Edelline membulak-balikkan buku pelajarannya asal. Sudah 15 menit Edelline berada di dalam kelas. Jam baru menunjukkan pukul 07.00 sedangkan Bel berbunyi jam 07.15, wajar jika kelas masih sepi. Sebenarnya, sudah ada beberapa teman Edelline yang sudah datang. Tetapi mereka tidak berada di dalam kelas, sebagian dari mereka ada yang langsung menuju ke Kantin untuk mengisi perutnya akibat tidak sarapan, dan bagi orang-orang yang kutu buku mereka pergi ke Perpustakaan.
"Kalo bukan papa buru-buru kerja, gue ogah deh dateng kepagian gini." Gerutu Edelline.
Edelline menutup buku pelajarannya yang sedaritadi menjadi bahan pelampiasan bosannya, ia melipat kedua tangannya di meja lalu membenamkan kepalanya.
Baru saja Edelline menutup kelopak Matanya, suara khas Shelin yang Cempreng&Heboh tersebut terdengar di depan kelas membuat Edelline berdecak, "gagal tidur deh, gue." Ucapnya, lalu menyandarkan badannya di dinding kelas sambil melipat kedua tangannya.
"Faaan lo tau kan di olshop yang itu tuh barangnya branded banget gilaaa, gue pengen order ih." Ucap Shelin. Kini suara Shelin bukan lagi menggema di depan kelas, tetapi didalam kelas. Natalie Marshelina adalah 1 dari 3 sahabat Edelline di sekolah. Orangnya cantik, ceria, dan yang paling terpenting Shelin itu Fashionable. Dia selalu update model-model Fashion terkini. Dia juga polos, sampa-sampai banyak laki-laki yang gagal Nembak dia gara-gara kepolosannya.
"Yaudah, tinggal order susah amat, Shel." Jawab Fani cuek, matanya setia menatap novel yang ia baca. Beralih dari Shelin, Fani juga salah satu sahabat Edelline, Fani adalah orang yang paling Holic dengan Novel, segala jenis Novel terbaru ia selalu punya. Orangnya cantik, tapi cuek, agak Tomboy. Sifat Fani bertolak belakang dengan Shelin. Dan anehnya, mereka malah berteman sebangku.
Shelin meletakkan tas-nya di meja, disusul oleh Fani yang masih senantiasa fokus dengan Novel, "Masalahnya nih ya Fan, harganya mahal banget gila."
"Berisik lo, Shel." Ucap Edelline dengan nada sinis. Shelin dan Fani menoleh ke arah belakang bangku mereka.
"hah? Lo Edel? Serius? Kapan lo masuk ke kelas? Perasaan tadi gue pergi bareng Fani deh gak ada lo?" Shelin mencubit pipi Edelline.
"Ih lo ngapain sih segala cubit-cubit sakit tau! Iya gue Edel, dan gue dateng gak bareng lo. Gue udah dateng dari tadi." Tukasnya.
"Ada angin apa lo dateng cepet? Biasanya telat mulu." Kini Fani yang bertanya. Sepertinya bukan bertanya, lebih tepatnya meledek.
"Angin ribut. Ya gak lah. Bokap tadi buru-buru kerja. alhasil, gue jadi pergi cepet." Balas Edelline.
"Assalamualaikum.." Ucap Dea lalu duduk di sebelah Edelline. Dan yang terakhir, sahabat Edelline itu Dea, dia yang paling Alim diantara mereka ber-4. Cantik, lembut, gak banyak Neko-neko. Dea teman sebangku Edelline.
Di kelas, Edelline dan Dea termasuk urutan tiga terbesar yang terus bertahan. Mereka berdua memang sama-sama pintar.
"Kok kerudung lo warna dongker sih de? Kan rok kita abu-abu." Protes Shelin.
Dea tersenyum, "kerudung gue dicuci semua kan kemarin gue pulangnya hujan-hujanan." Jawab Dea.
"Lo masih pagi udah protes Aja sih, Shel!" Ucap Fani.
"Lah lo juga ikutan protes aja!" Balas Shelin tak mau kalah.
Edelline hanya terdiam melihat kedua sahabatnya yang saling beradu mulut tak mau kalah. Sudah menjadi kegiatan rutin mereka berdua di pagi hari membuat Edelline tidak heran lagi.
Suara riuh dari luar kelas membuat seisi kelas mendengus sebal. Itu adalah rombongan laki-laki yang sepenuhnya bukan anak kelas 11IPA1, kelas Edelline. Rombongan anak cowo yang lebih kurang 15orang, berasal dari Ipa, ips, bahasa itu cukup terkenal, dan keonarannya yang membuat mereka terkenal. Dan dengar-dengar, ketua dari rombongan tersebut adalah Digo, mantan Edelline. Suara riuh itu kini menggema didalam kelas Edelline, "shht Del, ada Digo." Bisik Dea pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveliest Happiness
Teen FictionApa rasanya berada di tengah-tengah orang yang menyayangi kita? Bahagia? Sangat. Tetapi terkadang, kebahagiaan itu hilang saat sebuah keegoisan datang mengalahkan perasaan kita. Dan ini cerita tentang Edelline Kinanati & Edelson Keenan. Dua orang ya...