Chapter 21

15.9K 632 47
                                    

A/N: Gue liat chap 18,19 udah seneng soalnya vote udah masuk 60. Tapi di chap 20? Anjir cewaaaaa kuy. Its ok mungkin gue kesannya maksa bgt buat nyuruh vote. Tapi..terserah. Kalo gitu yaaa terserah. Berarti gue mau lanjut ini juga terserah, mau di lanjut kek, enggak kek, terserah gue yaa? *lagipms, harap maklum dan mohon apresiasinya.

21


Ini sudah masuk hari ketiga sejak kepergian Tuan dan Nyonya Rousseau ke Chicago. Tak ada skandal ataupun insiden serius yang terjadi. Mungkin Justin hanya melakukan kenakalan kecil selama ia tinggal tanpa kedua orang tuanya. Kewajiban yang harus ia jalani hanyalah belajar bersama guru privatnya. Dan selama tiga hari ini, hubungan Justin dan Shay berjalan semakin erat. Percaya atau tidak, pertahanan yang Shay bangun sebelumnya perlahan meluruh. Shay mulai menerima kenyamanan yang Justin berikan, cinta yang Justin utarakan. Meski ia tidak mengatakannya secara gamblang, tapi perasaan ini..Shay membiarkan rasa yang selama ini ia kukung dalam benaknya terkuak perlahan.

Setelah kejadian panas di atas ranjang saat itu..Justin belum memintanya lagi. Oh tidak, bukannya Shay menunggu atau bedebahlah, ia hanya..merasa cukup senang. Well, ternyata hasrat kelelakian Justin tidak segila yang Shay kira. Shay kira bocah itu akan terus memintanya setiap hari. Dan, huh, setidaknya dengan begitu ia bisa bekerja lebih tenang tanpa takut akan perangai Justin yang aneh dan tak terduga. Shay bisa menenangkan pikirannya dan terhindar dari masalah selama sejenak.

Shay berjalan tenang menyusuri setapak rerumputan yang akan membawanya ke gudang. Lagi-lagi, Bevis menyuruhnya menyimpan perkakas dapur yang sudah rusak ke dalam gudang. Di tangan Shay terdapat kuali berukuran besar yang sudah berkarat. Kuali sialan itu sudah tersimpan di dalam rak selama nyaris satu tahun dan Bevis baru menemukannya tadi siang. Menyebalkan bukan?

Yang lebih menyebalkannya lagi, Ambre menambah tugas yang Shay tanggung untuk membersihkan sekitar kaca dan kusen di sekitar gudang yang sebenarnya masih bersih dan mengkilap. Ambre sialan itu memang sengaja menambahtugaskan Shay karena ia ketahuan menguap lebar-lebar tanpa menutup mulutnya saat tengah menyapu di sekitar halaman depan. Okay, Shay cukup merasa jengah karena segala perangainya selalu diawasi oleh mata elang Ambre yang menyeramkan.

Shay mulai mengarahkan kunci yang ia bawa pada lubang kunci yang terdapat di pintu gudang. Ia mendesah karena kesusahan dengan kuali yang dibawanya. Setelah beberapa detik bersusah payah, akhirnya pintu itu terbuka. Shay pun segera melangkah masuk dan meletakkan kuali sialan tersebut ke tempat yang tepat agar petugas pembuangan bisa segera mengambilnya. Setelah meletakkan kuali tersebut, Shay kembali beranjak dari posisinya seraya memandang sekitar gudang yang tampak bersih dan rapi. Geez, tempat ini serasa bukan gudang. Lihat saja, segala benda yang ada di dalam gudang ini begitu bersih dan terhindar dari debu sedikit pun. Mungkin hanya benda-bendanya saja yang terlihat tua, rusak, dan berkarat. Jadi, apa yang harus Shay bersihkan lagi? Lagipula semua barang sudah tertata sempurna. Dan lagi, kaca-kaca yang Ambre suruh untuk dibersihkan benar-benar tampak bersih dan oh astaga, benar-benar mengkilap!

Shay mendengus, ia lebih memilih untuk berlalu dari gudang daripada harus membuang-buang waktu membersihkan sesuatu yang sudah bersih. Ia mulai berbalik dan berderap menuju pintu gudang yang masih terbuka. Dan Shay harus menahan diri untuk tidak memekik lantas tersentak dengan histeris saat dirinya dihadapkan dengan sosok jangkung yang menghalangi jalannya menuju pintu.

"Pour l'amour de Dieu, Justin !
Vous me surprenez! (Demi Tuhan, Justin! Kau mengejutkanku!)"

Justin Allard Rousseau memamerkan cengirannya yang manis, lantas melambaikan satu tangannya di hadapan Shay. Setelah itu, ia mendekatkan wajahnya ke arah Shay seraya mengerjapkan matanya beberapa kali. Shay sempat mengernyit melihat ekspresi Justin yang menjijikkan sekaligus menggemaskan itu. Dan tanpa ia sadari, tangan Justin dengan gesit bergerak ke belakamg untuk membanting pintu gudang hingga tertutup rapat.

SLUT [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang