Happy Reading
.
.Dian, gadis itu tengah duduk santai di bangkunya. Letak bangkunya pun tepat di pojokan kelas. Sama halnya dengan yang ia rencanakan pagi ini, ia membawa manga dengan genre yang akhir-akhir ini ia tekuni. Tepat sekali, genre yaoi. Bahkan jika dilihat kembali, Dian lebih mirip dengan karakter anime fujoshi. Apalagi ditambah dengan kacamata yang ia kenakan. Kacamata itu bukan hanya sekedar menghiasi matanya, tapi juga membantunya untuk membaca. Mata Dian sudah lama mengalami rabun jauh, dan semakin lama besar minusnya selalu saja bertambah.
"Woy! Pagi-pagi udah baca komik aja!" Seru salah satu teman dekat Dian yang bernama Nisa.
"Oh elo, Nis." Jawab Dian singkat. Matanya masih saja fokus dengan manga yang ia baca.
"Cuek banget sih,mba. Lo lagi baca apaan, sih?" Tanya Nisa penasaran. Ia pun langsung menyambar manga yang dibaca Dian, lalu mencermati manga tersebut.
Sedetik kemudian, Nisa terkejut. Matanya melotot hendak keluar dengan apa yang ia lihat. Ia menggigit bibir bawahnya.
"Lo-elo baca komik homo?!" Tanyanya histeris. Nisa menatap wajah temannya itu dengan raut wajah yang tak bisa diartikan.
Namun dengan santai, Dian mengangguk.
"Sejak kapan?!"
"Setelah gue mulai move on dari doi."Jawab Dian enteng.
Nisa shock berat. Tak disangka otak teman dekatnya menjadi miring. Ia pikir setelah move on Dian akan semakin membaik. Tapi nyatanya, malah semakin buruk!
"Udah deh. Gue mau lanjut baca." Dian pun langsung menyambar kembali manga yaoinya dari tangan Nisa.
Nisa mendengus lalu meninggalkan Dian sendiri. Ia mendatangi teman dekatnya lagi yang bernama Farah. Nisa menceritakan kejadian barusan kepada Farah. Dan respon dari Farah juga sama, kaget.
Memang move on-nya berhasil. Tapi otaknya malah miring sebelah.
Nisa dan Farah memutuskan untuk menanyakan beberapa hal dengan Dian sebelum jam belajar dimulai.
"Dian, elo harus jawab pertanyaan dari gue. GUE KEPO!" Seru Nisa yang disertai anggukan Farah.
"Lo sekarang beneran baca komik begituan?" Tanya Farah.
Dian hanya diam, menatap kedua temannya yang dilanda rasa penasaran yang begitu besar.
Cukup lama, Nisa dan Farah menunggu jawaban dari Dian, tapi tetap saja yang ditanya tidak membuka suara.
"Elo dengar gak, sih? Gue tanya elo, Dian." Farah tidak sanggup lagi berbicara dengan temannya yang satu ini.
Dengan polosnya lagi, Dian menjawab, "loh, tadi Nisa bilang, dia yang kepo, dan gue harus jawab pertanyaannya. Bukan pertanyaan elo, Far."
Nisa langsung kicep sendiri. Sedangkan Farah, mengumpat sebanyak-banyak untuk Dian.
Bahkan saat ini juga gue langsung percaya kalau otak ini anak emang miring
Nisa pun mulai mencairkan suasana yang entah harus disebut apa, "gini, Dian elo boleh jawab pertanyaan Farah juga."
Dian mengangguk.
"Elo suka yang homo gitu yah?" Tanya Nisa.
"Gue sukanya Yaoi. Bukan yang homo." Kata Dian polos.
sumpah ni orang minta di bacok
"Sumpah ya! Gue gak nyangka elo jadi begini. Lo beneran Dian 'kan?" selidik Farah. Tangannya menepuk pipi Dian pelan.
"Iya, lah. Gue juga gak tau kenapa bisa suka yang begituan. Tapi itu emang kawaii banget, sumpah! Lo tau gak?-"
"Enggak." Sahut Farah dan Nisa bersamaan dengan raut wajah datar.
Dian mendungus kesal, namun ia kembali melanjutkan ocehannya, "mereka so sweet banget. CUTEE!!"
Farah dan Nisa menggelengkan kepala mereka.
"Tenang aja. Gue masih waras kok. Kata orang sih, gue ini bisa dibilang fujoshi! Keren, gak?" Kata Dian.
"Yang begitu dibilang keren? Gila lo! Tapi gue harap elo jangan sampai ketagihan aja. Bahaya tau!" Tegur Farah.
"Elo cuma suka homo yang di anime sama komik aja kan? Bukan yang live?" Tanya Nisa hati-hati.
Wajah Dian memerah. "Ya ga-gak lah. Kan gu-gue udah bilang suka yaoi bukan yang homo! Gue masih waras guys. Dan gue cuma suka yang di manga and anime. Gak lebih dari itu."Jelas Dian.
Farah dan Nisa bernafas lega. Masih ada kewarasan pada otak teman baiknya. Syukurlah!
. . . . . . . . . .
Jam pelajaran pun dimulai. Nisa dan Farah duduk di depan Dian. Mereka tengah fokus mendengarkan pelajaran. Sedangkan Dian, ia masih terpaku dengan manganya.
Tiba-tiba,
"Far, Nis bantuin gue!" Bisik Dian.
Farah dan Nisa menoleh kebelakang. Mereka berdua terkejut melihat wajah Dian yang awalnya sehat kini terlihat pucat. Dari hidungnya, keluar setetes darah. Ternyata, Dian mimisan. Wajah pucatnya berubah menjadi memerah.
"Lo kenapa sih, Dian?" tanya Nisa khawatir.
"Lo sakit yah? Ke UKS aja." saran Farah.
Dian menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum jail. "Gue habis baca manga yaoi dan adegannya buat gue langsung speechless banget. Uke-nya dipeluk dari belakang sama seme-nya!! Seketika gue langsung mimisan njir!! Artinya gue udah jadi fujoshi beneran!!" bisik Dian antusias.
Kedua temannya, Farah dan Nisa tertawa garing mendengarnya. Padahal mereka khawatir sekali dengan Dian. Ternyata, ia mimisan karena manga-nya itu. Dasar fujoshi buat khawatir saja!
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fujoshi
HumorEntah apa yang perlu dibanggakan, saat seseorang mengakui dirinya adalah fujoshi. Salah satu diantaranya adalah Adian Maulina, atau disapa akrab Dian. Ia memang masih pemula dalam hal ini. Namun tak disangka-sangka, ia akan sekelas dengan seorang u...