'Kenapa aku merasa sedih?'
.
.
.
.
.Suara burung mengiasi pagi hari yang cukup cerah.
Jaebum perlahan membuka matanya. Ia terdiam menatap langit kamarnya.
"Ah, hari ini Jinyoung akan pulang ya?" Ucapnya.
Jaebum mendudukan dirinya dengan malas. "Aish. Kenapa aku ingin menyuruhnya tinggal lebih lama?"
Dengan cepat ia menggeleng. "Tidak, itu tidak akan kulakukan. Kemarin ia terlihat sangat senang. Tidak mungkin aku menyuruhnya tinggal lebih lama."
Ia menghela nafas. "Ah, lebih baik aku mandi saja."
Disisi lain,
Jinyoung sedang membereskan pakaiannya. Ia bersenandung pelan.
"Apa ia sudah bangun?" Tanya Jinyoung pada dirinya sendiri.
Sang pemuda hanya mengangkat kedua bahunya. "Lebih baik aku membuatkan sarapan saja."
Ia berjalan kedapur dengan semangat, merasa harus membuat sesuatu yang berkesan untuk Jaebum.
"Tidak usah membuatkan apapun," Jinyoung langsung menoleh kearah sumber suara dan menatap heran.
"Apa maksudmu?"
Jaebum mendudukan dirinya disofa tanpa melihat kearah pemuda itu.
"Lebih baik tidak usah bertanya. Langsung bawa semua barangmu kemobil. Kita berangkat sekarang." Jaebum lalu berjalan kemobil.
Jinyoung hanya terdiam. Sikap Jaebum yang hari ini membuatnya tidak nyaman. Ia menghela nafas pelan lalu berjalan kekamar mengambil barang-barang yang akan ia bawa pulang.
***
Hening.
Itulah suasana didalam mobil sekarang. Tidak ada yang berbicara. Mereka sibuk terdiam. Lalu, saat mereka menemukan apa yang ingin dibicarakan secara tidak sengaja mereka menoleh bersamaan.
"Hei!" Ucap Jaebum dan Jinyoung secara bersamaan.
Jinyoung mengelus tengkuknya. "Ah, kau duluan saja."
"Apa kau tidak akan menemuiku lagi?"
Sekarang mobil mereka berada dipinggir jalan. Ya, Jaebum memilih berbicara saat mobil berhenti.
"Maksudmu?" Tanya Jinyoung.
Jaebum menghela nafas. "Aku-Aish.. bisakah kita bertemu lagi? Ya, walaupun phobiamu sudah sembuh."
"Ah, tentu saja bisa. Kenapa tidak?" Jawab Jinyoung.
Jaebum merasa lega sekarang. "Baiklah. Apa yang mau kau tanyakan?"
Jinyoung berdehem. "Ah itu.."
"Apa kau masih menyukai bambam?"
Bodoh, Jinyoung merutuk dalam hatinya. Kenapa pertanyaan itu bisa keluar, mendesis lalu membuang wajahnya keluar jendela. Ia benar-benar malu sekarang.
"Ah, sebenarnya aku juga masih bingung. Tapi yah, kurasa sudah tidak." Jawab Jaebum.
Jinyoung semakin terdiam. Tiba-tiba ia mendengar Jaebum tertawa sehingga membuat pemuda disamping nya hanya bisa mendengus.
***
"Mau kubantu?" Jaebum memperhatikan Jinyoung yang terlihat kesulitan membawa barang-barangnya.
Jinyoung berdecak. "Jika mau membantu. Tidak usah bertanya."
Jaebum tersenyum tipis lalu mengangkat semua barang Jinyoung, sang pemuda membulatkan matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/66542483-288-k736824.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Philophobia?
FanfictionPark Jinyoung atau sering dipanggil Jinyoung adalah namja yang tampan dan cukup populer. Namun siapa sangka? Ternyata Dibalik ketampanan dan kepopulerannya. Dia menderita philophobia? Im Jaebum psikiater muda yang tampan dan mudah tersenyum. Dia cuk...