ACHTZEHN

17 1 0
                                    

KAMI terpisah diparkiran mobil, Chicco dan aku berpisah diparkiran. Sungguh elit. Dalam mobil ini keadaanya hening, aku lebih untuk berdiam diri ketimbang harus banyak basa-basi gajelas sama Lelaki disebelah ku ini.

Mobilnya dibelokkan pada sebuah rumah minimalis berwarna putih tanpa pagar. Melihat taman yang kecil, namun ada banyak tanaman yang tumbuh subur disana.

"Ayo, kita sudah sampai...", Ia membuka pintu dan segera membuka bagasi belakang dimana koper mini yang berisi barang-barang ku berada.

Aku hanya celingak-celinguk melihat sekeliling rumah ini. Seperti tidak ada kehidupan. Memasuki rumah dengan perasaan gugup, mengingat aku akan tinggal disini bersama kekasih wanita lain. Walaupun hanya untuk beberapa hari.

Abang Ari menunjukkan kamarku yang berada tepat disebrang kamar nya. Kurebahkan diri diatas kasur putih yang empuk itu, sampai akhirnya aku terlelap dalam mimpi.

Tok...Tok...Tok...

Aku segera memebuka mata, malihat jam di hp. "Hah ? Udah jam 7 malam", aku segera turun dari kasur dan menghampiri suara tersebut.

"Makan malam yuk !. Tidurnya nyeyak ya ?"

Aku hanya tersenyum menatapnya penuh keraguan. Setelah makan malam selesai, akhirnya kuputuskan untuk memainkan hp diruang TV milik Abang Ari ini.

Mommy Ku Sayang

Aku mengetikkan tiga kata itu di kontak ku. Setelah beberapa saat menunggu, akhirnya terdengar suara wanita berusia 45 tahun itu.

"Hallo my satch ?"

"Iya mah..., mama lagi apa ?"

"Mama lagi ngatur jadwal pernikahan nih"

Aku sudah biasa mendengar kata pernikahan. Melihat orang menikah, bahkan merasakan kebahagiaan menjadi Raja dan Ratu selama sehari. Itu sangat menyenangkan pasti.

"Ohh, mamah kenapa suruh aku nginep dirumah Abang Ari sih ?", Aku melihat kesegala arah, memastikan tidak ada dirinya disekitar ku.

"Yakan mamah cuman percaya sama dia aja... dia yang dewasa, bisa jagain kamu. Bahkan dia sangat senang mamah titipkan kamu"

"Tapikan mah-"

"Udah ah, gapake tapi tapian. Kamu disana baik-baik loh ya ! Nurut apa kata Abang Ari. Klo gak nurut nanti mamah nikahin loh !". Ancaman macam apa itu.

"Yaudah deh, iya iya. Udah ya mah"

"Iya cantik, bye..."

*****

Kurebahkan badan ku pada kasur empuk ini. Membaca pesan singkat dari Chicco. Pacarku.

Kamu lagi apa ? Klo ada yang macem-macem sama kamu bilang aku yaa !

-Chicco

Iya Chicco... kamu gausah khawatirin aku. Disini kan ada Abang Ari.

-Stella

Jadi kamu mending dijagain Abang itu ? Dari pada aku, yang ganteng nya gak abis-abis ini ??

-Chicco

Ish.. Lebay. Udah ah, ngantuk

-Stella

Yaudah, slaft good.

-Chicco

Ya, danke.

-Stella

..........

BERLINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang