5. Sweet Enemy

2.5K 164 9
                                    

Sebelumnya sorry ya kalo ceritanya makin ngelantur gak jelas , absurd, dll:D


Makasih buat readers-readers kece yang setia voment sama mau nunggu cerita gaje yg satu ini. Terus maaf juga kalo jarang nyapa readers abis bingung *eh . Ya sudahlah Kalo begitu langsung saja ya

Happy Reading :)

Hope You Enjoy Guys !!

Chapter 5

Sejak masuk pelajaran kembali Keisha tak sekalipun menoleh ke belakang walaupun Yudha terus memanggil-manggilnya dan mendorong-dorong pelan kursinya yang membuat Keisha risih dan ingin mengeluarkan kekesalannya tapi ia tahan sampai jam pelajaran berakhir. Keisha menghembuskan nafasnya lega saat bell yang ia nanti-nanti berbunyi juga. Bu Yanti seorang guru fisika yang aura kecantikannya masih tertera jelas diusianya yang tak lagi muda itu segera membereskan spidol yang ia gunakan untuk mengukir rumus-rumus yang membuat kepala hampir semua anak botak beliau kemudian mengingatkan anak-anak untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Beliau mentup pelajaran kemudian keluar dari kelas yang kini mulai gaduh oleh kehebohan beberapa siswa siswi menyambut pulang.

Keisha segera membereskan alat-alat tulisnya lalu segera keluar setelah bu Yanti keluar. Yudha yang melihat Keisha beranjak dari kursinya kemudian ikut berdiri tanpa memperdulikan alat tulisnya yang masih berantakan untuk mengejar gadis cantik namun jutek itu. Ia ingin meminta maaf soal kejadian tadi. Ia yakin Keisha malu kepadanya dan iapun memang merasa bersalah.

Keisha berjalan dengan langkah gontai rasanya ia sudah tak punya muka untuk bertemu Yudha atau Marvel. Ia benar-benar malu. Rasanya ia ingin menenggelamkan dirinya keperut bumi agar tidak lagi bertatap muka dengan dua makhluk itu. Tapi itu sangat tidak mungkin mengingat mereka satu kelas dan pasti akan setiap hari bertemu. Ia terus merutuki dirinya sendiri. Karena terlalu sibuk dengan pikirannya ia tak menyadari jika seseorang tengah menguntitnya dari belakang.

'Tuh cewek jalannya cepet amat sih biasanyakan kalo cewek jalannya kaya siput, lama!' kelakar Yudha dalam hati.

Ia terus mengkuti nada irama hentakan langkah Keisha yang semakin lama temponya semakin cepat. Tanpa sadar ia seakan diajak berlari hanya untuk mengikuti gadis itu.

Saat ini Keisha ingin segera sampai rumah dan mendekam di kamar tidurnya untuk sekedar menenangkan dirinya. Tali sepatu convers putih bergaris pink nya yang perlahan akan terlepas pun tak ia sadari dan terus mempercepat langkah kilatnya. Dengan cekatan Keisha menuruni anak-anak tangga yang cukup panjang itu. Sampai pada empat anak tangga terakhir tak sengaja ia menginjak tali sepatunya yang telah terlepas sempurna. Sontak ia berteriak hingga beberapa murid yang sudah keluar dari kelas memandang kearahnya. Aaa....." Keisha memejamkan matanya. Ia sudah siap jika wajahnya akan mencium lantai. Namun sebelum hal itu terjadi sepasang tangan menolongnya satu tangannya menarik lengannya sedang satu tangannya lagi menahan bobot tubuh Keisha. Kini wajah keduanya terlihat sangat dekat. Kedua manik itu tampak saling bersirobok untuk beberapa saat. Hembusan nafas keduanya yang memburu sama-sama terasa. Jantung keduanya berdegup lebih cepat. Mereka saling mencium aroma tubuh masing-masing. Sang pemuda seakan terhipnotis oleh aroma baby yang menguar jelas dihidungnya. Untuk sesaat mereka terbius suasana namun Keisha segera tersadar melihat wajah tampan itu seakan membawanya kembali kealam realita.

"Lepasin gue!"
Yudha pun segera melepaskan pelukannya kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Sorry" hanya kalimat itu yang bisa meluncur dari mulutnya. Keisha tak menghiraukannya lalu memilih pergi meninggalkan laki-laki itu dalam kebingungan yang berkepanjangan.

Tak tinggal diam Yudha kembali mengejar Keisha ia tak peduli puluhan pasang mata yang sejak tadi memerhatikannya dengan pandangan berbeda-beda. Ia ingin menyelesaikan masalah tadi bukan malah memperparah keadaan seperti ini.

Becauase You Loved MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang