Messages

485 56 0
                                    

Hai semuanya! ma'af banget ya aku kelamaan kabur gak nulis-nulis.. dan sekarang baru balik :'

Nah sebagai permintaan ma'af, aku akan kasih kalian hadiah!

Apa ya hadiahnya??

Hadiahnya adalah..

Bonus 3 chapter sekaligus! Yeay! semoga kalian senang ^^

Oh iya btw, happy more than 1000 readers everyone!! makasih banget ya, yang udah baca, vote, dan komen. Tanpa kalian, mungkin cerita ini gak ada apa-apanya.

Ok, happy reading!

_________________________

Duduk di depan laptop saat malam minggu memang menyenangkan. Apalagi tanpa pekerjaan rumah dan sinyal wifi yang stabil.

Ya, itulah yang sedang aku lakukan saat ini. Enak sekali rasanya. Malam minggu yang identik dengan malamnya para jomblo, kini telah terhapus sementara. Yes, because i have my bae in front of me, and it's my dearest laptop.

Apa yang aku cari di internet memang seperti kebanyakan orang. Nonton youtube, main twitter, nge-chat random di omegle, dan lain sebagainya.

Sampai tak terasa jarum jam di kamarku telah menunjukkan angka sepuluh. Mataku mulai berair, mulutku tak berhentinya menguap, tapi rasanya masih ada keinginan untuk melanjutkan cyber surfing.

Pertanyaannya, mau ngapain lagi?

Nge-tweet udah.
Nonton MV udah.
Buka omegle udah.
Nge-stalk udah.
Posting foto baru di ig udah.

Aaahh... apalagi dong??

Aku termangu sesaat. Kupandangi layar laptopku yang masih menampilkan home page mozilla firefox.

PING!

Tiba-tiba handphone di sebelahku berbunyi, tanda ada pesan masuk.

Kutengokkan kepalaku dengan malas ke arah handphone, dan mataku yang tadinya berair karena menahan kantuk, kini melotot karena menahan kaget.

Pesan yang masuk ke handphoneku dikirim via LINE. Dan aku sangat tak menyangka dengan nama pengirim pesan tersebut.

Jun_

Itulah nama yang tertera.

Apakah ini nama Jun temanku? Kalau iya, sejak kapan dia mendapatkan kontakku?

Aku menggigit bibirku. Tak ada yang bisa dijadikan bukti penguat kalau itu adalah benar-benar Jun yang kumaksud, karena foto profil yang tertera di sebelah namanya tak menampilkan gambar apapun.

Dengan masih diliputi rasa penasaran, akhirnya kubuka pesannya.

Jun_: Ni Hao Kiara! Wan an.. ☆☆☆ Apakah kau sudah tidur? ini Jun yang waktu itu tak sengaja melemparmu dengan bola. Ma'afkan aku karena mengganggumu malam-malam, tapi aku ingin bertanya sesuatu..

Ternyata benar, pesan itu dari Jun. Apa yang ingin dia tanyakan?

Dengan sedikit gemetar, aku membalas pesannya.

QiRan: Oh.. hai Jun! ya, ini aku. Apa yang ingin kau tanyakan? Dan darimana kau mendapatkan kontakku?

Sambil menunggu balasan Jun, pikiranku menerawang jauh. Apa yang ingin dia tanyakan? apakah.. kejadian waktu itu lagi? ah tidak mungkin! itukan sudah selesai. Dan darimana ia mendapatkan kontakku? apa mungkin dari Kai, atau Hana, atau.. ah, banyak sekali kemungkinan!

Hm..
Kusandarkan kepalaku ke dinding kamar. Perlahan kusadari, cowok yang barusan mengirimku pesan terlihat seperti malaikat. Teringat saat dia berbicara denganku, wajahnya terlihat sangat tampan. Sifatnya juga baik hati dan perhatian. Posturnya tinggi, jago main basket, dan sudah pasti pintar. Apalagi yang kurang?

Wajahku bersemu merah saat memikirkannya. Ahh Kiara!!!!! kenapa otakmu ini?? stop-stop-stop! hentikan ini dan lupakan dia! kalau tidak dilupakan, bisa-bisa saat belajar akan terganggu!

Aku mendengus. Hwwwaaa!! tapi gak bisa gitu aja ngelupain Jun!! Emang sih, pas aku ketemu dia, aku bertindak seperti biasa saja seolah everything is alright. Tapi entah mengapa, sekarang aku baru sadar kalau dia sesempurna itu dan wajahku sampai merona.

Wait, jangan-jangan.. aku suka dia? aduduh.. jangan sampai deh..

"Belajar aja belom selesai, masa udah mau ngurusin cinta?"

Entah darimana asalnya, seolah-olah ada suara Kai berbicara. Padahal tentu saja Kai tidak ada di kamarku.

Bulu kudukku merinding sendiri. Hiyy.. darimana asalnya? apa itu imajinasiku saja ya? hm, hm.. bisa jadi.

Gara-gara suara itu, tiba-tiba aku juga kepikiran Kai, si cowok kacamata itu.

Jun dan Kai. Ya.. mereka itu sungguh mirip. Mirip seseorang yang bernama Karry. Salah satu dari mereka pastilah Karry. Tidak mungkin tidak. Sebab, mata, hidung, dan rambut mereka, semuanya sangat mirip foto Karry di majalah waktu itu.

Aku tersenyum menyeringai. Sebuah ide jenius tiba-tiba terlintas di kepalaku.

Stalking.

Ya, aku akan mencari tahu kebenaran di balik kasus kembar-kembaran ini dengan cara itu.

Apa sih sebenarnya hubungan Jun, Kai, dan Karry? mengapa keanehan ini terjadi ? Apakah ini keberuntungan?

Sungguh, jika ini suatu keberuntungan, aku merasa hidup di dalam sebuah cerita fan fiction lagi. Waktu itu, aku sempat ditatap Karry dan ditanya 'are you ok?' dengan emot senyum. Sekarang, saat aku sedang mencarinya, aku dipertemukan dengan dua cowok yang mirip dengannya bernama Jun dan Kai. Ah, sudahlah! lupakan keberuntungan itu. Tidak mungkin ini keberuntungan sebab terjadi berulang kali. Ya, ini pasti takdir!

PLAK!

Sebuah benda yang berbentuk seperti kertas tiba-tiba menamparku. Aw, lumayan sakit! Kuelus pipiku yang memerah karenanya. Uhh.. ternyata aku lupa mentup jendela! Pantas saja angin malam yang berasal dari situ dapat menerbangkan benda itu dengan kencang.

Setelah selesai menutup jendela, aku kembali duduk di tempatku seperti semula. Masih sambil mengelus pipiku, aku menatap benda yang telah menamparku tadi. Sepertinya itu sebuah foto yang terbalik sehingga yang terlihat adalah bagian belakangnya yang berwarna putih.

Dengan penasaran, aku balik foto itu dan melihat gambar yang terpampang di sana.

Dan aku kembali kaget. Di foto itu terlihat sosok pemuda yang sedang tersenyum. Rambutnya yang berponi, matanya yang kecil, hidungnya yang mancung, dan pipinya yang agak tembem. Ya, dialah Kak Kevin.

Kuelus foto itu. Kutatap matanya dalam-dalam. Air mataku mulai menitik lagi.

Kak Kevin..
Dia akan selalu kukenang walaupun kini telah pergi.
Akan selalu ada di hatiku dimanapun dia berada.

Tapi Tuhan memang baik.
Sepertinya.. kini Dia memberikan penggantimu di sini.
Jadi aku dapat senang kembali.
Aku dapat ceria lagi.
Aku berharap, ini adalah kali terakhir menangis.
Selanjutnya, tidak akan ada lagi air mata yang jatuh.

Aku tidak akan membuatnya kecewa lagi.
Aku yakin, orang yang berwujud seperti penggantimu bukanlah suatu kebetulan.
Dia adalah anugerah dan aku ingin menyayanginya seperti aku menyayangimu.

Kuharap, aku dapat menemukannya dengan cepat.

-O0O-

Malam semakin larut. Bintang dan bulan di angkasa kian berkelap-kelip. Kiara kini telah tertidur di tengah tangisannya. Dia sepertinya bermimpi indah. Lihatlah bibirnya yang tersenyum. Cantik bukan?

Handphone di sampingnya lagi-lagi berbunyi. Sebuah pesan rupanya kembali masuk.

Pesan itu dari Jun. Hanya terkirim, dan tak akan dibaca hingga matahari esok pagi bersinar.

Jun_: Hari Selasa, maukah kau menemaniku pergi?

Comes To Leave (TFBOYS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang