Help!

408 46 0
                                    

".. kabarnya, boyband yang diketuai oleh Wang Junkai ini akan melaksanakan konser mereka di Beijing. Bagi kalian para clovers,..."

Di pagi yang mendung, aku sedang membaca sebuah majalah. Hawa kota yang cenderung sejuk menyebabkan aku merasa nyaman. Beberapa helai rambutku terkadang sedikit bergoyang akibat angin yang bertiup secara perlahan.

Ada beberapa informasi dari majalah tersebut yang sempat membuat dahiku berkerut-kerut. Dijelaskan bahwa, Wang Junkai adalah orang yang sangat sibuk. Dia harus bisa mengatur dirinya sebaik mungkin sebagai pelajar dan sebagai superstar. Bahkan, sering sekali ia tak bisa bermain dengan temannya. Rasanya.. itu semua agak sedikit bertolak belakang dengan Jun yang aku kenal. Jun memang sibuk. Tapi sesibuk-sibuknya ia.. pasti tak pernah sampai kurang pergaulan dengan temannya. Aku sering melihat dia bermain basket saat istirahat, bercanda dengan temannya, dan bukti nyatanya, dia suka bertemu denganku.

Tapi, aku mencoba berpikiran baik. Mungkin saja si reporter majalah kurang lengkap dalam menerima informasi. Ya.. mungkin saja.

Tes

Tes

Tes

Tiba-tiba ada tetesan air yang mengenai balkon apartemenku. Aku melirik sebentar ke arahnya dan kemudian memandang langit. Oh, hujan telah turun! Secepat kilat aku beranjak dari tempat dudukku dan menutup pintu balkon, agar tetes-tetes air hujan tak bisa memasuki ruangan dalam apartemen.

Hufft.. hampir saja kebasahan.

"Kiara!!!!!"

Kini, mama memanggilku.

"Ya, tunggu sebentar!" jawabku sambil meletakkan majalah di atas ranjang. Kemudian setelah itu, aku segera berlari ke arah sumber suara.

"Ya, ada apa ma?" tanyaku dengan nafas yang masih ngos-ngosan.

"Apa jemurannya sudah diangkat?"

CTARRRR!!!!!

Bersamaan dengan pertanyaan mama yang baru terucap, suara petir menyambar dengan dahsyat. Aku termenung sejenak. Agaknya, suara kilat tadi seperti ada di film-film. Cocok sekali dengan pertanyaan mama yang membuat jantungku berdebar.

"B.. belum, ma.. hehhe.. lupa." Aku menjawab dengan takut-takut. Ya, takut dicincang, dijadikan sup, dan dimakan oleh mama. Soalnya saat itu, beliau sedang memegang pisau dapur untuk memotong daging.

"Aduuuuhhh!!! Kamu ini gimana sih Kiara? Mama kan udah nyuruh kamu dari tadi. Kamu gak denger ya? Lagian kan kamu lagi di balkon, tadi. Harusnya sadar dong!" mama nampak kesal rupanya.

"Ma'afin Kiara ma..." jawabku dengan menyesal.

"Hhh.. ya sudah! Sekarang, angkat jemurannya. Cepetan, keburu hujannya tambah besar!" perintah mama.

Aku pun segera mengangguk dan berlari ke arah balkon dimana jemuran-jemuran tersebut menggantung.

Setelah sampai di balkon, berbekal dengan payung yang berwarna transparan, aku mulai mengangkat jemuran satu persatu. Tapi, betapa kagetnya aku. Saat akan mengambil jemuran-jemuran tersebut, tiba-tiba semuanya malah terbang tertiup angin. Uwalahh!! menyusahkan banget sih!

Tanganku pun bergetar. Eh, tak hanya tangan. Bahkan seluruh tubuhku ikut bergetar. Aku takut mama akan memarahiku lagi. Aku takut mama akan benar-benar mencincangku. Aduhh.. bsgaimana ini.

"Hai Kiara!"

Tiba-tiba sesosok makluk gaib, eh makluk aneh maksudnya, datang dari kejauhan dan menyapaku. Wujudnya aneh, seperti superman tapi sipit. Apaan nih? Super-chinese man kah?

"S.. siapa kamu?" tanyaku dengan takut.

"Aku.. Junkai-man! Hahaha! senang berkenalan denganmu gadis cantik!" jawab si makluk aneh yang ternyata bernama Junkai-man. Hmmm... kalau dilihat-lihat sih.. memang nenar dia mirip si Jun alias Junkai itu.

"Kenapa kamu ke sini?" tanyaku masih dengan rasa takut. Jangan bilang, dia ke sini untuk menunjukkan wujud Junkai yang sebenarnya.

"Aku ke sini untuk..."

"Untuk apa?" tanyaku tak sabar.

"Untuk mengembalikan, pakaianmu yang hilang!"

Usai mengatakan itu, Junkai-man langsung membentuk sebuah kekuatan dari tangannya dan mendadak, keluarlah pakaian-pakaianku yang tadi beterbangan.

"Ini, ambilah!" katanya sambil menyodorkannya padaku.

Aku sangat takjub dengan keajaiban ini. Benarkah ini Jun? Ya ampun.. apakah dia benar-benar superhero? Waaww.. rupanya dia menyandang double degree padahal masih pelajar. Yang pertama superstar, dan yang kedua superhero. Keren!

Aku pun berjalan ke arahnya untuk mengambil pakaian-pakaian tersebut. Namun karena jarak antara aku dengannya agak jauh, maka secara tak sadar tubuhku telah 75% menyentuh udara, dan...

"AAAAAAAAA!!!!!!"

aku terjun bebas dari ketinggian apartemen. Oh Tuhan, jangan cabut nyawaku sekarang!

"JUNKAI-MAN!!!! TOLONG AKU!!!!!"

Junkai-man terlihat panik. Segera dilemparkannya pakaianku tadi ke sembarang tempat, dan dia setelah itu, dia segera melesat untuk menangkapku.

20 cm.. tangannya akan menggapai tubuhku.

10 cm.. dia hampir menyelamatkanku.

3 cm...

TUING!

Sangat disayangkan, Junkai-man tersangkut celana dan baju yang tadi ia lempar ke sembarang arah. Akibatnya, jarakku dengannya semakin jauh.

"JUNKAI-MANNNNNNN!!!!!" teriakku sekali lagi.

Sementara Junkai masih bergulat dengan pakaian yang menyangkut pada tubuhnya, ragaku sebentar lagi mencapai tanah.

Dan...

BRUK!

"KIARAAAAAAAAAAA!!!!" Teriak Junkai-man.

Tapi ter-lam-bat. Semuanya sudah terlambat.

Comes To Leave (TFBOYS FANFIC)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang