13.Fallink

1.7K 151 14
                                    

Happy Reading
Marhaban Yaa Ramadhan :)

Chapter 13



Oma dan Thalia begitu khawatir melihat Keisha pulang dengan terpincang-pincang namun dengan tenang Keisha menjelaskan kronologisnya dan menjelaskan jika ia tidak apa-apa dan baik-baik saja, tidak ingin membuat keluarganya khawatir.

"Sayang, oma panggil dokter saja ya, oma takut kamu kenapa-kenapa" panik Shopia. "Nggak usah oma, bener deh Kei nggak pa-pa besok juga udah sembuh kok"balasnya menenangkan.

"Tapi sayang, oma bener kamu harus diperiksa dulu kitakan nggak tau kalo seandainya ada apa-apa sama kamu" Thalia ikut panik dengan keadaan Keisha.

"Oma, tante, Kei nggak pa-pa kok bener deh. Kalian gak usah khawatir ini cuma luka kecil lagian tadi udah diperiksa disekolah dan kata dokter Kei nggak pa-pa cuma butuh istirahat"

"Ya sudah kalo begitu ayo oma anter ke kamar"

"Nggak usah oma aku bisa sendiri lagian kaki oma juga suka sakit kalo naik turun tangga"

"Biar aku saja ma yang mengantar Keisha, ayo sayang" Thalia memegang lembut pergelangan Keisha.

Oma mengiyakan permintaan Thalia dan hanya menatap keduanya yang mulai melangkah meniti anak tangga satu persatu. Beliau menatap bergantian cucu dan menantunya dengan pandangan berbeda kemudian beliau memilih memanggil pelayan-pelayan setianya memerintahkan untuk membawa makanan ke kamar cucunya.

Thalia dengan penuh kelembutannya memapah Keisha sampai kamar. Keisha yang diperlakukan seperti anaknya sendiri merasa damai. Ia menjadi teringat akan ibu kandungnya sendiri dan merindukan wanita yang telah melahirkannya itu.

"Makasih ya tan, tante udah baik sama saya" Keisha menyungging senyum tulusnya.
Thalia mengelus lembut puncak kepala Keisha lembut, terkekeh kecil. Ia memang tulus menyayangi Keisha seperti anaknya sendiri karena ia sadar Keisha berhak dan layak mendapatkan semua itu. Semua yang anaknya dapatkan selama ini. Keisha memiliki hak yang sama dengan Musa.

Perlahan Thalia mendekatkan kepala Keisha didadanya, memeluk penuh kasih Keisha. Keisha tertegun namun tak menolak.

"Tante kan udah bilang kalo kamu udah tante anggep kaya anak tante sendiri jadi kamu nggak usah bilang terima kasih. Semua yang kamu dapatkan sekarang memang layak untuk kamu dapatkan. Saya memang cuma ibu tiri kamu, tapi bukan berarti saya akan berlaku tidak baik sama kamu" jelas Thalia mengukir senyum tulusnya.
Keisha merasa bersalah karena sempat terlintas dalam benaknya jika ibu tiri itu jahat.

"Ternyata nggak semua ibu tiri itu jahat ya tan" Keisha menyuarakan isi pikirannya. Thalia terkekeh lagi.

"Makanya kamu jangan kebanyakan nonton sinetron" balas Thalia terkekeh geli. Keishapun ikut terkekeh kecil membalas erat pelukan Thalia. Ia merasa seperti memeluk ibunya sendiri.

Setelah berpelukan ria Keisha mulai akrab dan sedikit terbuka pada Thalia. Mereka layaknya anak dan ibu pada umumnya.

"Disekolah kamu udah punya pacar belum apa jangan-jangan jadi rebutan lagi ?" tanya Thalia tersenyum menggodai putri tirinya.

"Tante apaan sih, Kei belum mikirin hal itu untuk saat ini Kei mau fokus belajar buat ngebanggain papa, mama, oma, tante. Lagipula Kei belum kepikiran hal-hal seperti itu" jawab Keisha.

"Wah, kamu ini ternyata anak yang baik ya, biasanya gadis-gadis seusia kamukan lagi masa puber dan deket sama lawan jenis"

Keisha hanya tersenyum kikuk jika ditanya hal privat seperti itu. Ia malu karena tak pernah mengumbar perasaannya pada orang lain.

Becauase You Loved MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang