Chapter 10 [END]

3.2K 302 71
                                        

'Kemana seulna akan membawanya? Dan, siapa pengirim surat itu?'
.
.
.
.
.

Jinyoung mengerutkan dahinya saat ia melihat banyak kelopak bunga yang beberapa saat tadi ia injak. Ia melihat kesamping, Beberapa karangan bunga yang indah. Tertata dengan indahnya.

'Sebenarnya apa ini? Apa gadis kecil ini tidak salah membawa orang?' Batinnya.

Tiba - tiba Seulna menghentikan langkahnya. Jinyoung mendongak saat Seulna menghentikan langkahnya. Seulna menghadapkan tubuhnya pada Jinyoung sembari tersenyum manis.

"Aku pergi dulu oppa, Annyeong!"

Belum sempat Jinyoung menahannya, Seulna sudah lebih dulu menghilang dari pandangannya.

Jinyoung menghela nafas lalu mengedarkan pandangannya. Sepi, Itulah yang ia pikirkan sekarang.

Tapi, ada sesuatu yang menurutnya aneh. Bagaimana tidak? Tempat ini seperti tempat pasangan yang mau bermesraan atau mungkin ada yang mau menyatakan cinta?

Banyak kelopak bunga serta karangan bunga yang indah. Ada sepasang bangku, lilin cantik diatas meja sedang menyapa pandangannya.

'Aneh' batinnya.

nan niga joha i mari dodaeche wae eoryeounji Mal haryeoda mallyeoda mal haryeoda mallyeoda

Jinyoung menoleh saat suara lembut menyapa pendengarannya. Ia terdiam saat melihat Jaebum keluar dari tempat 'persembunyian'nya sambil memegang mic.

pyeonjireul sseoseo juneun geot majeodo wae himi deulji Sseotdaga tto jjijeotda sseotdaga tto jjijeotda

Jaebum berdiri didepan Jinyoung lalu tersenyum sambil terus bernyanyi.

neoui maeumi nawa dalla Neoreul du beon dasin mot bolkka bwa Geuge neomu duryeowoseo

Jinyoung masih terdiam berusaha mencerna apa yang sedang Jaebum lakukan.

malhal yonggiga najil anha Ireoke noraereul billyeo Naui maeumeul neoege yeolge

Jaebum mengambil sesuatu dari sakunya.

I love you, baby I, I love you
aju orae jeonbuteo

Jinyoung membulatkan matanya saat melihat apa yang diambil Jaebum dari sakunya.

I love you, baby I, I love you, I do~

Jaebum meletakan micnya diatas meja lalu berjalan kearah Jinyoung lalu berjongkok, Ia berdehem lalu menyodorkan kotak cincin.

"Mian aku cukup terlambat mengatakan ini. Ah, jujur saja. Aku takut."

Jinyoung masih terdiam menatap Jaebum.

"Kau pasti bingung kenapa aku memberi cincin kan?"

Jinyoung mengangguk pelan. Jaebum terkekeh pelan lalu berdiri dan mesejajarkan tubuhnya dengan Jinyoung .

Philophobia?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang