Comeback To School

610 62 3
                                    

Akhirnya hari yang dinanti tiba. Yap, hari ini aku kembali lagi ke sekolah. Yuhu... Senang sekali rasanya. Selama perjalanan, aku duduk manis dan menyanyi-nyanyi sendiri dengan suara kecil.

"Kau tampak bahagia ya?" tanya mama yang duduk di sampingku sambil menyupir mobil. Aku hanya tersenyum.

"Kau tahu tidak? kalau kau tersenyum, senyummu itu sangat indah dan mengingatkan mama pada seorang artis cilik waktu mama masih kecil" kata mama.

Aku mengernyit. "Benarkah? siapa namanya?" tanyaku penasaran. "Namanya.. mm.. mama lupa. Tapi sepertinya dia diliput dalam majalah itu!" jawab mama sambil menunjuk sebuah majalah dengan dagunya.

Aku menatap majalah yang dimaksud. Yonyon Magazine. "Boleh aku lihat ma?" tanyaku. "Tentu saja gadis manis.." jawab mama.

Kubuka perlahan majalah itu. Tapi baru saja membaca halaman pertama, tanganku segera membalik cover majalah.

Di cover itu, ada foto tiga anak yang sepertinya aku pernah lihat.

TFBOYS.

Ya, ini pasti mereka.

"Ma.." kataku pelan. "Apakah mama tahu TFBOYS?" tanyaku. "Ya.. tentu.." jawab mama sambil memutar setirnya ke arah kanan.

Mataku membulat senang. "Mama tahu tentang mereka?" tanyaku lagi, masih tak percaya. "Ya.. tentu saja tidak! memang siapa mereka?" mama balik bertanya. Huh! kukira mama sedang tidak bercanda.

"Nanti kuberi tahu" jawabku malas. "Hm? kapan?" tanyanya. "Mungkin kapan-kapan.."

***

Ketika aku tiba di sekolah, suasana kelas sudah agak ramai. Teman-teman di kelas yang melihatku, menyapaku dengan ramah.

"Hai Kiara! Kau sudah sembuh?" tanya salah seorang anak perempuan tepat di depan pintu saat aku mau masuk.

Aku mengangguk.

"Syukurlah.. hei, omong-omong, apakah kau sudah tahu namaku?" tanyanya narsis. Aku menggeleng. "Belum. Ma'af aku belum tahu.." jawabku malu.

"Tidak apa-apa. Maklumlah, kau belum sempat berkenalan dengan beberapa anak, kan?" tanyanya ramah. Aku mengangguk.

"Nah, perkenalkan namaku Han Gao. Kau bisa memanggilku Hana. Yang disebelahku ini namanya Park Jaeson. Dia dari Korea. Panggil saja dia Jaeson.." kata Hana sambil menarik Jaeson yang sedang berjalan di sampingnya.

"Hei, apa-apaan ini? lepaskan!" bisik Jaeson ke telinga Hana. "Tidak sebelum kau memperkenalkan diri padanya!" balas Hana. Mendengar itu, Jaeson menoleh kepadaku yang sedang bengong. Lalu dia tersenyum.

"Annyeongseo.." sapa Jaeson. "Hai, kamu Kiara ya? Aku kira siapa. Hehehe.. bagaimana kabarmu? Apakah kau sudah baikan?" tanyanya ramah.

"Annyeongseo.. iya aku Kiara. Aku sudah baikan. Kata Xi Lin dan Kai, kalian semua khawatir padaku dan ingin agar aku cepat-cepat masuk. Benarkah begitu?" tanyaku. Mereka berdua bertatapan kemudian menganguk ke arahku.

"Ya, benar sekali. Kami sangat khawatir padamu tapi kami tidak bisa menjenguk. Kata Mrs. Sarah, hanya wakil kelas saja yang boleh menjengukmu. Kalau satu kelas, takutnya nanti kamu malah stress.." jelas Jaeson.

"Wah! Benarkah kalian sekelas ingin menjengukku?" tanyaku kaget. "Ya, benar. Kami sangat khawatir dengan kondisimu.. oh iya, kemarin kan.. katanya Xi Ling tidak jadi mengantarkan catatan pelajaran karena tiba-tiba dijemput ibunya, lalu siapa yang akhirnya mengantarkan catatan itu padamu?" tanya Hana

"Kai" jawabku singkat. "Wah.. Kai, ya? Baik sekali dia" puji Hana. "Waw.. ternyata kembaran Jun yang mengantarkan catatan itu padamu, Kiara?" tanya Jaeson.

"Kembaran Jun?" tanyaku. "Iya, Kai adalah kembaran Jun. Coba saja kamu buka kacamatanya, kemudian kau bandingkan antara Kai dan Jun. Pasti kau akan melihat manusia yang bagai pinang dibelah dua!" kata Jaeson dengan nada berbisik dan senyum nakal.

"HUS! Jangan dengarkan dia Kiara" kata Hana seraya menyikut Jaeson pelan.

"Kenapa? kau suka Jun ya? HAHAHAH!!!" tawa devil Jaeson keluar. Muka Hana memerah. Tapi dia tidak bisa tinggal diam. Ditutupnya mulut Jaeson dengan sapu tangannya. "Diam kau!" perintah Hana dengan kesal. Aku ingin tertawa melihatnya.

"Memang, sih. Kai dan Jun itu mirip. Tapi mereka itu tidak kembaran. Mereka itu hanya mirip mulai dari gaya rambutnya, matanya, hidungnya, dan cara berpakaiannya. Tapi, kamu bisa membedakan mereka juga kok, lama-lama. Oh, iya jangan buka kacamata Kai, ya. Kasihan dia, matanya sedang bermasalah.." kata Hana.

"Hmm.. lepaskan!" Jaeson berusaha melepas sapu tangan yang menyumpal mulutnya. "Omong-omong, kamu sudah tahu belum Jun itu yang mana?" tanya Jaeson.

Aku menggeleng. "Belum, aku belum tahu" jawabku.

"Baiklah.."

KRINGGGG!!

tiba-tiba bel berdering dengan nyaring. "Baiklah.. nanti Hana akan memberitahumu" kata Jaeson yang kemudian menuju bangkunya. "Hei! kenapa aku?" protes Hana. Tapi Jaeson pura-pura tak mendengar. Hana pun mendengus kesal.

"Baiklah Kiara.. nanti saat jam istirahat, kita ke lapangan basket, ya! Aku akan tunjukkan Jun" kata Hana. Aku mengangguk.

"Baiklah. Aku pergi ke bangkuku, ya" kataku. Hana tersenyum. "Silahkan nona manis.."

-O0O-

"Ni hao, Kiara!" sapa Kai. "Bagaimana, kau sudah sembuh?" lanjutnya.

Bukannya menjawab, Aku malah terpaku. Yang benar saja sih? yang di depanku ini benar-benar Kai? kok dia mirip Karry yang di majalah sih? kenapa bisa begitu mirip? dan kenapa aku baru sadar?

"Kiara.." ucapan Kai sekali lagi. "Kau baik baik saja?" tanyanya. Aku mengangguk. "Oh.. oh ya.. apa pertanyaanmu barusan? oh ya, aku.. syukurlah, aku sudah sembuh. Hehhehe.. oh iya Kai, mmm.. gantungan kuncinya bagus sekali" kataku dengan gugup.

"Ah, syukurlah.. lalu bagaimana? Kau suka tidak gantungan kuncinya?" tanyanya. "Iya, tentu saja aku suka sekali. Warna birunya bagus. Musiknya juga indah" jawabku. Kai tersenyum. "Terima kasih atas pujiannya" katanya dengan nada agak direndahkan karena malu.

"Sama-sama. Seharusnya, akulah yang lebih cocok berterima kasih padamu" jawabku.

"Hah? Kenapa?" tanya Kai. "Karena kau telah mengantarkan catatan pelajaran padaku waktu itu dan memberikan gantungan ini" jawabku sambil memperlihatkan gantungan yang diberikan Kai.

"Ooh.. itu sudah kewajiban bagiku. Maksudku, aku kan waktu kemarin juga piket. Jadi, tidak salah kan, kalau aku yang mengantarnya? Dan gantungan kunci itu.. hanya untuk agar kau cepat sembuh.. yah, setidaknya alunan musiknya bisa membuatmu bahagia.." jelas Kai.

"Wah.. kamu baik sekali ya?" kataku kagum. "Ah, tidak juga. Oh iya, kenapa guru seni kita belum datang, ya?" tanya Kai mengalihkan pembicaraan.

Tiba-tiba ketua kelas masuk ke dalam kelas.

"Pengumuman-pengumuman!! Hari ini Mrs. Yin tidak masuk. Jadi, kita ditugaskan untuk menggambar pemandangan apapun di sekolah dengan tema 'my activities at school'. Gambarlah di kertas yang akan kubagikan. Waktunya sampai pelajaran seni selesai. Nah, Kalau sudah selesai menggambar, kumpulkan saja hasilnya padaku. Nanti akan kutaruh di atas meja Mrs. Yin. Ok, Selamat bekerja!" kata ketua kelas dengan bersemangat. Setelah itu, dia pun membagikan kertas gambarnya pada kami.

"Ennggg.. ketua kelas? Bolehkah kita keluar kelas untuk mencari pemandangannya?" tanya salah satu anak laki-laki. "Oh iya, aku hampir lupa," kata ketua kelas sambil menepuk dahi. "Iya, kalian semua boleh keluar kelas untuk mencari pemandangannya" lanjutnya. Setelah dia membagikan kertasnya, kami semua pun keluar kelas dengan tenang.

Diam-diam aku memperhatikan Kai lagi. Dilihat dari mana pun juga, mau dia pakai kacamata atau tidak, mau rambutnya pakai gel atau tidak, dia itu mirip dengan foto Karry yang tadi pagi aku lihat.

Kai, jangan-jangan kau..

Karry yang menyamar?

Comes To Leave (TFBOYS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang