Six

2.4K 280 12
                                    

Happy Reading
.
.

Hari ini, kelas Dian sedikit ribut karena akan mem-voting siapa yang akan ikut event Kartini-Kartono. Event itu salah satu perayaan di hari Kartini nanti. Gani tengah menunjuk calon-calon Kartini-Kartono.

"Jadi, kalian mau pilih siapa?" Tanya Gani kepada seisi kelas.

"Fani aja,"

"Nisa aja, dia pinter ngomong soalnya,"

"Dian aja kali,"

Mendengar namanya di sebut, Dian sempat shock. Mana mungkin, lebih tepatnya mana bisa dia jadi Kartini. Dian berpikir keras agar dirinya tidak dipilih teman-temannya.

Sebuah ide abnormal-nya kembali muncul. Ia nyengir kuda.

Maaf ya, gue bakal melibatkan kalian lagi,

"Oii semuanya, dengerin gue dulu. Gue mau milih Kartini-Kartono yang lebih tepat." Seru Dian antusias.

"Emang elo mau milih siapa?" Tanya Nisa.

"Firasat gue gak enak, nih!" Gumam Gani.

Seisi kelas pun menatap Dian, penasaran dengan siapa yang akan Dian pilih.

"Jadi, secara pribadi, gue sih milih...." Dian sengaja menggantungkan ucapannya dan membuat yang lain semakin penasaran.

"Dian, lo gak usah buat gue kepo." Ujar salah satu murid.

Dian hanya menyengir lagi, "sorry, jadi gue lebih milih RahmatGani yang jadi Kartini-Kartono."

Mata Dian kembali berbinar-binar. Seisi kelas hanya menatap horror fujoshi itu.

"Itu anak, otaknya rada-rada ya,"

"Dian mulai error,"

"Dian minta dirukiah.."

Farah dan Nisa mendekati Dian.

Tuk.tuk

Dua jitakan mendarat langsung di kening Dian. "Gila, lo." Seru Nisa.

"Masa iya, kelas kita Kartini-Kartono cowok-cowok sih? Harusnya cowok sama cewek, Dian." Lanjutnya.

Farah buka suara, "tapi gue juga setuju aja. Kalau RahmatGani, soalnya mereka emang cocok."

Gani berdehem,"gue harap kalian semua serius, gak mungkin gue dipasangin sama Rahmat. Gue masih normal, guys."

Daritadi Rahmat hanya menyimak saja pembicaraan yang lain. Sejujurnya, daritadi ia berusaha menahan malu. Apalagi saat Dian memilihnya menjadi pasangan Gani untuk Kartini-Kartono.

Dasar. Dian emang minta di tabok,

Lain halnya dengan Fani, ia hanya menyimak dengan wajah datarnya. Fani salah seorang dari sekian murid di kelasnya, yang masa bodo saja dengan event ini.

Namun, ia salah satu murid yang peka akan situasi. Seperti halnya sekarang. Yang lain masih bingung untuk milih pasangan Kartini-Kartono. Setelah pilihan Dian yang abnormal itu, semua jadi semakin bingung.

Fani berdiri, dan semua mata menuju ke arahnya. Kini, ia menjadi pusat perhatian. Jarang-jarang sosok Fani, mau ikut campur dalam masalah voting seperti ini.

"Saran gue sih, pasangannya Gani sama Dian aja. Lagian mereka juga serasi." Kata Fani yang langsung di setujui oleh satu kelas.

"Baiklah, karena semua setuju, so yang akan jadi Kartini-Kartono itu gue sama Dian." Tegas Gani.

Mendengar itu, Dian hanya bisa pasrah saat namanya disebut. Karena satu kelas juga telah setuju.

"Gimana jadinya gue, pakai kebaya, higheels, make up. Gue gak mauuuuu...." desisnya. Ia membayangkan betapa gatalnya badannya nanti ketika memakai kebaya. Bahkan, saat ini ia sudah merinding duluan.

"Tenang aja, gue bakal bantu make up lo. Serahin sama ahlinya," seru Nisa. "Higheels gue punya banyak, tinggal dipilih aja." Lanjutnya.

"Bisa keburu gila guenya." Seru Dian.

. . . . . . . . . .

Pulang sekolah, Gani menyuruh Dian untuk tidak langsung pulang. Ia ingin memberi tau Dian sesuatu.

"Ada apaan sih?" Tanya Dian malas.

"Lo siapin diri, ya. Event-nya tinggal lima hari lagi." Kata Gani.

Dian mendengus kesal. "Kalau gue gak siap gimana?"

"Kalau elo gak siap, lo bakal gue pacarin." Ancam Gani dan langsung membuat Dian mematung.

Lah? Kok mau pacarin gue sih? Harusnya pacarin Rahmat aja, 'kan udah serasi banget

"Pacarin Rahmat aja, jangan gue." Celetuk Dian.

"Elo kebanyakan ngomong sembarangan, ya. Mau gue cium?"

Dengan sigap, gadis fujoshi itu menutup mulutnya. Matanya pun menatap horror Gani.

"Becanda, gue gak nafsu cium elo,"

Dian bernafas lega, "gue nyaris jantungan dengarnya, tap-tapi,"

"Gak ada tapi-tapian, elo harus siapin diri lo atau kita pacaran!" Tegas Gani.

Dian mengigit bibir bawahnya, rasanya ia ingin mengulang waktu voting kemarin.

sial, harusnya yang di posisi gue saat ini itu Rahmat, bukan gue.

. . . . . . . . . .

Dian memijit pelan kepalanya. Ia masih tidak terima menjadi pasangan Gani di Kartini-Kartono. Ia akan mau kalau Rahmat yang menjadi pasangan Gani. Belum lagi, setelah kejadian sebelumnya. Saat Gani mengancam dirinya, jika tidak bersiap mereka akan pacaran. Dian semakin tidak terima.

Memori Dian, kembali mengingat saat agenda voting kemarin. Dian ingat, yang mengusulkan dirinya berpasangan dengan Gani itu, Fani. Dengan cepat Dian menghampiri Fani.

"Maksud lo apaan sih, milih gue sama Gani? Gak asik lo Fan,"

"Sabar. Dibalik itu semua, gue punya rencana baru."

"Yang bener?" tanya Dian. Rasanya ia ingin bernapas lega. Tapi, takut diphp-in sama Fani.

Fani mengangguk kemudian langsung membisikkan ke telinga Dian.

"Gue setuju. Rencana lo emang t.o.p banget!"

-Tbc-

Fujoshi Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang