Chapter 4

3.6K 439 52
                                    

'Aku tidak mengerti.' Batin Jinyoung .
.
.
.
.
.
Hari ini tidak seperti hari diawal Jinyoung pindah keapartemen Jaebum.

Ya, Jinyoung merasa canggung sekarang. Apalagi saat Jaebum mulai menunjukan sifat yang membuatnya sedikit tidak nyaman.

Bahkan saat sarapan pun hanya ada suara piring dan sendok.

Jinyoung hanya menatap kosong layar didepannya. Tanpa berniat menonton, ia sibuk memikirkan. Bagaimana ia akan sembuh jika seperti ini caranya?

"Kita akan memulai proses penyembuhan mu hari ini." Tiba-tiba suara Jaebum menyapa pendengaran Jinyoung.

Jinyoung menoleh. "Apa yang akan kita lakukan."

"Kau akan tau nanti." Ucap Jaebum tanpa menoleh kearah Jinyoung.

Saat Jinyoung  berniat berdiri dan mendekati Jaebum. Dengan cepat jaebum mencegahnya.

"Tetap disana. Aku akan mengajakmu kecafe untuk bertemu seseorang."

Jinyoung hanya mengangguk tanpa menjawab.

                                  ***

Sekarang, Jinyoung duduk disalah satu bangku cafe. Ia hanya menatap bosan makanan yang tadi dipesan jaebum.

Ditelinga Jinyoung terdapat earphone. Ya, Jaebum sengaja memasang itu agar ia bisa dengan mudah memberikan intruksi.

Jinyoung bersiul berniat mengusir rasa bosannya. Saat ia sedang sibuk bersiul.

Tiba-tiba seorang yeoja manis duduk dihadapannya.

"Pasang senyummu."

Dengan cepat Jinyoung tersenyum saat mendengar intruksi dari Jaebum.

"Annyeong, Kim Sejeong imnida," Sejeong tersenyum manis.

Jinyoung hanya terdiam menatap Sejeong yang tersenyum manis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jinyoung hanya terdiam menatap Sejeong yang tersenyum manis.

"Jawab sapaannya bodoh!"

Jinyoung meringis mendengar suara bentakan jaebum. "Ah, Park Jinyoung imnida"

"Jinyoung ? Nama yang bagus." Ucap sejeong.

Jinyoung hanya tersenyum kaku.

"Apa ada masalah?" Tanya Sejeong.

Jinyoung hanya menggeleng pelan. "Tidak"

Sejeong hanya meng'oh'riakan jawaban Jinyoung .

Hening.

Tidak ada yang memulai pembicaraan lagi. Sejeong dan Jinyoung sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

"Bodoh, kenapa kau hanya diam?"

"Aku merasa mual." Jinyoung menjawabnya dengan suara yang sangat pelan. Ya, tentu saja karena ia sedang menahan sesuatu keluar dari mulutnya.

Philophobia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang