Happy Reading
.
.Gue masih kebayang film tadi. Mereka saudaraan, saudara tiri, sih. Sama-sama cowok tapi saling mencintai. Pasti lo pada tau film-nya, 'kan? Ngaku aja, deh.
Sayang banget sad ending dan gak ada begituan-nya. Ups, abaikan. Otak gue lagi gesrek.
Habis nonton film, sekarang nonton Anime. Baru ada empat episode, sih. Soalnya gue malas lanjut download.
Gue mau bilang, kalau gue bukan nonton bnp ya. Itu bahaya soalnya. Gue masih gak sanggup nonton itu.
#GagalJadiFujo
Akhirnya gue mendapatkan keputusan setelah nonton anime itu. Gue akan pilih RahmatGani. Soalnya di anime itu, uke-nya mirip Rahmat. Sama-sama cowok cantik.
Seme-nya? Juga anak baik-baik, pas banget sama si ketua kelas a.k.a Gani.
Sorry Gani, ternyata takdir lo itu bukan jadi cowok normal.
Tapi gue harus gimana, agar Rizal gak deketin Rahmat lagi? Malah Rizal nyeremin gitu, ya-iyalah, secara dia badboy. Kira-kira apa yang buat Rahmat tertarik sama Rizal?
Gue jadi kepo banget. Rizal si badboy tertarik dengan Rahmat si cowok-cantik. Aneh tapi, ini fakta.
Gue masih aja belum dapat cara apapun. Gue rada-rada takut sama Rizal. Kalau gue babak belur digebukin Rizal, gimana?
Drrt
Eh, ada yang telpon.
Nomor tidak dikenal
Anjir, siapa? Gue langsung angkat aja.
"Halo.."
"Gue Rizal,"
Kampret! Baru aja gue mikirin dia, udah ditelpon aja!
"Oh, kenapa Riz?"
"Gue ke rumah lo sekarang. Gue udah di jalan."
Telpon pun terputus.
Anjirr! Rizal mau kerumah gue! Malah gue sendiri lagi dirumah! Gue kalang kabut sendiri.
Tok..tok
Bangke! Gue langsung buka pintu dan terlihat lah, Rizal.
"Kita ngobrol di luar aja."
"Oke."
Kita berdua duduk di teras depan.
"Gue mau, lo jauhin Rahmat sama Gani."
Buset, to the point banget! Gue mesti jawab apa?!
"Emang kenapa?"
"Gue gak suka aja,"
Jawabannya singkat banget, mz! Gemes gue dengarnya.
Gue jawab apa lagi, yah? Sial. Gue gak bisa mikir lagi. Terpaksa gue langsung to the point juga.
"Gue gak mau!"
Gue lihat ekspresi Rizal, dia bingung. Tiba-tiba dia pasang muka sangar. Anjir, gue kaget banget.
"Alasan lo gak mau, apa?"
Gue berusaha untuk biasa aja, "gue 'kan dari awal emang sudah dekatin RahmatGani. Mereka sudah gak bisa dipisahkan."
Brak
Si badboy langsung mukul tembok. Gak sakit apa tuh tangan? Kesel banget ya, mz?
"Lo suka sama Rahmat? Ish, elo maho!"
Perkataan itu langsung keluar dari mulut gue. Itu sama sekali gak terkontrol. Mata Rizal langung menatap tajam. Gue kicep.
"Gue kasih tau ke elo. Gue gak homo!"
"Terus ngapain lo suruh gue jauhin Rahmat sama Gani?"
"Gue terarik aja sama Rahmat,"
"Lo tertarik dalam hal apa, emangnya?"
"Lo gak perlu tau itu!"
Tiba-tiba Rizal berdiri dan pergi dari rumah gue. Anjir, langsung pulang aja itu orang gak ada pamit dulu. Gak sopan!
-Author Pov-
Bel masuk sudah berbunyi 30 menit yang lalu. Namun, Rahmat tak kunjung datang. Dian sedari tadi celingak-celinguk. Dia sesekali melihat Gani, si ketua kelas itu cuma bersikap biasa.
Gak khawatir apa itu orang?
Dian juga sesekali melihat Rizal. Orang itu juga bersikap biasa. Dian semakin bingung sendiri.
"Kenap lo?" Tanya Fani.
"Gue bingung. Rahmat kenapa belum masuk? Terus Gani masa gak khawatir atau cari gitu? Rizal juga biasa aja. Kesel gue lihatnya," cerocos Dian.
"Istirahat nanti, lo tanya aja sama Rizal. Kemarin 'kan gue lihat Rahmat sama Rizal jalan bareng." Kata Fani.
"Apa?!" Seru Dian. Seluruh pasang mata memandang ke asal suara.
"Ups, hehehe," sumber suara a.k.a Dian hanya cengengesan saja.
Dian menatap Fani penuh harap, agar Fani mau menceritakan saat ia melihat Rahmat dan Rizal jalan berdua.
"Gua malas cerita. Yang jelas, lo langsung tanya aja sama Rizal."
Dian mendengus kesal. Ia ingin segera bertanya sama Rizal, tapi ia butuh waktu yang tepat. Yap, jam pulangan saja.
Tiba waktu pulang..
Dian menghampiri Rizal. Dengan sedikit canggung ia mulai bersuara, "Riz, lo tau Rahmat dimana gak?"
"Gak."
Singkat, padat dan jelas.
"Tapi, Fani liat lo jalan sama Rahmat kemarin,"
"Itu kemarin, bukan hari ini. Jadi gue gak tau."
Dian kesal dengan setiap jawaban yang dilontarkan Rizal. Tangan Dian pun mulai menggebrak meja di depannya.
"Gue yakin ada sesuatu. Kenapa lo gak khawatir gitu, Rahmat hari ini gak masuk? Kemarin lo jalan sama dia, terus dia kemana coba? Lo gak nyembunyiin sesuatu, 'kan?"
Senyum badboy Rizal menghiasi wajahnya. "Oke, gue bakal kasih tau. Rahmat ada di rumah gue!"
Dian terkejut.
"Gue lagi buat dia menderita, karena dia sudah salah memilih."
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
Fujoshi
HumorEntah apa yang perlu dibanggakan, saat seseorang mengakui dirinya adalah fujoshi. Salah satu diantaranya adalah Adian Maulina, atau disapa akrab Dian. Ia memang masih pemula dalam hal ini. Namun tak disangka-sangka, ia akan sekelas dengan seorang u...