Part 4

1.5K 36 1
                                    

Harry's POV

Sekarang aku berada di suatu klub kecil agar paparazzi tidak mengetahui jika aku clubbing, habislah hidupku jika management dan para fansku mengetahui jika aku pergi clubbing.

Mataku menangkap sesosok pria yang memiliki quiff yang tinggi seperti ombak di pantai, youknowwho? Zayn fucking malik.

"Mau pesan apa curls?"

"Apapun yang kau pesan saja"

"Tunggu sebentar, aku pesan dulu, nikmati saja pemandangan penari penari didepanmu"

Ya, zayn memang benar. Para penari di club ini memang sangat "liar" dibanding penari penari di club lain. Itulah alasan mengapa aku dan zayn sering clubbing disini. Tentu kau tau bagaimana isi otak para lakilaki pada umumnya.

Dan sekarang didepanku ada penari yang hanya memakai lingerie berwarna silver. Aku amati, ia memiliki bibir dan tubuh yang sexy. Mungkin ia tahu aku adalah Harry Styles, karna itu ia langsung menghampiriku sambil menari dengan sexy.

"I'm sorry, but i need to talk with my friend, can you leave him? Thankyou. By the way, you have nice ass" Apa maksudnya zayn berkata seperti tadi ke penari itu, sungguh menyebalkan. Aku sedang menikmati pemandangan yang sangat indah dan tibatiba hilang sudah karena seorang zayn malik.

"What are you doing mate?! She's sexy you know, and i want her" aku berkata sambil meneguk minuman yang dapat kutebak ini adalah vodka, sensasi minuman ini langsung membakar tenggorokanku dan menyebar ke tubuhku.

"I need more zayn" beginilah aku jika sedang stress. Pernah waktu itu aku pulang dari bar hampir tertabrak mobil karena mabuk, untungnya hanya hampir.

"No harry, kau harus membicarakan apa yang membuatmu uringuringan selama 2 hari ini, baru kau bisa memesan minuman lagi" Kau tahu, zayn merupakan orang yang sangat keras kepala. Ia akan melaukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya, termasuk mengetahui masalahku ini. Menyebalkan memang, tapi kadang sifat zayn yang seperti itu berguna bagiku, mengingat aku bukan tipe orang yang dapat menceritakan masalahku ke siapapun. Terkecuali zayn tentunya.

Langsung saja aku menceritakan dari awal simon menyuruku berpacaran dengan sandra. Termasuk alasan mengapa aku tidak mau berpacaran dengan sandra.

"Jadi itu yang membuatmu stress sampai seperti ini, masalahmu sangatlah rumit hazz, apalagi jika sudah berurusan dengan management"

"Ya memang, sangat rumit. Rumit sekali. Kau tahu kan betapa frustasinya aku? Bolehkah sekarang aku pesan vodka lagi?" Aku memohon sembari menunjukkan puppy faceku. Entah kelihatan atau tidak, aku tak peduli mengingat suasana yang gelap.

"Puppy facemu tidak berguna, curls. Kau tahu? Aku tak akan membahas kesalahan management, karna management mengambil sikap seperti ini juga karena kelakuanmu yang semakin lama semakim memburuk. Dan mungkin uncle simon memilih sandra karena sandra merupakan keponakannya dan ia sahabatmu, curls"

"Mantan sahabat, lebih tepatnya" Aku menatap sinis kepadanya. Sungguh, tujuanku bertemu zayn adalah untuk menghilangkan stress. Bukan untuk menanbah fikiranku seperti ini.

"Dengarkan aku, aku tahu dari ceritamu bahwa ia meninggalkanmu karena suatu alasan, dan aku yakin ia sebenarnya tak rela meninggalkanmu. Aku yakin ia sungguh ingin kembali seperti dulu kala denganmu, namun ia tidak bisa karna ia tidak mempunyai kesempatan. Cobalah bersikap baik padanya hazz, bersikap seperti dulu. Aku tahu ini sulit, namun aku yakin kau juga ingin kembali seperti dulu kan? Cmon mate, jangan membohongi perasaanmu sendiri" Sekarang fikiranku menjadi semakin kacau, sungguh. Aku bahkan tak tahu harus berkata apalagi kepada zayn.

Sebenernya aku sangat penasaran mengapa ia harus meninggalkanku, dan sebenernya aku juga sangat ingin kembali seperti dulu dengan sandra. Tapi aku tak tahu, rasanya sakit apabila mengenang waktu ia meninggalkanku tanpa alasan. Dan aku yakin itu bukanlah perpisahan secara baikbaik.

"Aku tak tahu zayn. Aku bahkan tidak pernah memikirkan bertemu kembali dengannya. Apalagi menjadi pacarnya, tak pernah terbayangkan. Aku juga tak tahu ia masih ingin berteman denganku apa tidak. Dan kau harus tau, sangatlah sulit bersikap seperti dulu mengingat apa yang telah ia lakukan untukku"

"Percayalah, ia memiliki suatu alasan penting. Dan aku yakin ia sangat rindu padamu. Mungkin ini jalan agar kalian bisa memperbaiki hubungan kalian. Sebagai sahabat tentunya, bahkan lebih"

"What the fuck, zayn?!"

"Calm down mate. Aku tahu ia tak senang dipertemukan denganmu dengan cara seperti ini. Namun ini sudah terjadi hazz, kau hanya perlu menjalankannya dan berusaha memperbaiki hubunganmu dengannya" Tibatiba handphone zayn berbunyi menandakan ada panggilan masuk

"Perrie menelfonku, aku harus pulang. Jaga dirimu mate. Don't drink too much. Bye"

Tanpa mempedulikan zayn, aku memesan 5 gelas vodka, dan itu cukup membuatku mabuk.

Sandra's POV

Sekarang aku sedang berjalan di pesisir london, daerah yang jarang orang ketahui. Aku memang suka berjalan kaki di malam hari, apalagi dikala stress seperti ini. Aku masih memikirkan hal tentang harry. Sungguh, aku tidak tahu harus bercerita dengan siapa. Sahabatku lina, sekarang masih kuliah di jerman. Aku tak enak jika bercerita ke lina, takut mengganggu. For your information, aku tinggal di london bersama keluarga uncle simon. Ibuku meninggal karena sakit keras, dan ayaku... Well, ia bunuh diri, depresi karena terbelit hutang disaat aku masih berumur 8 tahun. Untung aku masih memiliki uncle simon, uncle simon memang bukan paman kandungku. Namun istrinya uncle simon merupakan adik dari ibuku, mengingat waktu itu aku masih berumur 8 tahun dan aku tidak mempunyai siapa-siapa lagi, akhirnya aunty mengadopsiku sebagai anaknya, karena waktu itu ia juga belum mempunyai anak.

Berbicara tentang harry, sebenarnya aku sangat ingin bersahabat lagi dengan harry, sungguh. Sampai sekarang, aku merasa harry lah orang yang paling mengertiku selain keluargaku. Bahkan, lina pun tidak tahu baik burukku, tidak seperti harry. Ya, memang sih itu sudah lama, sudah hampir 10tahun aku tidak bertemu dengan harry. Tapi percayalah, 10 tahun itu pula aku tidak bisa berhenti memikirkan harry. Apalagi sekarang ia merupakan superstar yang diidolakan hampir kebanyakan perempuan diluar sana, dan lina adalah seorang directioner, setiap aku bertemu/video call dengan lina, pasti ia selalu membahas tentang one direction, khususnya harry karena ia adalah harry's girl. Tenang saja, ia tak tahu jika aku sempat mengenal harry dengan baik.

Ohmygod! Aku baru sadar, cepat atau lambat lina akan mengetahui hubunganku dengan harry, sebagai pacar tentunya. Apalagi ia directioner yang selalu update tentang berita berita terkini dari one direction. Apa yang harus kukatakan apabila ia mengetahui ini semua? Apakah aku harus memberi tahu masa laluku dan harry? Ataukah aku hanya akan mejelaskan bahwa aku pacarnya harry? Tapi bagaimana jika ia bertanya darimana aku mengenal harry? Aku harus menjawab apa? Sungguh, baru terfikirkan olehku.

Disaat aku sedang berjalan dan menikmati angin malam london, dan memikirkan Lina tentunya, aku menabrak seseorang, dan orang itu langsung jatuh pingsan. Aku menengok ke sebelah kanan, ternyata itu sebuah club. Aku bisa tebak lelaki ini mabuk. Aku lihat baikbaik mukanya, dan aku kaget setengah mati, rasanya seperti dunia berhenti berputar. Lelaki itu... Lelaki yang aku rindukan selama 10 tahun, harry edward styles.

"Fuck my life"

Next chapter? I'll update tomorrow! Don't worry ;;)

I need ur comment and vote hihihi :3

Fake Relationship ( Harry Styles Love Story )Where stories live. Discover now