10

23 1 0
                                    

Ya tuhan kenapa masih ada aja species dion di jaman ini?

-shae.

--;;--;;--

"Shae"sapa dion degan semangat 45 nya, dion berusaha berjalan beriringan dengan shae, dan shae berusaha mempercepatkan langkah jalan nya

"shae, lo ga budeg kan?"kata dion lagi yang tak mendapatkan jawaban dari shae.

"eh...."shae menoleh kepada dion"..ada orang ya?"kata shae lalu kembali lagi menatap jalanan yang ada di hadapan nya

"diish parah banget sih, gue dari tadi panggil shae shae juga"kata dion lalu menatap shae

"lagi lo ngapain sih?sana ah!"usir shae sesampainya mereka di kelas shae. Shae amat muak dengan manusia di hadapan nya ini. Selalu mengganggu hidup nya yang rumit. Contoh nya seperti sekarang ini.

"gitu banget"rajuk dion lalu bertopang dagu menghadap shae yang sedang menguncir asal rambut nya.

"pergi sono , lagipula. Kelas lo bukan disini, yaa kecuali lo mau turun kelas"ucap shae acuh lalu mengambil iPhone nya di tas nya. Dion tersenyum tipis.

"gapapa shae gue rela. Asal bisa bareng sama lo terus"

--;;--;;--

"SEMUA SISWA-SISWI DI HARAPKAN MENUJU AULA!!"

Dengan malas, ada saja. Merusak jam istimewa.runtuk shae.
Shae berjalan menuju Aula bersama fira tentu nya
"kamu diem aja shae, ada apa?"tanya fira kepada shae yang di perhatikan nya dari tadi diam saja. Shae melirik sekilas kepada fira.

"gpp"

Fira harus extra sabar. Menghadapi shae yang ketus dan jutek nya minta ampun tetapi di balik sikap shae seperti itu. Shae baik. Bahkan sangaaat. Menurut fira.

"fira bareng gu..."

"APA! engga deh engga gue ga ada tem.."

"ada gue shae"potong dion, yang entah dari mana mungkin langsung cling mungkin.

"ada temen kan?ayo fir"kat andri lalu menarik fira

"setan lo ndri!"umpat shae, lalu berjalan mendahului dion di belakang nya, dion memasukan kedua tangan nya ke saku celana nya.

"shae tunggu"teriak dion. Shae tak bergeming tujuan nya satu ingin cepat sampai ke aula.

"babe tunggu dionnn"teriak dion dengan suara di imut-imutkan. Shae berhenti dan dion berdiri di samping shae yang sedang mengatur nafas nya.

"ngomong apa lo tadi?!"tanya shae, dion mengeriyitkan kening nya dan menyatukan kedua alis nya.

"yang mana??"tanya dion, shae menghembuskan nafas nya dengan kasar

"yang tadi. Monyet."kata shae dengan penuh penekanan. Shae terkekeh

"oh yang tadi?tadi gue bilang shae jangan jutek-jutek sama dion, mau ga jadi pacar dion?"kata dion

--;;--;;--

Selalu ada sumpah serapah yang keluar dari mulut shae, akibat penuturan dion yang ga jelas. Bahkan sangat ga jelas menurut shae.

Shae menopang dagu menatap keadaan katin yang lumayan ramai. Masalah aula?hanya pemberitahuan nanti sehabis ini bersih-bersih dan pulang cepat. Karena guru rapat. Serta camping. Yang amat tak penting menurut shae, tetapi pulang cepat?shae bersyukur.
Mengaduk orange juice nya. Dan sesekali meminum nya.

"hai..."suara yang amat familliar. Siapa lagi kalau bukan dion. Yang sudah naro berbagai macam makanan dan minuman.

"ASTAGA! dion setan,kenapa lo bawa ini semua"pekik shae,dion cengengesan dan duduk di hadapan shae. Shae menatap dion dengan tampang bodoh nya. Tapi, menurut dion itu tetap cantik.

"gue laper. Lagian lo kenapa ga beli makan? Minum doang. Kek orang susah. Ga punya duit?"cerocos dion lalu memakan nasi goreng nya dengan lahap. Keselek mampus!.batin shae

Shae hanya menatap kesal cowok di hadapan nya ini yang setiap hari nya membuat shae kesal.
"kenapa liatin?mau?iya?nih"kata dion menyodorkan ketoprak untuk shae. Dan shae bertambah kesal.

"dasar kebo.tolol.bego, lo kira gue ga punya duit buat beli apa?!"maki shae , dion keselek lalu meminum es teh nya. Setelah minum, dion mengusak kerongkongan nya. Pertanda lega.

"yekali gitu."

Shae bangkit dari kursi, hendak berbalik badan tapi tangan nya di cekal oleh dion

"gue kelaperan karena ngejar cinta lo yang ga dapet-dapet saking gue ngejar dan berusaha gue tambah laper. So, cepet nerima gue ya. Biar gue kenyang karena cinta lo"

ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang