Chapter 7 : I'm Pregnant

113 13 0
                                    

Seperti sudah diduga, keesokan harinya Chi Xing Feng telah menemukan keberadaan mereka. Walaupun mereka masih tetap bisa kembali melarikan diri dengan bantuan Ji Jie dan Ma Jian yang datang lebih dulu untuk memperingatkan mereka serta bantuan teman-teman nelayan, tapi tetap saja Ji Teng dan Xue Tung tak bisa lagi hidup dengan tenang. Mereka segera bergegas pergi meninggalkan rumah kontrakan lama mereka di pinggir laut itu dan pindah ke tempat yang baru. Sekali lagi berharap takkan ada yang bisa menemukan mereka.

Tanpa mereka tahu bahwa Chi Xing Feng telah mengetahui sebuah rahasia bahwa Ji Teng adalah adik kandungnya yang hilang tujuh belas tahun yang lalu, namun sayangnya kenyataan tersebut tidak membuat Chi Xing Feng berhenti untuk mengejar dan memisahkan mereka. Cintanya pada Xue Tung lebih besar daripada cintanya pada adik kandungnya sendiri. Sungguh ironis.

Waktu berlalu cepat, Ji Teng dan Xue Tung telah menemukan tempat tinggal baru untuk sementara. Ji Teng pun telah mendapat pekerjaan baru sebagai montir di sebuah dealer motor di kota Kaohsiung.

Untuk sementara, mereka berdua merasakan kebahagiaan dan kedamaian dalam kehidupan pernikahan mereka, walau hidup serba kekurangan, tapi asalkan mereka selalu bersama, semuanya akan terasa indah dan bahagia. Hari itu, Xue Tung merasakan sesuatu yang berbeda pada dirinya. Belakangan ini dia seringkali merasa pusing tanpa sebab. Nafsu makannya pun berkurang drastis. Kadang dia memuntahkan semua makanan yang telah ditelannya, membuat Ji Teng sangat khawatir.

"Xue Tung, kau kenapa? Apa makanannya tidak enak?" tanya Ji Teng cemas saat wajah Xue Tung mendadak pucat dan dia memuntahkan semua makan malamnya. Xue Tung hanya tersenyum lemah seraya menggeleng pelan.

"Aku tidak apa-apa. Mungkin hanya kelelahan saja," jawab Xue Tung, berusaha membuat suaminya tidak khawatir. Ji Teng menarik Xue Tung ke dalam pelukannya dan memeluknya erat seraya membelai rambut panjangnya yang hitam.

"Ini semua salahku. Aku tidak bisa mencari uang yang banyak. Kau yang dulu selalu hidup dalam kemewahan, sekarang harus hidup serba kekurangan bersamaku. Kau yang dulu selalu makan makanan yang enak, sekarang harus makan makanan seadanya. Tak heran jika kau muntahkan semuanya. Kau pasti merasa makanannya tidak enak kan?" Ji Teng mencoba bersikap sepengertian mungkin. Dia tahu hal ini pasti sulit untuk Xue Tung yang selama ini selalu hidup bagaikan seorang Putri.

Mendengar kalimat Ji Teng yang terus menyalahkan dirinya, membuat Xue Tung merasa bersalah. Tapi dia tidak berdaya, entah kenapa belakangan ini dia selalu memuntahkan semua makanan yang dimakannya.

"Bukan salahmu. Sungguh bukan salahmu. Juga bukan salah makanan itu. Ini salahku. Aku tidak tahu ada apa dengan tubuhku, aku tidak tahu kenapa aku selalu memuntahkan semua makanan itu. Bukan karena tidak enak, tapi aku tidak tahu karena apa. Ji Teng, percayalah! Aku tak pernah menuntutmu untuk mencari banyak uang, asalkan bersamamu, aku rela hidup menderita. Jangan salahkan dirimu lagi," Xue Tung berkata sambil menangis dalam pelukan Ji Teng.

"Dasar bodoh! Ini memang salahku. Saat aku membawamu pergi bersamaku, aku sudah berjanji akan memberikanmu kebahagiaan seumur hidup. Tapi apa ini? Bukan memberikanmu kebahagiaan tapi aku justru memberikanmu makanan yang tidak enak yang berkali-kali kau muntahkan," jawab Ji Teng bersikeras bahwa ini adalah salahnya.

"Tidak. Bukan seperti itu. Sungguh! Tidak ada yang salah dengan makanannya. Yang salah adalah tubuhku yang tak mau menerimanya," Xue Tung berusaha menjelaskan, tapi dia tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.

"Sudahlah. Hapus airmatamu dan tidurlah. Wajahmu sangat pucat, sepertinya kau sangat kelelahan. Apa kau ingin aku mengantarmu ke dokter besok?" Ji Teng melepaskan pelukannya dari Xue Tung, sedikit menjauhkan tubuhnya dan menatap wajah istrinya yang pucat dan terlihat letih. Kecemasan tergambar di wajahnya yang tampan.

Winter Memories (Snow Angel After Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang