Is That Jun?

607 62 5
                                    

Setelah satu setengah jam pelajaran seni, akhirnya bel berdering juga. Untunglah gambarku sudah selesai. Jadi, aku bisa mengumpulkannya pada ketua kelas.

Aku melihat ke arah Xi Ling. Sepertinya dari tadi ia menatapku terus. Mungkin ada yang ingin dia sampaikan. Aku pun menghampirinya.

"Ni Hao, Xi Ling!" sapaku. Xi Ling agak terlonjak. "Astaga! Aku kaget sekali. Oh, ni hao Kiara! Bagaimana kabarmu? Sudah sehatkah?" tanyanya ramah.

"Syukurlah sudah. Ma'af ya kalau aku mengagetkanmu" kataku dengan nada bersalah. "Hahaha.. tidak apa-apa. Kenapa kamu memanggilku barusan?" tanyanya lagi.

"Nngg.. tadi aku melihat kamu memperhatikanku terus. Apa aku ge-er atau ada sesuatu yang ingin kau sampaikan?" tanyaku.

"Iya.. ada sesuatu yang ingin kutanyakan sebenarnya dari tadi. Tapi barusan sudah kutanyakan. Kau sudah sehat atau belum? Hanya itu saja sih.." Jelas Xi Ling.

"Oh.. begitu.." jawabku sambil mengangguk-angguk. "Oh iya. Ma'af ya, kemarin aku tidak bisa mengantarkan catatannya padamu. Jadi aku suruh Kai saja yang mengantarkannya. Apakah kamu sudah menerimanya?" tanya Xi Ling. "Tidak apa-apa. Catatannya sudah diterima kok. Terima kasih ya!" ucapku sambil mengacungkan kedua jempol.

"Sama-sama.. Oh iya! Ma'af Kiara. Aku harus ke ruang guru sekarang. Mr. Lee menyuruhku untuk bertemu dengannya sekarang di sana. Tidak apa-apa kan?" tanyanya.

Aku mengangguk. "Baiklah, sampai jumpa!" katanya dengan terburu-buru lalu pergi meninggalkanku. "Iya, dah.." kataku sambil melambaikan tangan.

Aduh, hampir saja lupa. Aku kan juga ada janji dengan Hana di lapangan basket! Tiba-tiba, baru saja ingin keluar kelas, Hana menghampiriku.

"Hai Kiara, kau kemana saja? Dari tadi aku mencarimu kemana-kemana tapi tidak ada. Ayo kita ke lapangan basket!!" ajak Hana.

"Ah, ma'af kalau merepotkanmu. Dari tadi aku di kelas" jawabku dengan nada bersalah. "Ah, benarkah? Ya ampun.. kenapa aku tidak kepikiran ya mencarimu di kelas? Iya tidak apa-apa. Kau tidak merepotkanku kok. Tenang saja" kata Hana sambil merangkulku.

Akhirnya, kami pun berjalan menuju ke lapangan basket sambil berbicara macam-macam.

-O0O-

Kami telah tiba di lapangan basket. Suasananya saat itu agak ramai. Ada yang bermain basket, ada yang menonton permainan, ada pula yang mengobrol di kursi penonton.

Aku melihat sekumpulan anak laki-laki yang sedang bermain basket. Kelihatannya mereka sangat asyik dan konsentrasi pada permainannya. Hingga tiba-tiba..

"JDUK!!"

Aw!

Sebuah bola basket menghantam kepalaku. Rasanya sakit sekali. Seperti habis kejatuhan batu bata. Hana yang melihatku jadi ikut kaget.

"Ah, ya ampun! Kau tak apa-apa?" tanya orang yang tidak sengaja melemparkan bola basketnya ke arah kepalaku.

Aku meringis. "Ya.. tidak apa-apa. Tidak terlalu sakit kok.." jawabku berbohong. Yah.. daripada urusannya tambah panjang.

"Yakin? Ma'afkan aku ya. Aku tak sengaja" ucapnya. Aku hanya mengangguk.

"Kalau main bola, hati-hatilah!" nasehat Hana kepada orang itu.

"Hei, Jun! Ayolah kita lanjutkan bermain basketnya!" teriak temannya.

Mendengar nama itu, aku jadi kaget. Jadi cowok itu yang bernama Jun? Hah? kukira itu Kai!

Jun yang dipanggil temannya menengok sebentar ke arah mereka sambil mengacungkan jempol. Kemudian setelah itu, dia kembali melihat ke arahku.

Suasana jadi canggung seketika. Aku terus menerus memegang kepalaku. Jun ingin mengobati tapi tak tahu harus bagaimana. Sedangkan Hana..

"Ngg.. Kiara.. " akhirnya dialah yang memulai.

"Kau mau duduk di sana?" tawar Hana sambil menunjuk ke kursi penonton. Aku kembali menggangguk.

Dirangkulnya tubuhku oleh Hana. Kami pun berjalan perlahan menuju kursi penonton yang dimaksud sementara Jun kembali ke lapangan sambil menggigit bibir bawahnya.

-O0O-

Setelah kami berdua duduk, Hana mengeluarkan sebuah minyak gosok dari sakunya.

" Mau pakai ini?" tawarnya. Aku menatap benda itu sebentar. Sepertinya benda itu dapat meringankan sakit dikepalaku.

"Y.. ya.. boleh.. terima kasih" aku pun mengambil minyak gosok tersebut dari tangannya dan mulai mengusapkannya di bagian kepalaku yang sakit.

"Hana.. mm.. ada yang mau kutanyakan.." kataku sambil memijat pelan kepalaku.

"Ya.. silahkan. Kau ingin bertanya apa?" tanyanya.
"Nggg... jadi cowok tadi itu yang bernama Jun?" tanyaku. Hana terdiam sambil memperhatikan Jun yang kembali bermain basket.

"Iya itu Jun" jawab Hana. "Hmm.. kukira itu Kai.." celetukku.

"Ahahahah.. mereka mirip kan? jadi.. kau ingin bertemu dengannya?" tanya Hana. "Ya. Tentu saja. Banyak teman itu baik kan?"

"Hahaha.. kalau begitu.. tunggu hingga dia selesai bermain"

Aku melongo.

A..apa? tapi kan itu bisa lama sekali. Yah.. baiklah. Tak ada pilihan lain. Aku pun menunggunya sambil terus memijat-mijat kepalaku yang masih sakit dan sesekali mengobrol dengan Hana.

Jun memang seperti yang Bu Wao bilang. Matanya memancarkan kehangatan. Terlihat jelas ketika ia menanyakan kedaanku tadi. Dari permainan basketnya, aku bisa menilai kalau dia sedang tak konsentrasi. Lihat saja, sambil mendribble bola, matanya tak pernah absen untuk sesekali melihat ke arahku yang terus-terusan memijit kepala.

Ada apa sih? Biasanya kan cowok itu masa bodo saja kalau habis melakukan kesalahan. Yang penting sudah minta ma'af. Tapi yang ini lain.. dia merasa terlalu bersalah? Atau aku yang kege-er-an?
.

.

.

"STOP!" seseorang tiba-tiba bersuara untuk menghentikan permainan basket.

Hah? Stop?

"Kau kenapa Jun?" tanya salah satu temannya dengan tatapan penuh tanda tanya. Jun yang barusan berkata seperti itu, terduduk di tempatnya berdiri dan mengusap peluh di dahinya.

"Kau capek?" lanjutnya saat melihat gelagat Jun yang seperti orang kecapekan.

"Tidak.. bukannya capek. Tapi aku ada perlu" jawabnya."Jadi sekarang, bermainlah tanpa aku" lanjutnya.

Teman-temannya saling bertatapan bingung. "Yah, baiklah. Kerjakan urusanmu itu Jun" jawab temannya. Jun mengangguk, kembali berdiri, dan..

Berlari kecil ke arahku.

Deg!

Sosok cowok dengan peluh bercucuran itu kembali menghampiriku.

Ya ampun.. cowok ini.. ternyata sungguh-sungguhh mirip Kai! potongan rambutnya, matanya. Aaaaa.. Tuhan.. tolonglah! Aku menemukan seseorang yang sangat mirip dengan Kai. Ini artinya..

Akan ada wujud dua orang Karry di sekolah ini.

Tuhan, cobaan ini sangat berat! Dipertemukan dengan dua cowok mirip Karry, dan manakah salah seorang diantara mereka yang merupakan Karry sesungguhnya?

Comes To Leave (TFBOYS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang