6.Star 5 A.k.a S 5

2.1K 163 14
                                    


Udah lama gak dilanjut dudu......
Gak tau gimana deh jadinya

Happy Reading

Chapter 6

Seorang pria dari sudut atas sebuah restoran yang tersembunyi memerhatikan intens seorang gadis berpakain waiters, dari bingkai matanya meneliti tangan mungil yang begitu lihai dan cekatan mencatat beberapa pesanan untuk para tamu. Gadis itu terlihat sederhana dengan pakaian kemeja putih yang dibalut rompi hitam dengan rok hitam selutut serta rambut dikuncir satu yang sudah sedikit melorot sehingga memperlihatkan beberapa helai rambut yang bertebaran diwajah mungilnya. Setelah mencatat pesanan tamu gadis itu menebar senyum ramah sebelum berlalu.

"Lo gak cape apa jadi pengecut?" tanya seorang pria lain . Pemuda yang ditanya seperti itu merasa tersinggung kemudian alis sebelah kanannya tertukik merasa tak suka dengan ucapan temannya. "C'mon Go, gue tau lo suka sama cewek itu" sambungnya percaya diri dengan penafsirannya.

"Gak usah sok tahu" timpal lelaki beralis tebal itu dengan nada datar menatap tajam lelaki disampingnya. "Ya terserah lo deh gue cuma gak mau lo menyesal nantinya"

Digo merenungi kata-kata Rizky, pemilik restoran sekaligus sahabatnya itu. Ia bisa memantau Sisi diatas tempat tersembunyi diruang privat Rizky tanpa ada yang mengetahui karena Digo juga sahabat dekat Rizky diluar S5.

Pikirannya melayang mengingat gadis itu. Awalnya ia memang benar-benar membenci Sisi dan ingin membuatnya menderita. Namun semakin ia menyelidiki dan mencari tahu tentang Sisi perasaan bencinya perlahan-lahan menguap. Tapi ia sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya ia rasakan saat ini kepada perempuan mungil itu. 'Gue suka sama cewek itu?' Digo tersenyum remeh.

"Setelah lo tau yang sebenernya harusnya lo jangan ngebully dia lagi. Tapi kenapa lo masih suka nyakitin dia?" tanya Rizky heran.
Hanya Rizky yang tahu tentang alasan Digo membenci Sisi yang merupakan siswa beasiswa yang cukup beruntung. Namun sebenarnya keberuntungan itu tak lain karena Digo sendiri. Dengan kuasanya ia bisa memberikan beasiswa itu untuk Sisi yang memang pintar dalam hal akademik.

"Entahlah, gue seperti sudah kecanduan" balas Digo tajam.

Rizky berpura-pura mengangguk dan meng-Ohkan saja padahal kadang ia gemas sendiri dengan omongan sahabatnya yang pedas, so cool, dan sering membuat orang lain sakit hati. Tapi ia sudah memakluminya karena ia sudah cukup lama dekat dan mengenal sosok Digo. Digo memang sosok yang keras dari luar namun sebenarnya hatinya lembut. Kadang ia mengatakan sesuatu yang tak sesuai dengan isi hatinya tetapi ia yakin sahabatnya itu telah jatuh cinta pada gadis itu. Terlihat dari matanya jika dugaannya itu memang benar. Mata yang memandang dengan cinta.

"Terus kalo dia benci sama lo gimana? Dan ternyata dia suka sama si Musa?" tanya Rizky memancing Digo.

Pertanyaan itu entah kenapa membuat Digo resah. Ia tak rela dan tak akan rela jika Sisi benar-benar menyukai Musa. Tanpa sadar ia mengepal kuat tangannya sehingga urat-urat birunya terlihat.

"Bukannya gue mau manas-manasin lo Go, tapi gue pernah liat Musa sama Sisi berdua ditaman. Dan mereka kaya akrab banget. " sambung Rizky berharap Digo mau mengakui perasaannya yang sebenarnya.

"Gue nggak peduli!" dusta Digo yang sebenarnya semakin merasa gelisah tapi ia tak tahu harus bagaimana. Jika tiba-tiba ia berubah baik pada Sisi itu terdengar mustahil. Semua orang tau jika ia begitu membenci Sisi.

"Terserah lo deh Go yang penting udah gue ingetin. Kalo gitu gue mau ngawasin anak buah gue dulu lo mau ikut gak sekalian ngasih surprise sama dia" Rizky mengedipkan sebelah matanya menggoda Digo.

"Males" sahut Digo singkat. "Ya udah, kalo lo laper telpon bagian dapur aja" pesan Rizky yang hanya dibalas dehaman oleh Digo. Setelah itu Digo sendiri didalam ruangan itu. Ia memfokuskan kembali netranya menatap gadis mungil itu.

Becauase You Loved MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang