Special Chapter 1

2.1K 216 15
                                    

Happy Reading
.
.

Tett..tett

Hari ini jadwal kelas Dian untuk bertanding futsal. Dian dan kawan-kawan sudah bersedia di luar pagar untuk menyemangati pemain.

"Oi! Semangatt!"

"Cetak gol buat gue, dong!"

"Lo kalah bikin malu aja, ae!"

Dan teriakan-teriakan lainnya. Itu semua membuat suasana lapangan sangat heboh, bak ibu-ibu di pasar yang lagi nawar harga ayam. #apaansih

Gani tengah bersiap. Jangan lupa, ia menjadi kapten disini. Ia menghampiri pemain yang lain dan mengatur strategi.

Pritt... #anggap aja suara peluit#

Mereka memasuki lapangan. Kebanyakan pemain pada menolehkan kepalanya mencari seseorang spesial. Tidak ketinggalan, Gani juga mencari keberadaan Rahmat.

'Tuh dia..' batinnya. Terlihat Rahmat tengah duduk sambil tersenyum kearahnya. Tangannya juga melambai sebentar.

Gani membalasnya dengan kiss bye, atau biar lebih asdfghjkl lagi kecup jauh #eakk

Dian yang sedaritadi memperhatikan dua makhluk itu, menjerit riang (?)

"Anjir, live action!"

Nisa dan Farah hanya saling memandang, "gue pikir ini anak udah tobat!"

"Harusnya gue foto aja yang tadi! Nyesel gue, arghh!"

"Udah deh, lo diem aja. Udah mau mulai tuh pertandingannya!"

Para supporter berteriak memberi semangat kepada Gani dan kawan-kawan.

"Ayo semangat!"

"Kalian pasti bisa!"

"Weh pelanggaran itu!"

"Uuu curang banget tuh mainnya,"

"Gani, semangat ya!"

Yang terakhir itu, Rahmat yang teriak. Kini ia ikut berdiri bersama supporter lainnya. Sebenarnya, ia dipaksa oleh Dian.

Flashback on

Dian datang mengendap-endap keluar dari barisan supporter bak maling yang sedang memasuki rumah orang.

"Elo ngapain, Di?"

"Gue mau ketemu lo,"

Rahmat menatap bingung Dian, "kenapa, sih?"

"Coba lo teriak gitu kek, dukung pacar lo itu."

"Pacar? Berlebihan banget sih, lo." Ujar Rahmat sambil tertawa garing.

"Heh, lo gak bisa bohong dari gue. Gue yakin banget kalian pacaran 'kan? Udah akuin aja. Buktinya tuh yang tadi pakai kecup jauh segala, euh." Oceh Dian.

"Euh-euh tapi senang juga lihatinnya. Pasti elo tadi mau mimisan." Cibir Rahmat.

"Udah deh. Mending elo ikut gue jadi supporter. Biar kelas kita menang! Biar kaptennya langsung cetak gol pertama. Ayo deh buruann!"

"Ish, masa iya gue teriak-teriak kayak yang lain? Gak banget."

Dian memutar bola matanya, "lebay banget sih, lo. Pacar elo lagi main, harusnya didukung. Baru aja jadian, udah gitu banget. Euh,"

"Tap-" belum sempat Rahmat melanjutkan perkataannya, tangannya sudah diseret oleh Dian. Ia pun akhirnya pasrah.

Flashback off

Gani mendengar namanya diserukan oleh Rahmat. #ciepeka
Ia juga sempat menoleh sebentar ke arah Rahmat yang sedaritadi memperhatikannya. Gani semakin semangat dibuatnya.

"Gol!!!"

1-0 Gani mencetak 1 gol untuk kelas mereka.

"Yuhuu!! Gol!!"

"Mantipp coegg,"

"Gani kece banget!"

Gani berlari kecil ke pinggir lapangan di dekat supporter kelasnya.

"Gol pertama buat kamu," ujarnya kepada Rahmat.

Dian tidak ketinggalan dengan special momment ini. Ia pun ikut nimbrung, "cih, udah pake aku-kamu."

Rahmat hanya diam saja, tapi sudut bibirnya sedikit terangkat. Bisa dibilang ia, nervous?

"Sudah dikasih gol, lo malah diem-diem aja. Ah, gak asik." Ujar Dian kembali.

Gani kembali memasuki lapangan dan bermain.

30 menit berlalu...

Di babak pertama, kelas Dian menang. Mereka mencetak 3 Gol di pertandingan kali ini.

Seusainya, Gani dan Rahmat pergi ke kantin bersama. Tak mau ketinggalan, Dian mengikuti pasangan baru itu.

"Gan, gue mau tanya sama lo." Kata Dian.

Gani mengangkat kedua alisnya, "apa?"

"Lo beneran yakin, udah emm.. gitulah. Lo pasti ngerti."

"Iya gue yakin. Entah gue harus senang atau sedih, gue jalani aja." Balas Gani.

Ya, Gani sendiri bingung dengan keputusannya. Ia masih ingin menjadi lelaki straight, tapi hatinya berkata ingin selalu bersama Rahmat.

"Menurut gue, elo jangan paksain diri lo. Tapi gue senang liat kalian berdua gini. Favorite couple!" Seru Dian antusias.

Rahmat terkekeh pelan, "lo mah senang terus. Dasar fujoshi."

"Lo juga kok, fudanshi. Eh, kapan nih nonton yaoi bareng?" Tanya Dian sambil cekikikan.

"Gan, lo mau ikutan?" Lanjut Dian.

Gani kikuk sendiri mendengar ajakan Dian. Sedetik kemudian Dian dan Rahmat tertawa bersama.

"Hari ini aja, Di. Di rumah elo aja ya." Ujar Rahmat. Dian hanya mengangkat jempolnya.

Gani masih saja kikuk sendiri, "kalian lagi ngomongin apa, sih?"

"Udah kamu gak perlu tau. Takutnya kamu nanti shock sendiri nontonnya." Saran Rahmat.

"Emang kamu gak shock nontonnya?" Tanya Gani lagi.

Kali ini Dian angkat suara, "gini nih. Gue sama Rahmat udah berpengalaman nontonnya. Mantip banget ya omongan gue. Berpengalaman, wks. Nah, kalau elo belum berpengalaman. Masih pemula, perdana, first time, jadi mendingan lo gak usah ikutan deh." Jelas Dian panjang lebar.

Oke, Gani langsung tmingkem sendiri. Tapi di dalam hatinya masih bertanya-tanya.

To be continue

Fujoshi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang