"Waenyol? Kukira Jisoo bukan tipe-tipe yang suka baca komik seperti itu. Aku kenal dia sejak kecil tapi tak pernah sekalipun aku menemukan hal-hal porno di kamarnya." ujar Sungkyung begitu kami bertemu. Sudah dua hari kejadian itu berlalu tapi rasa maluku belum juga hilang.
"Ya mana mungkin dia menunjukkannya padamu? Pasti dia sembunyikanlah!"
Sungkyung hanya mengangguk-angguk sambil memakan daging hasil pangganganku. "Hmm, berarti Zico oppa baca yang seperti itu ya? Menurutmu itu berhubungan tidak dengan tipe idealnya? Mungkin ia suka yang seksi-seksi?"
"Kau.." Jari telunjukku mendarat tepat di dahi Sungkyung. "..jangan coba-coba menjadi seksi karena dia ya. Awas saja."
"Heol, memangnya kenapa? Namanya juga usaha!" Zico adalah panggilan sayang Sungkyung untuk kakakku. "Dia masih istirahat di rumah? Kakinya belum sembuh?"
"Kurasa sih sudah, tapi ia sengaja tidak mau melepas gipsnya agar dimanja dan bisa menyuruh-nyuruhku. Kemarin aku coba injak kakinya saat ia tidur dia tidak bangun tuh."
"Eiiish, kau jahat sekali sih sama oppamu." cibir Sungkyung. "Oh iya, bagaimana kalau malam ini kita minum-minum? Kita kan sudah lama tidak minum!"
"Ah, taesso. Kita mau minum-minum bagaimana, kita berduakan jelek sekali kalau mabuk!"
"Ayolah, aku sebenarnya sedang stress karena bosku mengancam akan memecatku kalau aku tidak dapat gosip untuk dijadikan artikel."
"Serius???" Mataku melebar terkejut. Untuk seorang Sungkyung yang selalu tahu gosip-gosip hangat seputaran artis, syok rasanya mendengar ia kehabisan stok gosip. "Mungkin bosmu hanya bercanda?"
"Ah, molla.. yang jelas aku butuh minum sekarang." Sungkyung melambaikan tangan ke seorang pelayan ber-apron dan kacamata. "Cheogi! Satu botol soju dan dua gelas ya!"
Beberapa menit kemudian pelayan itu datang dengan nampan berisi dua botol soju dan dua gelas. "Kami sedang ada promo awal bulan jadi soju yang satu ini gratis."
"Jinjja?! Wah, lihatkan Seul? Kita memang ditakdirkan untuk minum malam ini!"
Aku rasa pelayan itu cuma cari alasan, dia hanya mau menggratiskan botol itu karena dia tertarik dengan Sungkyung.
"Kalau mau pesan yang lain, panggil saja aku. Namaku Dongryong." ujarnya sambil membenarkan letak kacamatanya.
Aku memutar bola mataku sedangkan Sungkyung tertawa sambil mengacungkan jempol. Setelah pelayan itu pergi, Sungkyung menuangkan sojunya ke gelas kami.
"Nah, sekarang.. mari kita mulai!"
*****
Karena sudah hampir tengah malam, seharusnya restorannya sudah mau tutupkan? Aku sengaja datang jam segini karena ingin mengobrol dengan Dongryong. Tidak banyak yang berubah sejak terakhir kali aku ke sini. Tanpa kusadari bahkan setelan baju yang kupakai juga sama seperti hari ulang tahun eomma yang dirayakan di sini.
"Dongryong-ah!" seruku begitu masuk ke dalam restoran.
"Aduh! Iya iya maaf- eh agassi jangan dilempar!!! Aigoo, ottokaji.." Terdengar suara Dongryong dan sayu-sayu perempuan yang sedang marah-marah. Begitu ia melihatku matanya terlihat berbinar-binar. "JUNGPAL-AH!!!!"
"Wae geurae- ya! YA!! Jangan tarik-tarik aku!"
"Jungpal kau harus menolongku!!!" ujarnya dengan histeris. Kusadari ia tidak memakai kacamatanya dan rambutnya acak-acakan. Bahkan tali apronnya tidak terikat dengan benar. "Aku hampir mati di sini!!!"
"Kau kenapa sih? Memangnya kau habis ngapain?!"
"Agassi agassi itu.. ani, yang satunya tertidur.. TAPI YANG SATU LAGI!"
Aku lalu melihat ke belakangnya, ternyata masih tersisa dua pelanggan di restoran ini. Yang satu wajahnya terbenam di lipatan tangannya sendiri, yang satu lagi sedang menyanyi dengan botol soju yang kosong.
"Aish, kenapa kau tidak mengawasi mereka sebelumnya agar tidak minum terlalu banyak?" ujarku.
"Ya mana kutahu kalau mereka peminum yang payah begini?!"
"YA!! SIAPA YANG KAU BILANG PEMINUM PAYAH?!" seru perempuan yang sedang memegang botol soju itu. "Kau mau kupukul dengan mic-ku ini?!"
"ANIYA! Ani, bukan siapa-siapa.. silahkan dilanjutkan minumnya-"
"Sojunya habis. Ambilkan aku soju lagi! Aku mau minum.. aku.. aku.." Tiba-tiba perempuan itu meneteskan air mata.
"A-agassi, gwenchanayeo?" tanyaku.
"AKU TIDAK MAU DIPECAT HUHUHUHUHUH!!" raungnya. Ia lalu menghampiri temannya yang tertidur dan memeluknya. "NISEUL-AH AKU TIDAK MAU DIPECAT HUAAAA!"
"YAISHHH! SHIKEUREO!" teriak temannya itu. Ternyata ia tidak tidur. "Kau kira aku mau ditinggal tunangan seperti ini??? HAH??? AKU JUGA TIDAK MAU SEPERTI INI!!!"
Tunggu, sepertinya aku kenal orang itu.
"N-niseul-ah.. kau kasihan sekali.. uhuhuhu." Perempuan yang tidak mau dipecat itu mengelap ingusnya dengan lengan bajunya. "Kau kasihan sekali.. AKU JADI MAKIN SEDIH HUHUHUHUH."
"KENAPA MALAH KAU YANG NANGIS BODOH HUHUHUHUH.." Niseul ikut menangis bersama temannya. "KAU LEBIH KASIHAN KALAU KAU BENERAN DIPECAT."
"ANIYA. KAU LEBIH KASIHAN KARENA PACARMU BERTUNANGAN DENGAN ORANG YANG DIJODOHKAN OLEH ORANGTUANYA."
"KAU YANG LEBIH MENYEDIHKAN KYUNG."
"ANI. KAU SEUL."
"KAU!"
"KAU!!!"
"Astaga.. mereka benar-benar menyedihkan." ujar Dongryong, ia terlihat sama sedihnya dengan kedua perempuan itu. Ia lalu beralih padaku. "Jungpal-ah, kau tolong urus perempuan yang ditinggal tunangan oleh pacarnya ya? Aku urus yang satunya."
"Ya! Kenapa aku harus ikut menolong mereka?" tanyaku. "Dan kenapa kau memilih siapa yang mau kau urus?!"
"Eiiish, sudahlah ikuti saja kata-kataku." ujarnya. Lalu tanpa menunggu jawabanku, ia berangsur menghampiri perempuan yang hampir dipecat itu. Dongryong mencoba menawarinya segelas air putih dan menenangkannya dengan kata-kata 'tidak, kau tidak akan dipecat kok'.
Waenyol.
![](https://img.wattpad.com/cover/67410168-288-k748635.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sides (Reply 1988)
Hayran KurguAfter effect dari ending drama Reply 1988. Bahasa Indonesia. Jungpal focused. Sama OC. Read at your own risk WKWKW