Sandra's POV
Sinar matahari masuk melalui jendela kamar harry, membuatku terbangun dari tidurku yang sangat nyenyak. Entah apa yang membuatku tidur dengan sangat nyenyak dan sangat nyaman.
Aku merasakan kokohnya tangan yang memeluk pinggangku, aku yakin itu harry, tidak ada yan memiliki tangan sebesar ukuran tangan harry. Terkadang aku berfikir ada apa dengan mom anne dan dad des sampai-sampai menghasilkan anak yang memiliki tangan sebesar itu.
Berbicara tentang mom anne dan dad des, aku sudah lama sekali tak berbicara dengan mereka. Ya memang, aku selalu menganggap orang tua harry adalah orang tuaku, begitupun sebaliknya. Namun sayang, orang tuaku sekarang sudah bahagia berada di surga. Ya, memang aku sering teringat oleh orangtuaku terutama ibu yang selalu berada disampingku dimanapun dan kapanpun.
Aku meraih tangan harry agar ia memindahkan tangannya yang memelukku dengan pelan, berharap ia tidak bangun karena gerakanku. Namun sepertinya ia sadar akan gerakanku. Justru ia malah mempererat pelukannya agar aku tak dapat bergerak kemanamana.
"Just stay here. It's still 7am" Harry berbisik dileherku. Membuatku merinding.
"No harry. I need to wake up. I have to make a breakfast for you and the boys" Aku kira seiring dengan perjalannya dengan one direction, ia sudah berubah. Ternyata sama saja, ia masih malas untuk bangun pagi. Lazy ass.
"But i want to hug you again. I miss you, you know?" Aku merasakan pipiku memanas ketika harry berkata seperti itu. Untungnya ruangan ini masih gelap -hanya ada ahaya dari jendela kamar- jadi harry tak melihatku.
"I know. Tapi aku harus pergi ke dapur. Siapa yang akan memberi kalian sarapan kalau bukan aku?"
"Okay. Go downstair then." Ia melepas pelukannya lalu berbalik memeluk guling yang ada disampingnya. Poor harry.
Ketika aku sampai di dapur. Aku justru melihat zayn -shirtless- yang sedang membuka kulkas. Kaget sebenarnya, karna setahuku ia yang paling malas bangun pagi namun kali ini ia justru bangun lebih awal dari yang lainnya.
"Morning zayn" aku menghampirinya.
"Morning tooo, bagaimana semalam? Kau percaya kan apa yang kukatakan di taman semalam?"
"I'll tell you later. Aku ingin membuat pancake dan bacon untuk kalian." Lalu aku membuka kulkas dan mengambil bahan-bahan yang sekiranya aku butuhkan. Aku mulai mencampurkan telur, susu, dan tepung terigu. Disaat aku mulai mengaduk adonan, zayn mengambil adonan itu lalu mengaduknya.
"Lemme do it" Aku langsung mengambil mangkuk yang berisi adonan dari tangan zayn.
"Nooo, i wanna do it" Ia juga mengambil mangkuk berisi adonan tersebut dari tanganku.
"I'm a girl and you're a boy. So lemme do it" aku juga merebut mangkuk itu dari tangan zayn. Jadilah kami saling tarik menarik mangkuk layaknya anak kecil. Dan prang! Mangkuknya pecah!
"Ini salahmu" i glare at him.
"Salahmu"
"Salahmu"
"Kau yang merebut mangkuknya dari tanganku"
"Kau yang memulai"
"Kau"
"Kau"
"Shutup. Better if we clean this kitchen" Dan dengan itu aku berjongkok lalu mengambil pecahan mangkuk tadi lalu diikuti zayn.
Entah karena kurang hati-hati atau apa, tanganku tergores pecahan kaca. Mengakibatkan jariku berdarah. Zayn yang melihatnya langsung memegang tanganku dan menuntunku ke wastafel untuk membersihkan lukaku.
Namun tibatiba aku mendengar suara deheman harry yang otomatis mengagetkanku. Secara reflek aku langsung menarik tanganku yang tadi dipegang zayn.
"Teruskan saja aktifitas kalian. Maaf menggangu" Dengan begitu ia pergi menuju taman dengan emosi. Aku tahu karena ia mengepalkan kedua tangannya. Tanpa fikir panjang, aku mengejarnya.
"Harry wait!" Aku bersusah payah berlari mengejarnya. Sungguh, harry berlari sangat cepat sampai aku kewalahan mengejarnya.
"Apa lagi hah?! Teruskan saja bersama zayn!" Seketika ia berbalik dan menatapku dengan matanya yang menunjukkan amarah.
"You mad at me again, right?" Ia diam. Tak dapat menjawab pertanyaanku.
"Sungguh hazz, aku sudah berkata padamu bahwa tidak ada apa-apa diantara kami. Kami juga tidak memiliki perasaan apapun. Tadi zayn hanya membantuku membasuh jariku yang tergores serpihan kaca" Dengan itu aku berjalan mendekat kearah harry. Lalu menatap matanya. Aku masih melihat amarah yang terpancar di mata harry. Dan ia masih saja diam, tidak memberi reaksi apapun. Tibatiba saja zayn menyusul kami dengan setengah berlari dan mendekat kearah harry.
"Harry let me explain. Pertama, aku akan menjelaskan yang terjadi semalam. Semalam aku hanya melakukan itu untuk membuatmu cemburu dan agar kalian berdua sadar bahwa kalian saling menyayangi, lebih dari sahabat tentunya. Yang kedua, tadi pagi aku bangun lebih awal karena perrie akan datang kesini, lalu aku kedapur dan bertemu sandra, dan kami membuat pancake bersama, namun yang terjadi justru kami memperebutkan mangkuk dan akhirnya pecah. Dan seperti yang kau lihat ini, ia terkena pecahan kaca dan aku hanya menolongnya. Sungguh, aku hanya menganggap sandra seperti adikku, kelakuan dan sifatnya mirip adikku waliyha. Lagipula kau lupa? Aku sudah bertunangan dengan perrie, dan aku tak akan mungkin berselingkuh dengannya" Jelasnya panjang lebar, dan itu cukup membuat harry kaget setengah mati.
"Oh shit. Okay, i got it. It's all my fault. I'm too damn overprotective. Look, i'm really sorry. Maaf telah berburuk sangka terhadap kalian" Ia berkata sembari duduk di kursi tangan dan mengacak-acak rambutnya yang keriting itu.
"It's okay mate! You being a dick sometimes. But I know you do it because you truly love sandra and you don't want to lose her again" Jawab zayn sembari memeluk sahabatnya itu lalu ia masuk kedalam dan meninggalkanku berdua dengan harry. Terjadi keheningan beberapa detik sebelum akhirnya harry berbicara.
"Sandra, i'm sorry... again" ia berkata sembari memegang kedua tanganku dan menggengamnya.
"Berjanjilah padaku kau tak akan mengulanginya lagi. Sungguh, aku masih belum bisa menyesuaikan diri dengan kecemburuanmu" Akhirnya aku berbicara kepada harry.
"Aku tak bisa janji. Tapi bantu aku agar aku bisa menjadi apa yang kau harapkan" Aku hanya menjawab dengan anggukan dan senyuman. Lalu kami berjalan kedalam dengan posisi ia memegang tanganku seolah ia tak ingin kehilanganku lagi.
Aku sebenarnya ingin sekali bertanya kepada harry.
Are we friends, or are we more?
Wohooooo! akhirnya update jugaa. Maaf sekali lagi ya kalau aku updatenya dikit banget.... please vote and comment yaaa. Kalau kalian Mau ngasih saran apa yang kalian mau buat next chapter tinggal comment yaaaa!!! see you on the next chapter!!! byeeee :*
YOU ARE READING
Fake Relationship ( Harry Styles Love Story )
Hayran KurguBagaimana jika management mengharuskan Harry Styles berpacaran dengan sahabat kecilnya? Sahabat yang dulu sempat meninggalkan Harry... Bagaimana jika Sandra juga tidak mengetahui bahwa management memaksa ia berpacaran (berpurapura) dengan seorang Ha...