EIGHT

352 12 0
                                    

Ia berlari ke rumah nenek Dong. Di rumah itu hanya ada Dong Mi. Tak tahu apa yang harus dilakukan, Chul Soo mengikuti nalurinya dan membawa Su Ni ke dalam hutan.

Malam itu ibu Su Ni dan para tetangga mencari Su Ni dan Chul Soo ke dalam hutan. Bukan mereka saja, rupanya Ji Tae dan Profesor Kang juga ikut mencari. Ibu Su Ni menangis karena tak bisa menemukan puterinya.

“Kubilang juga apa. Aku punya firasat masalah serius akan terjadi,” ujar Ji Tae. Ia bertanya-tanya bagaimana Chul Soo bisa keluar. Sama sekali tidak terpikir Su Ni yang mengeluarkan Chul Soo.

Akhirnya mereka menemukan Su Ni. Su Ni terbaring di tanah sementara Chul Soo duduk di sampingnya. Ibu Su Ni langsung ingin menghambur pada putrinya tapi beberapa orang menghalanginya. Bahkan seorang dari mereka mengeluarkan senjata laras panjang dan mengarahkannya pada Chul Soo.

Sun Ja segera menghalanginya. Mengapa mereka hendak menembakkan senjata pada oppanya? Profesor menenangkan kalau senjata itu hanya berisi obat bius. Tapi Sun Ja tidak peduli. Ia berjalan ke arah Chul soo dan mengajaknya pulang. Chul Soo nampak senang dan hendak bangkit berdiri.

Tapi tiba-tiba beberapa orang mendorongnya dan menahannya agar tetap tiarap di tanah. Ibu Su Ni segera menghambur pada Su Ni yang masih terbaring tak sadarkan diri.

Chul Soo hanya diam saja saat tubuhnya dirantai. Pandangannya hanya tertuju pada Su Ni.

Chul Soo kembali dikurung di gudang. Kali ini lehernya diikat dengan rantai ke sebuah pasak yang tertanam di lantai. Benar-benar diperlakukan seperti anjing.

Profesor Kang menjelaskan pada semua orang mengenai perilaku serigala. Serigala dapat mengehar mangsa dengan kegigihan luar biasa. Selain itu mereka bisa menahan lapar dalam waktu lama. Serigala juga termasuk salah satu spesies yang hanya mencintai satu wanita selama seluruh hidupnya.

Profesor Kang akhirnya memberitahu kalau Profesor Park (pemilik rumah terdahulu) ingin menciptakan tentara yang lebih baik untuk penyusupan. Ji Tae berkata langsung saja pada intinya, Chul Soo itu bukan manusia tapi hewan. (Sepertinya Profesor Park melakukan penelitian pada anak-anak dengan memasukkan gen serigala untuk membentuk pasukan tangguh)

Profesor Kang tidak ingin menyebutnya demikian. Ia ilmuwan dalam bidang yang sama dengan Profesor Park dan mereka telah beberapa kali saling berkirim surat. Ia sedang berusaha menjelaskan ketika tiba-tiba seorang perwira bertubuh besar bergabung dengan mereka. Ji Tae terlihat senang dengan kemunculan perwira itu sementara Profesor Kang sebaliknya.

Profesor Kang berkata percobaan terhadap manusia memiliki masalah etis yang serius. Jika hal ini diketahui masyarakat, banyak kritikan yang akan muncul. Apalagi jika pers asing tahu dan mengetahui pejabat yang memerintahkan penelitian itu.

Mendengar itu, sang perwira tersedak. Dengan suara tegas ia berkata tidak ada bukti campur tangan pemerintah dalam penelitian ini. Ia melakukan penelitian ini sendirian (tanpa perintah dari pemerintah). Profesor Kang ingin meneliti Chul Soo lebih lanjut. Tapi perwira itu tidak setuju. Chul Soo tidak boleh keluar dan diketahui masyarakat.

“Jika kau melakukan penelitian ini sendirian, mengapa kau begitu berhati-hati?” sindir Profesor Kang.

“Sialan! Jika atasan memberi perintah maka itu harus dipatuhi! Mengapa kau mendebatku? Sebenarnya aku tidak tahu. Pokoknya, kalau anak itu berbahaya kita harus….membunuhnya.”

Ibu Su Ni dan Sun Ja terkejut. Ji Tae tersenyum puas.

“Membunuhnya?” tanya Sun Ja marah.

“Benar. Jika publik mengetahuinya…bukan, membawa dia keluar adalah hal yang berbahaya,” kata perwira itu.

Ibu Su Ni berkata ia tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan tapi mungkin ada kesalahpahaman. Ia berkata Chul Soo adalah anak yang baik, hanya saja tidak bisa berbicara dengan lancar.

Ji Tae berkata apakah ibu Su Ni tidak sadar, jika mereka terlambat datang sedikit saja Su Ni pasti sudah dimakan oleh Chul Soo. Sejak awal seharusnya Chul Soo tidak dimasukkan ke rumah ini. Ibu Su Ni dan Sun Ja menatap Ji Tae dengan kesal.

Keesokan harinya, ibu Su Ni hendak mengantar Su Ni ke dokter. Begitu melihat Su Ni berjalan keluar rumah, Chul Soo langsung gelisah di dekat jendela. Su Ni mengerti Chul Soo sedang mengkhawatirkan keadaannya.

Ia lalu menggantikan Sun Ja untuk membawakan makanan untuk Chul Soo. Gudang tempat Chul Soo dikurung dijaga oleh perwira bersenjata. Chul Soo nampak gembira dan bersemangat begitu melihat Su Ni datang.

“Aku akan segera kembali, jadi tulis surat 10 kali sampai saat itu,” kata Su Ni sambil meletakkan makanan di meja. “Makanlah yang banyak dan jangan berteriak di malam hari.”

Su Ni bergegas pergi sambil menahan tangisnya. Chul Soo nampak terpukul. Ia berlari menerjang pintu. Para penjaga berusaha mencegah Chul Soo keluar. Su Ni berbalik.

Chul Soo sekuat tenaga hendak keluar. Ia mengulurkan tangannya ke arah Su Ni. Ibu Su Ni dan Sun Ja berdatangan ke gudang.

Perwira bertubuh besar mengokang senjata dan siap menembak Chul Soo.

“Tunggu!” ujar Su Ni. “Chul Soo, tunggulah.”

Mendengar itu, Chul Soo tak lagi berontak dan mundur. Pintu langsung tertutup kembali.

“Sudah kubilang ia berbahaya,” ujar Ji Tae.

“Jika hal seperti ini terjadi lagi, kami akan menembak,” ujar si perwira.

“Menembak? Jangan coba-coba menyentuh Chul Soo saat aku tidak ada di sini!” ujar Su Ni marah.

Su Ni dan ibunya lalu pergi. Profesor Kang dan perwira mengamati Chul Soo melalui kamera yang dipasang di gudang. Chul Soo nampak sedang diam menulis di meja.

Sun Ja berkata Chul Soo sedang belajar menulis hangul. Profesor Kang berkata perilaku Chul Soo tidak ada yang aneh. Chul Soo hanya duduk diam menatap pintu atau menulis.

“Mengapa dia tidak makan?” tanya si perwira.

“Karena tidak ada kakak,” jawab Sun Ja.

“Pokoknya, jika ia melakukan hal yang tidak ada wajar atau tindak kekerasan, ia akan langsung ditembak,” ujar si perwira.

Ji Tae mendengar pembicaraan mereka dan terlihat tidak senang. Duh, ini orang bener-bener deh…


Vote  and commen nyaa !!

A Werewolf boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang