Chapter 6 : You Are Mine!

94 14 3
                                    

Ji Teng, berdiri seorang diri di depan balkon rumah mereka. Dia memandang ke arah langit yang bertabur bintang. Waktu saat ini menunjukkan pukul tiga pagi. Tapi walaupun demikian, Ji Teng sama sekali tidak merasa mengantuk sedikit pun. Dia terlalu bahagia untuk tertidur saat ini. Atau mungkin lebih tepatnya adalah dia takut bila semua kebahagiaan yang dia rasakan saat ini hanyalah sebuah mimpi dan ketika dia terbangun dari tidurnya nanti semuanya akan menghilang tanpa jejak.

Ji Teng membalikkan badannya untuk melihat kembali ke arah bagian dalam kamarnya. Di sana, di atas tempat tidurnya, istrinya tengah tertidur pulas. Cahaya bulan yang menembus masuk melalui jendela, yang juga menjadi satu-satunya penerang kamar yang gelap itu, memperlihatkan dengan jelas siluet tubuh polos istrinya yang hanya ditutupi oleh sebuah selimut. Dia kini sudah sangat mengetahui dan mengenal setiap bagian dari tubuh itu tanpa terkecuali.

Sebuah senyuman perlahan mengembang di bibir Ji Teng ketika dia kembali mengenang semua kejadian yang telah terjadi antara dirinya dan Xue Tung malam ini. Dia bahkan sudah tidak dapat mengingat lagi telah berapa kali mereka bercinta malam ini karena terlalu bahagia. Baik dirinya dan Xue Tung tampaknya tidak pernah puas untuk merasakan kehangatan satu sama lain.

Setiap sentuhan kulit tubuh mereka membawa suatu debaran sensasi yang tak terkira. Setiap ciuman yang mereka lakukan membawa beribu rasa bahagia di dalam hati. Bahkan setiap erangan, desahan dan jeritan yang keluar dari mulut mereka terdengar bagaikan suatu irama melodi yang sangat merdu di telinga keduanya. Untung saja lokasi rumah mereka ini berada jauh dari rumah penduduk dan terletak di depan lautan, karena suara musik yang mereka berdua ciptakan malam ini sudah pasti akan mengundang seluruh penduduk sekitar datang untuk mencari tahu apa yang sebenarnya telah terjadi.

Di atas ranjang, Xue Tung ternyata adalah seorang pecinta yang sangat responsive, hal yang cukup mengejutkan bagi Ji Teng mengingat sifat Xue Tung yang polos. Dia gabungan antara kepolosan, keluguan dan sensualitas yang menantang kejantanan Ji Teng. Bercak-bercak darah yang terdapat di bagian atas seprai yang ditiduri oleh Xue Tung menjadi bukti nyata bagi Ji Teng bahwa dirinya adalah pria pertama yang telah membuat gadis itu menjadi seorang wanita. Ada sebuah rasa kebanggaan seorang pria yang menyeruak di dalam dirinya bila mengingat akan hal itu.

"Aku adalah pria pertama dalam hidupnya dan aku juga akan memastikan bahwa hanya akulah satu-satunya pria yang akan selalu membuatnya melayang tinggi di angkasa," janji Ji Teng dalam hati.

Kini kebahagiaan telah menghampiri dirinya dan dia sangat bersyukur atas hal itu. Belahan jiwanya yang selama ini dicarinya kini telah hadir ke dalam pelukannya. Dan sekarang dia pun telah memilikinya utuh jiwa dan raga. Namun bagi Ji Teng kebahagiaan itu akan terasa semakin lengkap bila dia telah dapat menjadikan Xue Tung sebagai istrinya yang sah di mata hukum, orang yang akan selalu mendampingi hidupnya di saat susah dan senang, sakit dan sehat selamanya.

Pikirannya kini dipenuhi oleh sejuta pertanyaan tentang bagaimana caranya agar dia dapat segera melamar Xue Tung secara resmi dan bagaimana cara agar Ayah Xue Tung dan Chi Xing Feng merestui pernikahan mereka.

Xue Tung terbangun tiba-tiba. Tiupan angin malam yang berhembus melalui jendela menyadarkannya dari mimpi. Untuk sesaat dia tampak bingung akan keberadaannya saat ini, ditambah dengan keadaan tubuhnya yang hanya berbalutkan selimut saja. Namun kemudian secara perlahan dia dapat mengingat kembali segala hal yang telah terjadi sebelumnya. Sebuah senyuman tipis mengembang di bibirnya mengenang peristiwa malam pertamanya dengan Ji Teng.

Xue Tung menolehkan kepalanya ke arah bagian dari tempat tidur yang tadi ditiduri oleh suaminya yang tampan itu, namun dia sama sekali tidak menemukan sosok Ji Teng di sana. Pandangannya kemudian beralih ke arah beranda di luar kamar, di sanalah dilihatnya belahan jiwanya dan sekaligus suaminya sedang berdiri seorang diri menatap ke arah langit yang bertabur bintang.

Winter Memories (Snow Angel After Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang