8. Perselisihan...

148 7 4
                                    


Hubungan Rara dengan Roi berjalan baik selama 6 bulan ini, mereka saling setia, saling cinta dan bahagia, sampai-sampai Roi melakukan banyak perubahan pada dirinya, berhenti merokok dan minum minuman keras, karena ia tau, kekasihnya membenci semua hal itu, maka Roi ingin menjadi lelaki idaman bagi Rara, dan Rara merasa menjadi wanita paling bahagia .

Berawal dari sebuah perkenalan singkat di rumah teman Roi, sosok lelaki yg agak pendiam bernama Onad yg merupakan salah satu sahabat dekat Roi, mulai terpana dengan kepolosan Rara .

"Nih kenalin cewe aku, Rara . sayang, ini temen-temen aku"

"Wow . banyak ya, harus kenalan satu-satu ya? Yakin nih aku pasti gak hafal nanti" ucap Rara, membuat semua tertawa .

Suasana di tempat itu sangat hangat, Rara merasa di jaga oleh banyak kakak laki- laki, ya memang semua yg ada disitu ber umur jauh lebih tua dari Rara .
Tetiba dia teringat akan kakak laki-lakinya bernama Yose yg jarang pulang karena bekerja di luar kota, dan sebagai saudara, mereka tidak terlalu dekat, karena jarak umur yg jauh sehingga Yose memutuskan keluar dari rumah untuk hidup mandiri, itu alasannya disamping lelaki itu membenci ayahnya sendiri .

Hari itu di Rumah teman Roi yg bernama Nata mereka bersenang-senang, bernyanyi, bergurau, mereka menyambut kedatangan anggota keluarga baru, Rara .
Rara pun sangat bahagia berada di tengah mereka, berasal dari bermacam latar belakang, sifat, agama dan memiliki keunikan masing-masing .
Rara merasa menjadi wanita paling beruntung bertemu Roi dan banyak kakak baru yg baik padanya, hampir setiap hari se pulang sekolah Rara pergi ke rumah Nata, yg mereka sebut markas berkumpul .
Banyak kegiatan yg Rara rasa itu kegiatan baru, mencari belut, membuat keripik tempe, menyablon kaos dan masih banyak lagi .
Hingga suatu saat.....

Di rumah Rara...
Handphone Rara berbunyi...

"Haloo... Iya siapa ya?"

"aku dek, Onad"

"Eh iya kak tumbenan telpon, ada apa ya?"

"Emm... Gak ada apa-apa sih cuma mau tanya aja kamu udah makan belum dek?"

"Oh.. Belum kak, paling juga abis gini Roi kesini bawa makanan, lah kakak udah makan?"

"Belum dek, maksudku sih tadi pengen beli rujak deket rumah kamu itu, tapi gak enak kalo sendirian, tapi kamunya gak bisa nemenin ya? Yaudah deh gapapa"

"Oh gitu, gini aja deh, aku nanti beli Rujaknya ntar aku anter ke bengkel sama Roi, gimana, sama aja kan?"

"Emmm... Iya deh kalau gitu kakak tunggu ya . makasih ya, maaf kamu jadi repot"

"Enggak kak, lagian kan searah juga"

Segera mereka menutup pembicaraan dan tak lama Roi datang

"Hai sayang nih aku bawain makanan tapi lauknya cuma Tahu sama sayur sama sambal, gapapa ya?" tanya Roi .

"Apaan sih yang, kaya aku cewe pemilih aja, kamu bawain makanan gini tuh aku udah bersyukur tau, by the way makasih sayang kamu mau bawain aku makanan hampir tiap hari"

"Udah kewajban aku sebagai cowo kamu sayang"

Mereka berpelukan sejenak, seketika ucapan Rara memecah suasana hangat itu.

"Eh sayang nanti kalo mau ke markas mampir ke ibu rujak didepan yahh?"

"Kamu mau bawain rujak buat anak-anak?"

"Enggak sayang, tadi kak Onad telpon nitip rujak"

Roi mengernyitkan dahi..

"Onad telpon kamu? Seinget aku dia gak pernah minta nomor kamu ke aku yang"

"Gak tau deh . yuk ah yang makan dulu, udah laper" jawab Rara .

Roi masih merasa aneh, darimana Onad mendapat nomor Rara, tapi segera ia menyibak pikiran itu, dia terus menjejalkan ke otaknya bahwa sahabatnya itu tidak mungkin bermaksud lain pada kekasihnya sendiri .

Suatu ketika beberapa minggu setelah hari itu tepatnya hari sabtu pagi, Rara harus pergi ke sekolah Dasar tempat ia bersekolah dulu untuk acara reuni .

"Iya sayang maaf aku ada jadwal kuliah gak bisa anter, Tika atau Tami atau Catrin gimana, bisa anter kamu gak kira-kira?"

"Gak bisa sayang mereka lagi ada acara sendiri-sendiri tuh, yaudah kamu lanjutin dulu kuliahnya, love you sayang, bye"

"Love you too sayang, kamu minta anter anak-anak deh sapa gitu coba kamu telponin"

"Oke sayang"

Tuuuut..tuut...

Rara menelpon semua kakaknya, hasilnya nihil, tidak ada yg bisa mengantar Rara pergi hanya bersisa 1 orang, Onad, harapan terakhir Rara yg akhirnya terkabul .

Betapa senangnya Onad tau bahwa ia akan menjemput kekasih sahabatnya yg ia sukai sejak pertama bertemu dan pergi bersama . secepat kilat ia mengendarai sepeda motornya .

"Wow.. Cepet banget kak udah sampe"

Sambil mengibas jok belakang Onad berkata .

"Silahkan Tuan Putri" dengan tersenyum manis

"Ih.. Apaan sih kak" dengan sedikit malu-malu

Mereka berangkat, dan sepanjang perjalanan tidak ada ekspresi lain dari Onad selain senyuman .

Awalnya Rara tidak befikir macam-macam hingga dia benar-benar merasa aneh ketika perhatian Onad padanya sudah tidak biasa lagi, hingga hatinya mulai goyah saat tau kalau Onad pun berubah demi Rara, tidak merokok dan mabuk-mabuk, selalu ada saat Roi tidak bisa menemani Rara karena kuliah yg padat, ditambah lagi mereka seiman, membuat Rara bimbang dengan hatinya, tidak bisa menerka apa yg ia Rasakan .
Hingga saat Onad memberanikan dirinya untuk mengungkap isi hatinya pada Rara di taman sepulang sekolah .

"Kak tapi aku gak bisa mutusin Roi"

"Aku tau dek, kamu gak harus mutusin Roi, cukup beri aku sedikit ruang kecil di hati kamu, aku ingin menjadi lekakimu"

Batinnya menjerit, Rara tak ingin menodai kesetiaannya yg telah berjalan 8 bulan ini, mengingat Roi juga rela berkorban segala hal untuk Rara, hal yg tidak pernah dia rasakan dari lelaki manapun .
Tapi Rara bimbang dengan kebaikan lelaki yg ada di hadapannya saat ini, lelaki yg rela menempati posisi kedua di hatinya setelah Roi .

"Maaf kak, aku..."

Haiiiii para good readers, we meet again, maaf ya slow update 😅 lagi sibuk kerja..
Mohon dukungannya yaaa
Yukk yukk baca terusss 😄
Tunggu kelanjutan ceritanya 🙌😘

Cinta? Mimpi? Kenapa?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang