12

22 1 0
                                    

Plis, gue bingung mau bilang apa?tapi. Makasih.

-shae.

--;;--;;--

Shae nunggu taksi sejak tadi dan belum juga dapat. Malah udara mulai mendung. Shae merapatkan jaket adidas nya. Udara nya lumayan dingin. Mood nya buruk hari ini, pertama mobil mogok, kedua ke ruang kepsek, ketiga berdebat dengan pak tio, keempat ucapan dion tadi di taman

"shae lo masih sendiri?"tanya dion, shae menatap dion sekilas dan kembali menatap lurus

"kenapa?"hanya itu yang keluar dari mulut shae,dion menoleh menatap serius shae. Dan shae pun juga.

"enggak kalo lo masih sendiri,bolehkan gue jalan bersama?"

Shae tak habis fikir apa yang ada di fikiran tuh bocah. Tak lama hujan mulai turun, shae tetap diam di tempat tanpa menggeser tempat berdiri nya saat ini. Bahkan tak mencari tempat untuk neduh.

Hujan semakin deras,mobil tak banyak yang berlalu lalang. Bibir shae sudah pucat. Tapi, tetap saja shae berdiri disana.

Dion dan ketiga teman nya keluar dari ruangan basket,yep mereka iseng main basket. Dion membuka foto shae yang tadi siang setelah di copy ke handphone nya.

Fadel nyikut dion"apa sih!"ketus dion, yang tak mau ngalihin pandangan nya dari foto shae. Fadel mendengus kesal. Lalu menarik kepala dion menuju shae yang sedang berdiri di depan gerbang"Noh, shae lagi nunggu apa tau ujan-ujanan lo mau nyamperin atau gue?!"kata fadel penuh penekanan dan galih serta andri hanya menyimak saja.

"njir, bidadari gue calon ibu anak-anak gue kenapa ujan-ujanan! Pegang!"kata dion memberi handpone nya kepada galih. Galih melirik bukan melirik sebenarnya melainkan kepo. Ternyata foto shae. Dion berlari mengambil payung di bagasi mobil nya dan menghampiri shae.

Shae memeluk diri nya sendiri,menoleh ke kanan dan ke kiri taksi tak kunjung datang. Hingg ada seseorang memayungi diri nya. Dion. Cowok itu.
"ngapain ujan-ujanan, nanti lo sakit."ujar dion

"Taksi. Dingin. Pusing."lirih shae lalu ambruk seketika, ketiga teman shae langsung berhambur menolong dion yang kelimpungan menggendong shae dalam keadaan hujan seperti ini.

--;;--;;--

Shae mengerjapkan mata nya beberapa kali, mata nya masih berkunang-kunang rasa nya berat sekali untuk membuka mata, kepala sangat pusing. Di dahi nya ada handuk kecil. Ini bukan kamar nya, Alangkah terkejutnya shae melihat dion yang tertidur di samping kanan shae.

Di nakas terdapat air yang sudah dingin bekas kompresan?di buka selimut baju nya sudah terganti. Shae menggoyangkan badan dion dengan susah payah nya. Dion mengerjapkan mata nya.
Dan langsung 100% melek. Ketika ngelihat gadis nya telah sadar
"Apa yang sakit?kepala lo masih pusing?lo masih kedinginan?atau mau gue peluk aja?"cecer dion, shae melotot mendengan ceceran dion.

"ini dimana?baju gue."kata shae lirih, dion tersenyum.

"ini di apart biasa anak-anak ngumpul, slaw gue minta tolong tetangga sebelah gantiin baju lo. Serius"kata dion

Dan shae hanya mengangguk lalu berusaha bangkit , dan dion langsung membantunya"berasa lumpuh gue!"gerutu shae.

"lo tadi ngapain sih?"tanya dion

"mobil gue mogok, gue nunggu taksi malah ga nongol. malah hujan"jelas shae. Dion mengangguk

"lain kali, kalo ga bawa mobil minta gue anterin aja, gue siap kok"kata dion dan shae hanya menatap lurus di ke depan

"shae?"

Shae mengerjapkan matanya lalu menoleh"iya kenapa?"

"gue perhatiin lo ngelamun, ada apa?"tanya dion

"gpp. btw, makasih."kata shae tersenyum, dion nganga ngelihat shae tersenyum yang amat langkah bagi dion.

"kenapa lo?"tanya shae

"lo barusan senyum."

ProblemsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang