13

209 9 0
                                    

Dia adalah orang yang selalu menemaniku dengan kelakuannya bukan dengan omongannya
.
.
.
Verill mendapatkan WA dari kakanya bahwa hari ini orang tuanya pulang. Ia tak suka itu, jika boleh memilih ia ingin hidup sendirian dirumah. Kabar itu membuat dirinya kacau hingga ia memutuskan pulang sekolah ke tempat musik dan kembali kemasa dimana ia bebas dengan tingkahnya.
"Ver... lo kenapa diem aja?" Tanya Celli

"Gapapa ga usah dipikirin"

"Bohong lo. Gue tau lo gimana Ver.."

"Kalo lu tau gua gimana bisa ngga lo diem Cell? Gue lagi pusing"

"Hmmmm yah deh. Eh tapi lo udah baikan sama kaka lo?"

"Udah. Tapi gue tetep ngerasa sendiri dan rada ngga suka melihat kehadirannya"

"Lo tuh kenapa sih Ver? Kaka lo tuh berusaha yah untuk memperbaiki semuanya"

"Gue ngerti itu! Tapi lu tau ga sih?"

"Tau apa? Yah ga lah lu aja belum kasih tau jendol!"

"Rasa kecewa itu sulit untuk diperbaiki mungkin ia telah memaafkan tapi bukan berarti menyembuhkan luka yang telah ada"

"Hahahah gila dramatis banget woy! Sejak kapan lo gini?"

"Sejak zaman magalithikum"

"Masa?"

"Masa apa? Masa berburu? Masa bercocok tanam? Masa perundagian?"

"Gila! Kegilaan Sejarah lo Ver"

"Bodoah"

"Tapi yah Ver. Luka sembuh atau ngga tergantung diri lo mau menyembuhkannya atau tidak. Percuma dong kalo kaka lo berjuang tapi lo nya tetep mempertahankan luka lo. Intinya titik pusatnya di lo bukan orang lain"

"Lo bener Cell.. gue bakal berusaha biar hilang luka itu"

"Luka hati hanya bisa disembuhkan jika kau menikmati jalannya kehidupan tanpa mengeluh"

Neeeetttt....

"Thanks yah Cell.. lo pulang sama sapa?"

"Gue pulang sama doi duluan yah Ver..  hatihati"

"Iyah siip"

Verill langsung menuju ke ruang musik tapi langkahnya terhenti ketika melihat 2 sosok yang swdang berdua 'Rafa sama kak Tania? Ngapain mereka? Kenapa mereka pelukan?'
Verill langsung lari yang pertamanya ingin ke ruang music tapi tidak jadi ia lebih memilih main basket untuk memulihkan moodnya ia.
"Ver lo ko belum pulang?"

"Ver.."

"VERRRR!!!" Rafa yang geram karena panggilannya diabaikan ia langsung mengambil bola yang ditangan Rafa tapi Verill malah meninggalkannya ke tempat duduk di pinggir lapangan tampa melihat sedikit pun ke arah Rafa. Lalu Rafa mengikutinya dan dusuk di sebelahnya.

"Verill... lo kenapa?" Tapi Verill malah mrngabaikannya "Ver nhomong dong" sambil mencengkram tangan Verill dan perempuan itu berontak tapi apa daya lakilaki lebih kuat.

"LEPAS!!!"

"Lo kenapa sih demen banget bentak bentak. Gue ngga akan lepasin sampe lu bilang lu kenapa!"

"Gapapa!"

"Tapi lu beda. Kalo lu punya masalah gua bakal bantu"

"Serius?"

"Iyah Ver"

"Kalo gitu lepas tangan gue! Karena itu masalah gue sekarang" Rafa cengo dengan jawaban Verill.

"Tapi bukan itu"

"Katanya mau bantu buktiin" akhirnya Rafa menyerah dan melepaskan tangan Verill, Rafa lebih memilih duduk untuk menunggunya.

"Ver.. pulang bareng yuk?"

"Ga bisa gua ada urusan" sambil menaiki motor ninjanya

"bohong ayuk gua temenin

"Jangan temenin ataupun ikutin gua! Lu pulang aja dah!!" Verill melajukan motornya Rafa langsung ke mobilnya dan megikutinya. Verill yang mengetahui dirinya diikuti makanha ia mengurungkan untuk ketempat yang sebenernya ingin ia tuju..

"Ver... lo ngapain ke danau? Ini udah jam 18.30" sambil ikut duduk disamping Verill

"Gapapa.. gue pengen disini aja"

Drrrtt... ternyata telepon dari kakanya sebenernya ia malas mengangkat tapi ia memilih mengangkatnya
"Halo?"

"Verill dimana? Ko ngga pulang?"

"Sibuk"

Langsung mematikan panggilan teleponnya.

"Siapa Ver?? Keluarga lo yah? Yaudah lu pulang sekarang gih"

"bukan gua juga ga tau siapa"

Hening...

"Lo lagi ada masalah Ver?" Tibatiba tanya Rafa

"Ada"

"Apaan?"

"Bo-nyok gue balik"

"Lah? Bukannya seharusnya lo seneng?"

"Ngga sama sekali" sambil bangun "gue duluan jangan ngikutin gue!"

"Iya gue ga bakal ngikutin kalo itu mau lo"

"Baguslah"

Verill melajukan motornya. Rafa yang berbohong kepada Verill yang bilang takkan mengikutinya. Mana mungkin ia tak mengikutinga sedangkan hatinya cemas dan khawatir terhadap prempuan itu. Dan yap! Benerkan ia ketempat yang ga seharusnya ia kunjungi Arena Balapan Liar. Rafa tegang mengingat masa lalunya yang begitu kelam di tempat ini. Rafa selalu memperhatikan Verill dari jauh. Verill ikut balap dan ia menang. 'Untuk apa Verill balapan begitu? Sedangkan ia orang kecukupan apa dia ada masalah yah?'

"Lo ngapain disini?"

"Hmmm.. jagain lo dari jauh ngawasin lo"

"Lo bukan pengawal gua ngapain pake begitu"

"Ga peduli mau dibilang pengawal atau apa intinya gua mau mastiin lo baik baik aja atas apa yang lo lakuin barusan"

'Lo itu Raf.. selalu unjukin pembuktian secara REAL bukan hanya omong kosong belaka'

"Lo kenapa ngelamun? Pulang yuk!"

"Iyah. Gua mau kerumah Celli mau nginep lo pulang duluan aja tapi kalo mau ngikutin lagi boleh"

"Yaudah hatihati yah biar gye ikutin lo dari belakang"

Sampainya di depan rumah Celli ia berbicara dulu kepada Rafa
"Lo hati hati Raf"

"iyaj lo juga jaga diri baik baik"

Setelah Rafa pergi Verill melajukan motornya tanpa tujuan mengelilingi Jakarta yang berbahaya di malam hari. Ia berbohong pada Rafa yang menginap di rumah Celli..
.
.
.

Bad Girl!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang