Part 9 - Tertangkap!

154 11 0
                                    

"James! Kemari, tolonglah!" John berteriak dari dalam gubuk. Aku masuk dan melihat Roover yang terikat di tanah dengan mulut disumpal. Roover melirik padaku dan seperti mau bicara sesuatu, namun mulutnya disumpal. Aku segera duduk di sebelah James dan mencoba membuka ikatannya. Ikatannya itu sangat kencang, dan meliliti tangan dan badannya.
Seketika aku merasakan sesuatu yang menyengat tanganku, lalu setelah itu aku terbaring dalam keadaan hampir pingsan di tanah, dan kurasakan seseorang mengikat tanganku dan tubuhku dengan kencang. Lalu orang itu mendudukanku di sebelah Roover.
Rasanya seketika aku menyadari apa yang terjadi beberapa hari kemudian. Mulai dari kehilangan Roover, sampai kehilangan batu permataku. Tapi, ke mana perginya Gehrar?
Tak lama kemudian aku mendengar suara pintu dibuka, lalu ada yang masuk. Lalu tak lama, suara orang yang berteriak - teriak, sepertinya suara Gehrar. Lalu kudengar ada sesuatu yang menubruk dinding di sebelahku.
Lima belas menit kemudian, kekuatanku pulih dan aku melihat Gehrar juga terikat di sebelahku. Dan John sedang sibuk mengambil sesuatu dari kantong Roover yang meronta - ronta. Batu permataku! Dasar pencuri! Licik sekali dia menuduh Roover yang mencurinya, lalu menyekap kami di sini dan kabur. Roover terlihat tenang - tenang saja, walaupun keadaan kami saat itu gawat, karena tak ada yang bisa menyelamatkan kami di hutan terpencil seperti ini.
"Tenanglah. Aku masih berbaik hati akan mencarikan bantuan untuk kalian nanti. Jadi, bertahanlah!" Ujar John seketika pada kami. Lalu ia tertawa, dan berjalan dengan santainya keluar. Gehrar menjerit - jerit marah dengan mulut yang tersumpal di sebelahku. Sedangkan Roover, tenang - tenang saja. Aku bingung harus bagaimana, jadi kuputuskan saja hanya diam.
Tepat saat John keluar dari gubuk dan membanting pintunya, ada suara pergulatan di luar, lalu beberapa kali suara tembakan yang mengejutkan, lalu setelah itu sunyi senyap. Sekitar lima belas menit aku dan Gehrar menunggu dengan gelisah, sedangkan Roover terlihat tenang - tenang saja.
Tak lama, pintu terbuka dan seseorang melongok ke dalam, lalu melihat kami bertiga yang terikat di lantai. Orang itu memanggil anak - anak buahnya masuk, lalu mereka melepaskan ikatan dan sumpalan mulut kami.
"Tenanglah, mereka kawan - kawanku. Memang tak kuceritakan pada kalian sebelumnya, namun aku ini seorang agen polisi yang sedang menyamar untuk menyelidiki John, yang merupakan tersangka Alfred Whine yang buron. Kepolisian berhasil melacak dan ada beberapa tersangka, jadi kami memata - matai mereka. Namun sepertinya sekarang sudah jelas, siapa Alfred Whine yang asli." Ujar Roover puas. Aku dan Gehrar hanya terdiam mendengarkannya. "Ya sudah, semuanya sudah terkendali sekarang." Ujar salah seorang dari orang - orang tadi. "Kenalkan, ini Inspektur Jeremy." Ujar Roover lagi. Tali ikatan kami masih belum terbuka semuanya, jadi kami tak bisa berdiri dan menyalami Inspektur Jeremy.
"Tunggu dulu, Riff, jangan lepaskan yang satu itu." Ujar Inspektur Jeremy.
"Kurasa aku pernah lihat mukamu.. Di mana ya, hmm..." Ujarnya berpikir - pikir. "Ah ya! Russell Clifton, pencuri kelas bawah yang masih buron kan? Tertangkap kau sekarang! Kami sudah mencari - carimu selama sebulan ini. Di sini kau rupanya." Ujarnya lagi. Orang yang bernama Riff itu memperkencang kembali ikatan Gehrar. Gehrar tampak kesal, namun tak berani melawan. "Jadi kau membantu Alfred di sini, Russell? Namun sayang kau dikhianatinya. Salahmu sendiri percaya pada orang seperti Alfred." Ujar pak Inspektur lagi.
Sementara itu tali pengikatku sudah berhasil dilepaskan, lalu aku menghampiri Russell dan berdiri di sebelahnya. Setelah itu kami berjalan keluar. John, alias Alfred Whine sudah terikar di luar dan dijaga beberapa agen polisi. Kepalanya tertunduk terus selama kami ada di sana.
"Mobil ditaruh di luar hutan, jadi kita harus berjalan dulu ke sana." Ujar pak Inspektur. Selama dua jam kami berjalan keluar hutan. Dan sekitar pukul enam sore, kami sudah sampai kembali di danau. Para penjahat dimasukkan ke dalam mobil polisi. Sedangkan aku, Roover dan Inspektur Jeremy naik ke atas bukit, ke perkemahan. Istriku dan keluargaku begitu senang dan lega melihatku kembali, dan kaget karena kami kedatangan tamu baru, yaitu pak Inspektur. Selama itu kami makan bersama dan bercerita tentang hal yang sudah terjadi, dan keluargaku dengan serius mendengarkan, dan beberapa kali tercengang juga dengan kejadian - kejadian yang tak disangka - sangka. Batu ruby ku sudah kembali ke tanganku, lalu sekitar pukul sembilan, pak Inspektur pulang. Roover pun ikut pulang dengan Inspektur Jeremy.
Rasanya enak sekali bisa tidur dengan tenang dan nyaman lagi. Keesokan harinya, kami berbenah. Barang - barang dimasukkan ke dalam karavan, lalu mengecek perlengkapan, dan kami berangkat untuk pulang!
Ya, pengalaman kali ini memang sangat berbahaya dan menegangkan, namun kurasa, aku sudah tahu apa yang akan kutulis di bukuku selanjutnya!

The Red RubyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang