In Berlin

17 1 0
                                    

Aku sudah berada di bandara, pesawatku berangkat pukul 16.00, dan sekarang pukul 15.45.

Disini aku ditemani Nayla, aku sudah memaksanya untuk ikut tapi dia memiliki acara sendiri. Ya dia sangat beruntung karna akan berlibur ke California rumah omanya.

"Naay, gue mau ikut lo aja ke Californiaaa" rengekku pada Nayla.

"Gabisaaa, lo harus ke Berlin. Dan gue ke Californiaa bisa ketemu artiss. Ulalalaa!" ujarnya sungguh dia membuatku kesal.

Baiklah kupilih untuk menyudahi perbincangan ku dengan Nayla. Aku berpamitan padanya dan masuk ke pesawat.

***

Butuh waktu lama ke Berlin, ya sekitar seharian. Akhirnya aku sampai. Pemandangan di Berlin membuatku lupa akan segalanya, ya termasuk lupa untuk mengabari Dave.

Segera ku WA Dave.
"Dave, gue udh sampe nih di Berlin. Tenang seminggu lagi gue balik:v. Jangan ganjen! Loveyou!"

Aku melanjutkan perjalananku mencari mobil jemputan.
Ya kebetulan Aunty ku menikah dengan orang asli Berlin & cukup kaya karna dia seorang pengusaha disini. Namanya Mettew Alinson, dan sudah menjadi mualaf.

Kita semua sudah menemukan mobil jemputannya, langsung saja berangkat ke rumah Aunty Dona.

Hanya butuh waktu 20menit sampai di rumah Aunty.
Kami disambut baik oleh keluarganya.

"Hello Mr. Adrian, apa kabar?" sapa Uncle Mettew. Dia cukup mahir berbahasa Indonesia.

"Ya, syukurlah kami semua baik" jawab Papah.

Kami semua masuk dan aku memasuki kamarku. Indah sekali kamar ini, bernuansa biru muda dan putih. So beautiful!

Segera kurebahkan tubuhku dan mengecek handphone ku. Tak ada satupun pesan dari Dave.
"Sibuk banget kali ya" kataku pada diriku sendiri

***

Devon POV

"Dave, gue udh sampe nih di Berlin. Tenang seminggu lagi gue balik:v. Jangan ganjen! Loveyou!" aku menerima WA dari Deandra.

Aku hanya melihat pesan itu dan memilih untuk tidak membalasnya. Karna aku sedang sibuk latihan basket.

"Bro, nanti lo ngajak Deandra kan?" tanya Gio teman sekaribku.

"Ngga Yo, Dea lagi di Berlin" jawabku.

"Yah kasian amat lo, mending jalan sama Fiola aja. Single!" saran Gio cukup bagus. Tapi bagaimana dengan Dea?

"Yaelah, cuma nemenin nonton doang Dave. Bukan pacaran" lanjut Gio.

Kurasa biarkan saja, hanya menonton bukan berpacaran.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang