"Udah wey, lu malah berantem disini. Mending kita ke warung belakang sekolah aja kayaknya disitu gak terlalu rame deh!" Sergah Edelline. Karna jika Edelline tidak mengalihkan mereka bisa adu mulut sampai besok.
"Udah yuk cepetan! 15 menit lagi bel masuk!"
Sesampainya di warung yang berada di belakang sekolah, Edelline, Dea, Shelin, dan Fani menduduki bangku kosong di pojok warung. Memang di akui, warung ini adalah alternatif Siswa-siswi SMA Tunas Bangsa. Karna kapasitas Kantin sekolah yang tidak bisa menampung seluruh siswa-siswi maka dibangunlah warung ini. Sebenernya warung ini adalah milik sekolah A.k.a kantin ke-2. hanya saja, warung ini tidak seramai kantin di dalam sekolah. Mungkin karna lokasinya yang terkadang membuat siswa-siswi malas keluar dari lingkungan sekolah.
Edelline sibuk membolak-balikkan buku menu untuk menentukan pesanan. Tiba-tiba Handphone Edelline berdering pertanda panggilan masuk. dengan sigap Edelline merogoh Ponselnya yang terletak di dalam saku rok sekolahnya. Edelline mengerutkan dahinya melihat nama kontak yang tertera di layar Handphonenya "Ken." Desis Edelline nyaris tak terdengar. Edelline tersenyum.
"Gue pesennya samain kaya lo-lo pada aja ya, Gue mau keluar sebentar ada yang nelepon." Ujar Edelline yang dibalas anggukan oleh ketiga sahabatnya.
Edelline berlari ke luar warung. Menjauhkan jaraknya dengan ketiga sahabatnya itu. Cewek itu menekan tombol hijau pada layar Handphonenya.
"Hallo, Assalamualaikum?" Terdengar suara laki-laki itu memulai pembicaraan, Senyum Edelline mengembang.
Rasa Rindunya semakin menggebu-gebu sampai Edelline tak bisa berucap. "Edel? Kok gak jawab?" Sapa laki-laki itu 'lagi'.
"Eh..eh.. iya KEEEEN LO KEMANA AJA? GUE KANGEN." Teriaknya.
Ken tertawa, cowok itu tau, persis. "Maaf baru ngabarin, Gue sibuk sama tugas-tugas dan sekarang gue baru bisa ngabarin elo."
"Gue Frustasi lo ngilang gitu aja selama 3 bulan. Emang segitu sibuknya ya pelajar di luar negeri?" Tanya Edelline polos. Entah emang polos apa bodoh.
Lagi-lagi Ken tertawa. "Haha pertanyaan lo ada-ada aja. Btw, gue punya kabar baik!"
"Apa?""Besok gue pindah ke Indonesia lagi, dan menetap disana."
"Serius lo? Lo gak bercanda kan?!" Ucap Edelline girang. Antusiasnya memuncak.
"Nggak. Besok tunggu gue di bandara jam 6sore ya! Btw, Udah dulu ya? Sampai ketemu besok Edel! I miss you so bad Barbie. Bye."
Edelline senyum-senyum salah tingkah, "I miss you too Pangeran Ken."
Lalu Panggilan terputus secara sepihak. Edelline senyum-senyum salah tingkah seraya menatap Layar ponselnya penuh kegembiraan.
Ken adalah sahabat Edelline dari kecil. Hanya saja, mereka terpisah empat tahun yang lalu sejak mereka sama-sama lulus SD. Ken pindah ke Australi, karena Ayahnya yang mendapat tawaran kerja disana. Dan semenjak itu mereka terpisah. Empat tahun lamanya mereka hanya berhubungan lewat socmed entah Skype, line dan lainnya. Itu juga mereka hanya berhubungan sebulan sekali atau sebulan dua kali.
Edelline kembali kedalam. Raut wajah yang sangat berubah dari sebelumnya.
Shelin menatap perubahan raut wajah Edelline yang baru saja menduduki kursi. "Lo kenapa? Kayaknya mood lo berubah 180 derajat." Tanya Shelin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveliest Happiness
Teen FictionApa rasanya berada di tengah-tengah orang yang menyayangi kita? Bahagia? Sangat. Tetapi terkadang, kebahagiaan itu hilang saat sebuah keegoisan datang mengalahkan perasaan kita. Dan ini cerita tentang Edelline Kinanati & Edelson Keenan. Dua orang ya...