Chapter 32

8.2K 546 153
                                    

32


Vanessa Benson hanya bisa duduk terdiam sambil memandangi pemandangan senja di balik penthouse mewah yang kini ditempatinya di Bahamas. Tubuhnya terasa lemas dan pinggulnya terasa sakit akibat aksi gilanya bercinta bersama dua turis asing berbadan besar sepanjang siang. Menyenangkan? Tentu saja. Bagi jalang atau maniak seks macam Vanessa, ia senang melakukan aksi gila dan liar seperti itu.

Ia hanya duduk di atas sofa besar sambil menikmati secangkir kopi. Meski kopi tidaklah cocok diminum saat senja yang hangat seperti ini, cairan kelat dengan aroma nikmat itu bisa membuat Vanessa sedikit lebih tenang. Terlebih ketika pikiran serta benaknya terus diliputi rasa sekaligus rasa bersalah pada Rita, alias Shay McConnell. Wanita yang bisa Vanessa tebak memiliki suatu hubungan dengan Justin, anak dari pasangan berdarah biru keluarga Rousseau.

Apa yang tengah dilakukan wanita itu sekarang? Terakhir kali Vanessa menghubunginya, semua tampak memburuk. Wanita itu marah akibat persembunyian Jake yang membawa dirinya beserta beberapa bawahan pentingnya--termasuk Barbara--ke Bahamas. Sedangkan pekerjaan gelap di Pigalle tetap berjalan dan diambil alih oleh sebagian bawahan Jake yang lain. Hingga jelang beberapa hari saja, pemberitaan mengenai Justin yang berlibur bersama wanita misterius pun menyebar. Dan Vanessa yakin itu adalah Rita. Mengingat tubuh dan rambutnya yang tergerai sangat mencerminkan sosok Rita dari belakang.

Sudah lebih dari satu minggu Vanessa menetap di tempat ini, dan rasanya sungguh monoton. Misi yang dijalani Jake serasa bodoh dan lamban untuk dituntaskan. Bahkan Vanessa tidak tahu mengenai kabar Louis Aston sama sekali. Jake seakan membiarkan masalah itu berlarut-larut. Dan misi persembunyian yang ia jalani saat ini lebih mirip seperti acara liburan dadakan. Entah apa yang Jake rencanakan, otak pria tua itu kadang terlalu brilian untuk diterka.

Sesungguhnya, Vanessa ingin kembali ke rutinitas normal. Ia bahkan masih tak mengerti jika seorang jalang macam Rita alias Shay dapat membawa pengaruh besar yang dapat menghancurkan Folie's Pigalle dalam sekejap. Vanessa ingin kembali bersama pekerjaan yang dicintainya di Paris. Bersenang-senang di sarang gelap itu untuk selamanya. Sampai mati. Dan ia berharap Shay segera kembali. Ia lelah dengan semua kebodohan yang konyol dan menggelikan ini. Bahkan Vanessa muak mengurusi apartemen Shay yang lama terbengkalai.

"V, kau melamun?"

Vanessa tersentak dalam kesadaran. Ia mengerjap lantas menoleh. Iris matanya yang berwarna abu kebiruan menatap seseorang yang berdiri di belakangnya dengan kedua alis berkerut. Setiap sore sejak di Bahamas, Vanessa selalu memiliki waktu sendirian untuk melamun. Dan kedatangan Jake dalam keadaan rapi dengan stelan formal yang berkelas sangatlah tidak biasa.

"Papa?" gumam Vanessa heran. "Ada... apa?"

"Kenapa kau tidak berkemas?" bandit tua bertubuh gempal itu balas bertanya dengan skeptis. Ia membuka sebuah lemari, lantas menarik satu koper kemudian membantingnya ke atas lantai. "Kopermu bahkan masih terasa ringan."

"Apa maksudmu?" Vanessa semakin terheran. Ia berdiri dengan balutan lingrie seksinya, lantas berjalan perlahan menghampiri Jake yang kini terdiam di depannya.

Pria paruh baya itu tersenyum penuh arti, meraih tubuh semampai Vanessa ke dekapannya lantas bergumam, "Sudah berakhir, bitch. Semua sudah berakhir."



***


Kilauan dari cahaya kamera yang begitu banyak berkumpul menjadi satu dan terus berkedip mengeluarkan cahayanya. Membidik satu objek seperti hewan buas yang mengerubungi mangsa. Di tengah ballroom yang ramai, euforia pesta besar yang diadakan keluarga bangsawan mendadak berubah menjadi ajang konferensi pers besar-besaran. Semua tamu undangan yang datang dari kalangan elit hanya bisa menonton kilauan kamera itu dari kejauhan. Dan tetap menikmati acara pesta dengan elegan dan lagak apatis.

SLUT [DITERBITKAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang