" ocehku padanya, "aku kan hanya bercanda" ucapnya sambil tertawa, "kau selalu tertawa diatas penderitaanku" ocehku lagi, "ayolah,jangan nagmbek seperti itu" ucapnya sambil mengusap-usap kepalaku, " kau mau diam disini,huh?" tanyanya , " gendong aku sampai di tepi" pintaku, "kau itu berat" ucapnya, "tadi kau menggendongku" ucapku lagi, "baiklah kecil,cepat naik" ia membalikan badannya, lalu aku menaiki punggungnya itu "kau ini maunya apa sih? tadi kau bilang aku berat dan sekarang panggil aku kecil" ucapku di samping telinganya dan dia hanya tertawa, "i love you" ucapku padanya, "i love you too kecil" balasnya, "hey,jangan memanggilku kecil" ucapku pada Niall, "itu lucu menurutku" ucapnya, " itu aneh tau" balasku, " itu lucu" ucapnnya lagi, "terserah kau deh" pasrahku.

Niall langsung menurunkanku saat kami sudah di tepi, "ugh.. tulangku patah semua" candanya, "kau berlebihan" ucapku sambil menepuk tangannya, "hey kemari" ajak Zayn pada kami, aku dan Niall langsung menghampiriya, "kenapa?" tanyaku pada Zayn, "kita harus pulang sekarang untuk membereskan barang-barang buat besok" ucap Zayn, "oh,baiklah. ayo" ucapku, dan kami semua langsung pulang.

sampai di vila kami langsung makan malam dan membereskan barang-barang kami untuk besok.

Different Story (Niall Horan Love Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang