"YAAAAAAA!!!!!!!!!!!! Bagaimana bisa kau menyuruhku membeli barang itu? Kau sudah gila?!?!"
"Aisssh shikeureo!!! Kau tidak lihat kakiku digips begini?"
"YA TAPI TETAP SAJA!"
"Lagipula kau masih punya hutang padaku, kau tidak ingat sweater yang kau beli pakai uangku?"
"Jadi kau tidak ikhlas membelikannya?!"
"Ya, setidaknyakan jadi setimpal!"
"ANIYA! Aku akan bilang eomma kau menyuruhku membeli barang seperti itu- ACK!!!"
Jiho oppa menjewer kupingku. "Heh, awas saja kau dasar cepu. Kau mau aku bilang eomma juga apa yang kau lakukan saat mabuk kemarin?"
"Kau sudah janji tidak akan melaporkannya!"
"Nah, karena itu belikan aku komiknya besok oke?" Jiho tersenyum penuh kemenangan. Ia lalu mengacak-ngacak rambutku dengan tangan lebarnya. "Aigoo, chakhada uri yeodongsaeng."
Aku menepisnya kasar. "Aish, mwoya! Besok aku mau bertemu teman jadi tidak bisa."
"Ya, lusa atau besoknya lagi yang penting kau belikan." ujar Jiho. "Ah, omong-omong bagaimana kau dengan Mino? Aku bilang padanya kalau dia menghubungimu lagi akan kubuat retak rahangnya."
"Kenapa kau bilang begitu?! Dia baik-baik saja padaku.."
"Memangnya ada laki-laki yang tidak baik kalau sedang berusaha pdkt? Ck, bodoh." Jiho mengatakan hal tersebut dengan nada penuh nyinyiran. "Pokoknya kau tidak boleh lagi bertemu dia."
"Tapikan dia temanmu?"
"Justru karena dia temanku!" seru Jiho. "Walaupun kau menyebalkan, aku tetap tidak mau adikku dimanipulasi laki-laki seperti dia."
"Hah, kau bilang seperti itu seakan-akan kau lebih baik daripada dia."
Ia hanya mengangkat bahunya cuek. "Setidaknya aku lebih baik kalau urusan bertarung dan ngerap."
"Kata orang yang kakinya terkilir karena menghindari kecoa di kamar mandi."
"Ya! Itu tidak ada hubungannya!"
Aku hanya memberinya mehrong yang lalu dibalas serupa olehnya. Jiho hanya setahun lebih tua daripadaku jadi kami lebih mirip teman dibanding kakak adek. Walaupun ia sering kurang ajar dan tidak memperlakukanku sebagai adik perempuan, ia lebih perhatian daripada seseorang terhadap pacarnya.
Ya.. itupun kalau aku punya pacar.
"Ohiya, kudengar dari Sungkyung kau mau ikut kencan buta?" tanya Jiho.
Aish, dasar comel. Kenapa pula ia bilang-bilang pada kakakku.. "Iya, kenapa?"
"Hmm, tidak apa-apa sih. Ini sudah keberapa kalinya kau ikut kencan buta, kau tidak mau menyerah saja?"
"YAAA!!!!!!"
Brakkkk! Bunyi pintu kamar dibuka.
"Kalian mau tetap disini bertengkar seperti anjing dan kucing, atau kalian pergi ke ruang makan sekarang sebelum supnya dingin?" tanya eomma yang masih memakai apron hijau pemberian appa.
Tanpa basa-basi aku langsung melesat keluar kamar.. dan tidak sengaja menginjak gips Jiho.
"AAAAAAAACK!!! WOO NISEUL!!!!!!!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sides (Reply 1988)
FanficAfter effect dari ending drama Reply 1988. Bahasa Indonesia. Jungpal focused. Sama OC. Read at your own risk WKWKW