Berubah

20 1 0
                                    

Devon POV

"Dave, how are you?" lagi lagi Deandra mengirimkan pesan.
Aku enggan untuk membalasnya.

Sudah 5 hari Deandra di Berlin, dan rasanya semakin asing. Ya bisa dibilang aku ini bukan tipe yang bisa LDR'an.
Aku tidak bisa hanya berhubungan melalui telepon.

Saat ini entah aku merasakan nyaman di dekat Fiola. Tapi aku sudah memiliki Deandra.
Tapi biarlah yang sekarang terjadi.

"Dave, kamu lagi ngapain sih? Kayanya sibuk amat sama hp nya" kata Fiola.

"Gada apa apa Fio, tadi Mama aku sms" jawabku.

Gio menyaranku untuk pacaran sama Fiola. Tapi kupikir ide itu cukup bagus. Biarlah dikira aku menduakan Deandra.

"Fi, kamu mau jadi pacar aku?" kataku sambil memegang tangannya

"Ofcourse Dave" jawabnya dengan yakin, ya selama ini banyak anak" yang bilang kalau Fiola memang suka padaku.

Akhirnya hari ini kita resmi jadian. Aku tidak tau apa yang akan terjadi dengan Deandra. Setidaknya Deandra dan Fiola beda sekolah.



Deandra POV.

Hari ini hari terakhir aku di Berlin. Huuh akhirnya aku akan pulang. Kami semua berpamitan pada Aunty Dona, Uncle Mettew, dan yang pasti dengan Ariana yamg cantik ini.

"Byee Arianaa" kataku sambil mencium pipinya. Dia hanya tertawa.

Kami semua menuju bandara. Dan berangkat ke Indonesia.
Di pesawat aku hanya memikirkan kabar Dave. Seminghu penuh dia tidak ada kabar. I just.... Noo gaboleh nethink!

Ya pada malam hari aku baru sampai di jakarta. Aku tak sempat memikirkan WA ku yg dibalas oleh Dave, aku sangat lelah.

***

Hari libur terakhir sekolah, aku memutuskan untuk bertemu dengan dave. Kukirimkan pesanku.
"Dave, i wanna meet you!" aku mengirimkan pesanku.

Dan tidak lama Dave membalasnya.
"Oke, gue jemput bentar lagi"

25 menit kemudian....
Dave sampai di depan rumahku. Aku langsung keluar dan masuk ke mobilnya. Aku tidak tau kemana Dave akan membawaku, mungkin ke taman. Benar saja beberapa menit kita sudah di taman.

Kami duduk dipinggiran danau.
"Dave, lo kemana aja sih?" tanyaku

"Gue disini" jawabnya. Seperti biasa dia suka berpura pura bodoh.

"Maksud gue kemaren waktu gue di Berlin. Gue WA ga dibales sama sekali"

"Sorry gasempet, gue tanding terus"

"Gasempet? Gue cuma butuh 5menit dari waktu sibuk lo Dave!" aku agak menekan suara ku.

Dave hanya melihatku langsung dan langsung memelukku.
"Im so sorry De" katanya di sela sela pelukannya.

Entah mengapa aku meneteskan air mata, aku hanya teringat saat Nayla bilang kalau Dave sama Fiola. Tapi aku ingin berusaha untuk melupakannya.

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang