Chapter 10 - alasan

118 6 4
                                    

Hembusan angin malam ia biarkan menusuk kulitnya. Asap dari hot chocolatte yang ia buat ia biarkan menerpa wajahnya nemberi kehangatan sendiri pada dirinya, dahinya makin berkerut menandakan bahwa ia sedang berpikir. Ia masih memikirkan bagaimana perempuan tadi, Disa tidak menolak permintaanya. Ia pikir perempuan itu akan memukulnya tapi tidak, ia hanya mengoceh setelah itu meninggalkannya. Menikah memang bukan hal yang bisa dijadikan mainan, semua orang tahu itu termasuk Dero.

Tapi jika ia harus bertahan dengan cintanya yang tak terbalas, hatinya terlalu sakit. Terlalu jika ia harus berjuang sendiri tapi yang diperjuangkan tidak menganggapnya. Mungkin egonya yang terlalu besar sehingga ia harus memutuskan menikahi Disa.

Ia terlalu menyukai Ana, bukan, bukan menyukainya tapi mencintainya. Ana sahabatnya, sejak kecil sampai sekarang Ana selalu membuat jantungnya berdebar kencang serta darahnya yang berdesir hebat. Ana juga yang mampu menyayat hatinya, membuka luka baru dihatinya.

Saat itu, masa SMA ia pernah mencoba mengutarakan perasaanya pada Ana.

"An.."

"Ro.."

Hening

"Kamu dulu aja An"

"Kamu dulu aja Ro"

Dari tadi mereka berdua membisu hanya ada semilir angin pantai yang mendominasi. Ketika ingin bicara malah jadi bicara bersamaan.

"Hmm.. An kalau aku bilang aku ada rasa sama kamu gimana?" Dero langsung mengatakan to the point pada Ana. Seketika napasnya tercekat, takut-takut akan jawaban Ana.

"Maksud kamu? Rasa kayak gimana?" tanya Ana.

"Hmm... Rasa saat dua orang saling menyanyangi bukan hanya itu tapi juga saling mencintai" jawab Dero.

"Ro?" Ana kaget mendengar jawaban dari Dero yang menohok.

"Maaf..Ro.. Tapi aku cuma nganggap kamu sebagai sahabatku Ro.. Kamu memang selalu ngelindungi aku tapi aku nggak pernah berpikir kayak gitu" perkataan Ana mampu menyentak hati Dero. Untuk pertama kalinya ia mengatakan kebodohannya pada Ana. Ia pikir setelah lama bersahabatan dengan Ana, Ana akan merasakan sesuatu yang ia juga rasakan. Tapi hasilnya nihil

****

Satu hari sebelum pertemuan jumpa pers.

Skandal tentang Dero yang memiliki kekasih sudah tersebar diberbagai media massa. Dero yakin bahwa Ana telah melihatnya dan ia ingin memperjelas semuanya pada Ana bahwa semuanya hanya pura-pura.

Disinilah mereka berada disebuah restaurant jepang, Ana sangat menyukainya masakan jepang karena itu Dero memilih tempat disini.

"Dero?!" teriak Ana heboh, sudah lama ia tidak melihat Dero sejak ia dikabarkan memiliki kekasih 3 hari yang lalu, Dero jadi sibuk dengan urusannya.

Ana segera mengambil tempat duduk dihadapan Dero.

"Dero! Kok kamu nggak pernah bilang sama aku sih kalau kamu punya pacar! Ih ngeselin" Ana terus memaki Dero.

"Sebenarnya An..."

"Aku lapar Ro, mending mesen dulu ya" Perkataan Dero dipotong oleh Ana.

Ana membolak-balikkan buku menu yang ada diatas meja dan memilih sushi sebagai makanannya, begitu juga dengan Dero. Dero memanggil pelayan untuk menulis pesanannya.

Tak lama pesanan mereka datang, Ana sudah menampilkan muka sumringah melihat makanan yang ada dihadapannya. Dero hanya terkekeh geli melihat Ana yang tidak pernah berubah dari kecil.

"Kamu ingat nggak Ro dulu kamu sering banget makanin sushi punya aku dan aku ngambek terus heheh" Ana mengambil sumpit dan memakan Sushinya.

Dero ingat betul apa yang dikatan Ana. Ia sangat suka melihat Ana cemberut kehilangan Sushinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AnnoyanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang